Senyum masih setia menghiasi bibir Shion, kenangan manis itu terulang di kepalanya dan sama sekali tidak mengganggunya.
Ia melipat kembali surat pertamanya tadi sebelum meletakannya pada tempat semula. Kemudian Shion meraih surat selanjutnya.
Tokyo, 22 September 2019
Untuk Shion,
Laki-laki dengan rambut cokelat yang kutemuui beberapa hari lalu.
Apa kau senang dengan julukan yang kuputuskan untukmu? Kuharap kau tidak marah, tapi rambut cokelatmu itu adalah ciri khas darimu selain senyuman dan suara malaikatmu.
Dengan spontan Shion tersenyum, ia memperbaiki posisinya sebelum kembali membaca barisan kata di secarik kertas itu.
Awalnya kukira kau akan lupa denganku setelah pembicaraan biasa kita di perpustakaan, aku selalu menyadari keberadaanmu setelahnya, tapi kau selalu sibuk dengan teman-temanmu dan tidak menyadari keberadaanku.
Aku sempat menggap bahwa diriku hanya satu dari sekian banyak manusia yang pernah berbicara denganmu lalu berakhir sebagai orang asing.
Namun hari ini berbeda, kau melihatku saat sedang berjalan dengan teman-temanmu dan langsung menghampiriku.
Aku sadar di detik ini, aku tidak pernah menyesal berbicara spontan tentang buku kesukaanku padamu tempo hari.
Shion baru saja keluar dari kelasnya, ia berencana untuk makan siang bersama berberapa teman se-fakultasnya di kantin kampus.
Namun, saat ia sedang sibuk berdebat dengan teman-temannya untuk memutuskan akan makan apa di kantin, matanya tertuju pada lelaki yang baru saja berjalan keluar dari sebuah kelas dan duduk di salah satu bangku taman kampus.
Meskipun lelaki itu tidak memakai soft-lensanya, Shion yakin lelaki itu adalah lelaki yang ia kenal.
Tangannya langsung menyentuh salah satu temannya, "Aku kesana dulu," katanya singkat sebelum melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri lelaki itu.
"Kelasmu sudah selesai?" entah di menit keberapa Reito memecahkan keheningan di antara mereka berdua, lelaki itu kembali tersenyum.
"Sudah," jawab Shion, "bagaimana denganmu?"
"Kelasku baru saja selesai semua," jawab Shion lalu menutup bukunya agar bisa terfokus pada Shion.
Kupikir kita hanya sebatas kenalan, tidak lebih, kenalan yang memiliki hubungan dekat karena satu buku fiksi acak yang kau baca, tapi aku terkejut saat kau bilang aku juga temanmu.
Jujur saja, berada di antara banyak orang asing membuatku gugup setengah mati, tapi aku tahu kau juga berusaha membuatku nyaman di tengah-tengah mereka. Buktinya, kau langsung mengenalkan mereka padaku.
Mungkin menurutmu mengenalkanku pada teman-temanmu bukanlah hal yang istimewa, tapi menurutku hal ini benar-benar special dan berharga disaat yang sama.
Aku mengenal orang-orang baru dengan kepribadian yang baru juga.
Terima kasih, Shion, aku benar-benar menghargainya.
Tbc
Maaf ya agak gimana gitu ceritanya. Namanya juga masih newbie kak ^^
Semoga masih berlayar terus TsuruKita ReiOn.
Di Produce 101 Japan kalian suka siapa?
See you next chapter....
KAMU SEDANG MEMBACA
TsuruKita - I Fall For You
Random"Untuk kepingan bahagia dan sendu, aku beruntung pernah bertemu denganmu" - Reito bxb ! ^^ Tsurubo Shion Kitagawa Reito