Sesosok gadis bersurai putih keperakan yang menjabat sebagai ketua sedang berdiri dengan tegas, dengan dijatuhi tatapan dari ratusan—bahkan ribuan pasang mata yang menatapnya antusias sambil mengelu-elukan nama-nama yang cukup terkenal di pelosok negeri. Gadis itu berdiri memunggungi ketujuh temannya yang ikut diserukan namanya. Dihadapan mereka berdelapan ada beribu-ribu penggemar yang masih setia menatap mereka seolah-olah mereka akan menghilang jika menatap hal yang lain, beribu-ribu penggemar berat yang bahkan sangat mengenal mereka semua, penggemar yang setia berteriak dan melakukan banyak hal dan hal apapun demi mendapatkan suatu hal yang behubungan dengan mereka—orang yang paling dicari dan terkenal di negeri sakura—bahkan di dunia ini.
Sekelompok orang yang bahkan tidak ada satu orang pun yang tidak tahu siapa mereka.sekelompok orang yang bergabung menjadi sebuah band
Sebuah band yang selalu bisa memikat hati orang yang mendengar lagu mereka.
Sebuah band yang bisa berada di puncak tertinggi hanya dalam waktu kurang dari enam bulan.
Sebuah band yang selalu di idolakan dan di elu-elukan
Dan....
Sebuah band yang bahkan tidak ada yang tahu siapa dan bagaimana sosok asli para personil dibalik topeng dan nama palsu mereka..
“Seperti yang kalian tahu, kami... ‘ Shiro kuroh’ pada hari ini, hari dimana kami akan melakukan tantangan yang diberikan oleh musuh kami ‘ hikare to kage ’, yaitu bahwa kami akan megungkapkan jati diri kami yang sebenarnya. Kami akan memberi tahu nama asli kami, dan kami juga akan menampakkan wajah asli kami.” Sang ketua membuka suara sehingga membuat para fans terdiam sebelum akhirnya kembali bersorak agar para idola mereka segera memberitahukan identitas mereka yang sebenarnya.
“ dan berjanjilah, apapun yang terjadi nanti, siapa pun kami ini, mohon agar kalian semua menerimanya dengan baik. Karena apa yang kalian lihat sekarang, bisa saja bukannya hal yang sama jika kalian melihat diri kami yang sebenarnya.” Lanjut sang ketua itu masih dengan suara yang tegas—tidak seperti biasanya.
Setelah mendengar kata-kata sang pemimpin dari grup idola yang sedang naik daun itu para penggemar sedikit mengernyitkan kening mereka—tidak mengerti. Sebenarnya dari ratusan bahkan ribuan penonton di acara itu, ada sekitar tiga ratus lima puluh penonton yang berpakaian mencolok—berbeda dari yang lain, bukan baju bebas melainkan seragam, bisa disimpulkan bahwa mereka merupakan siswa-siswi dari sebuah sekolah terkenal—dilihat dari seragamnya.
Siswa dan siswi itu sebenarnya agak bingung dengan kondisi mereka. Disaat sekolah mereka akan mengadakan study tour siapa yang menyangka kalau ternyata berubah haluan dari study tour menuju sebuah konser dari band terkenal dan aneh nya mereka tidak memerlukan tiket untuk masuk.
“Baiklah langsung saja. Dimulai dariku ya?” ucap gadis berambut perak itu yang membuat semua orang langsung terdiam. Memasang telinga baik-baik untuk mendengar suara sang ketua. Kedua belah bibir itu pun terbuka mengeluarkan beberapa kata yang membuat para fans terpekik senang karena akhirnya mereka tahu siapa nama asli dari sang leader—lain dengan para siswa-siswi berpakaian seragam yang hanya bisa tertegun mendengarnya dan berharap mereka salah dengar.
“Seperti yang kalian kenal, nama panggungku adalah Saki, sedangkan nama asliku adalah....”
Kata-kata selanjutnya lah yang membuat para siswa dan siswi itu berharap bahwa sang leader dari band terkenal itu hanya asal menyebut nama—dan bukanlah nama aslinya. “BOHONG!! KAU PASTI BERBOHONG!!” teriak seorang gadis bersurai hitam kemerahan dengan suara kencang— menolak apa yang telah didengarnya tadi. Sambil mengangkat sebelah alisnya, sang leader bertanya dengan tenang “Apa kau bilang, nona?”.
Sementara itu sang gadis yang tadi berteriak pun mendengus keras sebelum kembali berucap.
“ Kubilang kau bohong! Tentu saja kau berbohong, iya kan? Yang tadi kau sebut bukan nama aslimu kan?!” serunya sehingga membuat beberapa orang menjadi bingung. “Kenapa kau mengatakan bahwa nama yang tadi kusebutkan bukanlah nama asliku, nona?” ucap sang leader—tenang.
Hening sejenak sebelum ahirnya gadis yang berambut merah-hitam tadi berucap.
“Tentu saja kau bohong, karena nama yang kau sebut barusan tadi itu adalah nama yang sangat kukenal. Orang yang memiliki nama itu adalah pesuruhku disekolah tahu! BUDAKKU! Seorang gadis jelek dan kutu buku yang tidak bisa apa-apa, huh!” ucap gadis itu dengan dengusan di akhirannya.
Semua orang menatap kearah ke sang leader yang masih menutup mulutnya sementara ketujuh orang dibelakangnya mulai mengeluarkan aura yang berbeda-beda dan terasa agak—aneh?
“Hn” dua huruf yang disebutkan oleh salah satu gitaris berambut brunette dipotong pendek dengan pakaian ala laki-laki—walau sebenarnya ia adalah seorang perempuan—membuat perhatian semua orang beralih kepadanya.
“Hey nona, bagaimana kalau aku beritahu kau sesuatu yang menarik? Tadi kau bilang pemilik nama itu adalah budakmu yang payah dan tidak berguna kan? Hihihi~” tanya gadis itu yang dijawab oleh anggukkan angkuh dari orang yang ditanyai dan membuat sebuah seringai lebar terpasang di wajah gadis tomboy itu. “Nee~ asal kau tahu, gadis yang kau bilang budakmu itu adalah leader kami lohh~ tidak percaya? Mau lihat wajahnya? Silakan~” ucapnya sing a song walau sebenarnya ada aura kemenangan terpancar jelas dibelakangnya, matanya ikut menutup seraya senyumannya melebar, wajah sang gitaris ini sebagiannya—dari pinggiran mata sampai ke ujung hidung—ditutupi oleh topeng berwarna merah pucat sehingga tidak ada yang terlalu bisa menebak wajah asli dari gadis tomboy ini.
Menyenggol sang leader sebentar sebelum akhirnya berucap “Gih, sana kasih liat muka mu kayak apa” dan tanpa ba bi bu (?) lagi sang leader langsung membuka topeng perak yang tadi digunakannya—semua personil band memakain topeng berbentuk sama hanya berbeda warna—sehingga wajahnya pun terlihat oleh semua orang lalu ia kembali memperkenalkan dirinya sambil menyebut nama gadis yang dari tadi terus menentangnya itu, sementara gadis yang berambut merah bergradasi hitam tadi hanya bisa merosot jatuh ketanah ketika kakinya terasa lemas saat melihat bahwa gadis yang didepannya memanglah gadis yang dikenalnya.
.
.
“Seperti yang kalian kenal, nama panggungku adalah Saki, sedangkan nama asliku adalah... Misaki Younna, dan ya, disekolah aku memanglah budakmu, Yukai-san.”
.
.
.
Pernah dengar bahwa kita tidak boleh menilai buku dari sampulnya? Ada kalanya hal itu memang benar karena siapa sangka kalau seseorang yang biasa-biasa saja ternyata memiliki jati diri yang bahkan benar-benar luar biasa. Dan hal itulah yang terjadi dicerita ini. Disuatu sisi ia hanya seorang gadis lemah yang bahkan tidak berguna. Padahal jati dirinya yang sebenarnya adalah sosok yang paling berpengaruh di dunia ini. Seorang gadis yang sengaja menutup jati dirinya demi mendapat teman sejati yang mau berteman dengannya apa adanya dan tidak melihat kelebihan darinya dan mau menerima kelemahannya.
Ya, demi menemukan teman sejati seseorang bisa melakukan segalanya bukan?
.
Dan inilah cerita tentang seorang idola yang menyembunyikan dirinya menjadi seorang kutu buku di sekolah elite. Rela menjadi bahan cemooh, dan dihina oleh banyak orang. Dari cahaya terang ia berubah menjadi bayangan gelap. Tapi tentu saja tidak selamanya ia akan terus seperti itu. Akan ada saatnya dimana ia akan kembali bersinar—menunjukkan siapa ia sebenarnya dan akhirnya, ia akan mengejutkan seluruh orang dengan jati dirinya yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't See the Cover
Teen FictionShiro Kuroh, sebuah band yang menjadi band terkenal diseluruh penjuru dunia, tidak ada satu orangpun yang tidak tahu tentang nama itu. sebuah band yang bahkan managernya sendiri tidak mengetahui jati diri para personil yang sebenarnya, hanya para pe...