IMPOSIBLE

207 5 3
                                    

Guys ini cerita pertamaku maaf kalo typo, mohon kritik dan sarannya

----------------------

3,2,1 …. Yeeeee pendaftaran telah di tutup, dan kalian tahu artinya aku diterima menjadi murid di SMAN Nusa Bangsa ”Setelah lama menanti pengumuman akhirnya datang juga. Sebut saja namaku Trisya, tapi lebih sering di panggil tisya, aku sekarang menjadi murid SMAN Nusa Bangsa walaupun belum resmi sih karena belum MOS, dulunya aku lulusan dari SMPN Bela Negara, Banyak orang yang bilang kalau lulusan SMPN Bela negara itu gak bisa masuk sekolahan favorit seperti SMAN Nusa Bangsa tapi omongan mereka salah buktinya aku bisa”. “setelah melihat pengumuman aku pulang dan segera memberitahu ayah dan ibu kalau aku di terima di SMAN Nusa Bangsa.

Setelah beberapa hari, akhirnya MOS pun dimulai. Saat kegiatan MOS di aula, seorang anak laki-laki bermain keyboard dan aku tak asing dengan wajah itu, yaaaa aku mengingatnya dia adalah orang yang ku temui selama pendaftaran, ternyata dia ketrima juga. Aku senang bisa satu sekolahan sama dia karena diam-diam aku agak suka sama dia wkwkwk. Dan kebetulan aku juga suka music meski tak bisa bermain alat music sih.

Malam Pensi MOS telah tiba saat itu peserta didik baru di perintahkan berbaris di lapangan basket dengan keadaan mata tertutup, ku pikir mau di apakan ternyata kita digiring ke panggung pensi yang sudah di rancang dengan indah. Saat itu ku lihat dari jauh seorang berkacamata di atas panggung bernyanyi sambil main gitar, uuuhhhhh keren banget suaranya, masih ku ingat lirik lagu itu “dan kau hadir merubah segalanya menjadi lebih indah” yup lirik itu tepat seperti suasana hati ku saat itu. Setelah pensi kini saatnya pengumuman kelas favorite dikumandangkan, tak ku sangka aku lolos juga seleksi kelas Favorit, dan ternyata dia juga , oohhh Tuhan senangnya hati ini, apakah ini jodoh ???? semoga saja. Ternyata namanya Adra, aku baru tahu nama itu setelah guru mengabsen.

Hari pertama masuk sekolah dan KBM sudah berjalan, ternyata aku tidak 1 kelas sama dia, aku di IPA1 dan dia di IPA2, tapi tak apalah toh kelasnya juga berdampingan. Walikelas ku adalah Pak Jono beliau mengajar bidang Matematika.

SMA adalah masa-masa paling indah dimana kita mulai mengenal cinta, cemburu, galau, dan lain-lainnya, dan tak lupa sahabat juga, aku punya 2 sahabat yaitu si gembrot via dan si cungkring Ata, banyak sekali perbedaan kami, diantaranya Via suka pelajaran seni, Ata suka pelajaran B.Inggris, dan aku suka pelajaran Fisika, sangat jauh berbeda. Meskipun berbeda kita tetap satu, karena perbedaan bisa saling melengkapi, termasuk ketika Ulangan, ketika Ulangan B.Inggris, aku dan Via contek Ata, wkwkwkwk dan sebaliknya.

Salah satu progam di kelas Favorite yaitu picnic tengah semester. Setelah beberapa minggu kemudian kita picnic di Mojokerto tepatnya di UTC. Kita picnic naik truk dan itu sangat menyenangkan, tapi kita tidak turun di tempat tujuan jadi kita ke UTCnya jalan kaki sejauh kurang lebih 3 meter. Saat perjalanan ku lihat dia berjalan berdampingan dengan teman ku (Lia), Lia adalah teman ku yang selalu mendukung ku dengannya. Kulihat mereka asik bercanda dan di situ aku mulai cemburu. Karena waktu itu emosiku labil dan belum bisa dikontrol akhirnya aku mendiamkan Lia.

Saat tiba di UTC, aku duduk di depan tenda sendirian, tiba-tiba Lia menghampiriku dia bertanya “Tisya kamu marah ya sama aku, aku bisa jelaskan aku ga pernah suka sama Adra, kita cuma teman aja kok, kamu harus percaya sama aku, masak gara-gara itu kamu marah sama aku?” “enggak aku gak marah kok sama kamu!” cetusku padahal saat itu aku sangat kecewa. Tapi ya sudahlah aku gak boleh suudzon dulu, mungkin yang dikatakan Lia benar.

Sang fajar pun berlalu, tibalah puncak acara yaitu api unggun dan pensi, sebelum acara api unggun, kita sarasehan bersama walikelas, tapi karena saat itu walikelas kita nggak bisa ikut jadi digantikan oleh Bu Citra. Saat sarasehan aku terkejut dengan keberanian Lia membahas masalah itu, Bu Citra  menyuruhku untuk menjelaskan apa yang terjadi, lalu kujelaskan dengan rinci. Di posisiku aku tahu aku bukan siapa-siapa jadi aku tak berhak mengatur siapa yang harus dekat sama Adra jadi disini aku hanya perlu dihargai saja. Saat aku menjelaskan hal tersebut Lia terus saja menyanggah kalau dia nggak suka sama Adra padahal sebelumnya aku sudah tahu kalau Lia itu diam-diam juga suka sama Adra. Saat itu aku tak kuat membendung tangis ku, aku sangat kecewa dengan Lia. Bu Citra pun mencoba mendamaikan kami dan akhirnya kita berdamai, meski belum sepenuhnya aku memaafkan Lia. 2 hari sudah berlalu, akhirnya kita pulang picnic.

IMPOSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang