Body Language

154 13 0
                                    

NSFW! 18+

harap pembaca dengan bijak menyikapinya








-

Sudah dua jam mereka menjalankan pertaruhan konyol itu. Hingga saat gelas kedua puluh Seungyoun akhirnya tumbang.

Bukannya Seungyoun gak kuat alkohol, tapi toleransi Seungwoo lebih tinggi daripada dia. Salah dia yang gak memastikan lawan bertarungnya itu.

Seungwoo membawa Seungyoun ke apartemennya. Bukan karena ia menang taruhan, tapi karena ketika ditanya dimana Seungyoun tinggal tak ada jawaban berarti yang menjelaskannya.

Seungwoo merebahkan seungyoun di ranjangnya, dan melepaskan sepatunya.

"merepotkan sekali," kata seungwoo.

"yak!!! Kau siapa di kamarku?!" omel Seungyoun sambil menatap sangar ke arah Seungwoo.

"kamarku my ass," balas seungwoo sambil menggelengkan kepalanya. ia meninggalkan seungyoun untuk mandi, demi Tuhan, badannya sangat lengket.

Tiga puluh menit berlalu dan seungwoo telah menyelesaikan mandinya itu. Campuran aroma musk dan sandalwood menguar dari tubuhnya. Titik – titik air jatuh dari rambutnya. Cho Seungyoun kamu melewatkan sesuatu yang panas. Pasalnya, Seungwoo hanya memakai handuk di pinggangnya saat ini.

Ketika Seungwoo ingin mengambil baju, atensinya teralihkan. Sepatu Seungyoun belum di lepas. Bisa kotor sepreinya, Padahal baru ia ganti tadi pagi sebelum berangkat kerja.

Ia menghampiri tempat tidurnya yang sekarang dikuasai Seungyoun. Setelah sukses menyelamatkan sepreinya, ia duduk di sisi ranjang sambil mengeringkan rambutnya.

"hei, Mr. Cho wake up," Seungwoo menepuk pipi Seungyoun. Ia ingin Seungyoun tidur dengan nyaman. Siapa pula yang nyaman tidur dengan kemeja dan jeans seperti itu?

Seungyoun merasa terganggu mengerutkan keningnya. "jamie, ten minute please," Seungyoun melepaskan tangan Seungwoo yang ada di pipinya.

"who jamie? Wake up. You need take a shower," ucap Seungwoo lagi.

"ten minute? Please, my jamie?" Seungyoun mulai kesal karena terganggu.

"saya Han Seungwoo, Mr. Cho. Wake up or i will kiss you," Seungwoo mendekatkan wajahnya ke Seungyoun.

cup

Seungwoo mengecup bibir Seungyoun. "bibirmu lebih manis daripada hennessy-ku tadi ternyata," lanjutnya dan dia berniat untuk menjauhkan wajahnya dari Seungyoun.

Seungyoun menahan tengkuknya dan ia menarik Seungwoo untuk menciumnya. Ia mengalungkan lengannya pada leher Seungwoo lalu mencium bibirnya. Dan seungwoo tak mau kalah, ia membalas ciuman itu dengan ganas.

Perlahan tapi pasti, ciuman itu semakin panas. Ditambah Seungwoo telah mengukung Seungyoun dibawahnya. Seungwoo tak sabaran membuka kancing baju Seungyoun, ciuman itu turun ke leher putih Seungyoun. Tak lupa tanda kepemilikan yang akan berubah warna ungu besok pagi di lehernya.

Mendadak Seungyoun mendorong Seungwoo dan duduk di perutnya, " i'm top, Han Seungwoo," ucap Seungyoun.

Seungwoo melihat pemandangan diatasnya menjadi gerah, padahal pendingin ruangan sudah yang paling dingin. Gimana tidak, Seungyoun dengan pipi yang bersemu akibat alkohol dan menatapnya garang.

Seungwoo tersenyum mengejek, ia membiarkan Seungyoun diatasnya, dan ia mulai mendekat untuk menciumnya lagi. Ciuman yang tadi sempat terputus, menyatu lagi. Bahkan saliva dimana – mana.

Seungyoun memutuskan ciuman panas itu, bukan karena ia kalah dan kehabisan nafas. Tapi, celana jeansnya sangat mengganggu. Ia turun dari ranjang dan dengan susah payah melepas celana serta kemejanya itu dan melemparnya asal.

Berniat ingin menindih Seungwoo lagi,namun ia malah ditarik. Posisi mereka kembali seperti semula, Seungwoo yang mengukung Seungyoun dan Seungwoo Kembali menguasai permainan ini.

Seungwoo tertegun. " apa Tuhan melupakan malaikat seindah dirimu untuk menghangatkan ranjangku?" seungwoo menciumi leher Seungyoun lagi. "kau benar – benar indah, sayang," bisiknya di telinga Seungyoun. Lalu ia menjilati cuping telinganya.

"ugh..." Seungyoun tak kuat menahan desahannya. Han Seungwoo emang gila. Tapi dia suka apa yang dilakukan Seungwoo kepadanya.

Tiba – tiba Seungyoun merasakan sesuatu masuk ke dalam tubuh bawahnya. Ia mengernyit, "apa yang kau masukkan?"

Seungwoo hanya menunjukkan smirknya dan sensasi yang Seungyoun rasakan semakin kuat.

Seungwoo mengeluarkan jarinya dan ia membuang handuk yang menutup area privasinya. Ia memasukkannya ke dalam sana. "maaf, aku gak bisa nunggu terlalu lama."

Seungyoun membelak. Ukurannya tidak main – main. "rileks," ucap Seungwoo dan ia mencoba mendorong miliknya makin masuk ke dalam.

Seungwoo mencium bibir Seungyoun lagi. Ia tau kalo rasanya memang tidak enak di awal. Seungyoun mengigit bibir bawah Seungwoo untuk melampiaskan rasa sakitnya itu.

Seungyoun mengalungkan tangannya ke leher Seungwoo. Seungwoo mengecup bibir tipisnya memberi kode bahwa dia akan melakukannya dengan lembut.

Tangan lentik Seungyoun yang menyusuri tengkuknya seakan mengantarkan listrik ke tubuh Seungwoo. tangan itu merabat menjambak rambutnya ketika ia berhasil menemukan titik nikmat Seungyoun.

"ahhhnn.." Seungyoun tak bisa menahannnya lagi. "hnn-faster,please!"

Seungwoo dengan senang hati mengikuti saran Seungyoun. Ia mulai menghentak dengan ganas. Seungyoun yang mulai terbiasa dengan benda di dalam tubuhnya pun menggerakkan pinggulnya.

"ughh...ohh-god! Ahhh! Sshh...ohhh my god!" Seungyoun makin menggila. Ini terlalu nikmat.

"K-kenapa? Kenapa b-berhenti?"

"I am here fuckin you, not god. Scream my name instead," Seungwoo mulai menghujam lubang Seungyoun lagi.

"ah! Seung-woo! Ahnn!"

.

.

.

Malam Seungwoo pun dipenuhi desahan Seungyoun yang mengalun indah di telinganya.





Midnight (H)oursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang