Dari dalam sebuah kamar—tepatnya sebuah studio terdengar alunan musik yang bahkan terdengar sampai keluar ruangan. Di dalam studio itu, ada tujuh orang, 4 perempuan dan 3 laki-laki, dimana ada yang sedang semangat berlatih.
Terdengar suara tabuhan drum yang kencang dari seorang pemuda berambut pirang—alias Rifqi yang sedang serius dalam permainannya, memukul drum sesuai dengan iramanya sementara Fajar memainkan keyboard dengan lincahnya, Yasmine yang terus memainkan gitar listriknya, dan Fia-serta Luisa yang asik bermain bass dengan semangat.
Semua musik yang dihasilkan dipadukan menjadi sebuah lagu, dan kini Misaki dan Yukito menyanyikan lirik dari lagu yang telah mereka sepakati.
Permainan mereka terus mengalir seperti air, dan saat sudah selesai, tiba-tiba saja Min menghampiri Misaki. “Hey Saki, tadi suaramu agak kerendahan, nanti coba dibagian ini tinggikan suaramu ya!” ucap Min kepada Misaki sambil menunjuk lirik yang ada di kertas. “O-oke” jawab Misaki sambil menganggukkan kepalanya.
“Baiklah, istirahat sebentar baru nanti kita mulai lagi ya~” ucap Fia pada semuanya lalu duduk di sofa kecil berwarna coklat.
“By the way, Rifqi aku ngga tau kamu punya tempat seperti ini di rumahmu.” Ucap Fajar sambil memukul punggung Rifqi kencang sampai Yukito bisa mendegar bunyi ‘crack’ pelan. ‘Pasti sakit...’ batin Yukito miris melihat Rifqi yang kesakitan.
“Ukh, itte, apa yang kau lakukan Fajar?! Sakit tau!” ucap Rifqi yang ikut mengepalkan tangannya—ingin membalas perbuatan Fajar yang menurutnya termasuk kekerasan. “Sini kau Fajar! Kubalas kau!!” teriak Rifqi sambil mengejar Fajar namun baru beberapa langkah tiba-tiba saja.
SREETT, GUBRAAKK!!!
Rifqi terjatuh dengan tidak elitnya akibat tersandung kabel— yang ditarik oleh Mamiketa—dan dengan wajah mendarat terlebih dahulu. Fia dan Luisa dengan panik langsung menghampiri Rifqi. “Rifqi-kun! Kau tidak apa-apa??” tanya Fia kepada Rifqi sambil menoel kepala Rifqi.
Tiba-tiba saja Rifqi membalikkan badannya lalu menampilkan wajahnya yang merah—terutama dibagian hidung dan dahi—sambil meringis kesakitan. “Aduuhh!! Kenapa ada kabel sih?! Sial banget aku hari ini.” keluh Rifqi sambil mengusap hidungnya yang berdenyut sakit. “Uh, aku tanya lagi apa kau tak apa?” tanya Fia lagi sambil menundukka dirinya didepan Rifqi, hening sebentar karena Rifqi diam saat melihat Fia dan Luisa yang kelihatan ingin membantunya.
Tiba-tiba saja, Rifqi berteriak kesakitan. “ADUUUHHH!!! HIDUNGKUUU!! HWEEEEE, SAKIIITTTT!!! GIMANAAA INI???!! HWEEEE! NANTI KALAU MUKAKU HANCUR GIMANAAA??!!” raung Rifqi sambil menangis dengan emot TTATT.
Fia dan Luisa langsung panik “E-eh??!! Rifqi-kun! m-mana yang sakit?! Sini aku obati!!” seru Luisa panik, namun tidak lama kemudian terdengar suara Misaki dan Yasmine yang berbicara bersamaan. “Biarkan saja dia, dia hanya mencari kesempatan dalam kesempitan” ,semua perhatian terarah pada mereka berdua. “Jelas-jelas itu cuma akting, lantainya aja dilapisi karpet, dan mana mungkin ada cowok yang sengaja menangis didepan perempuan, dasar aneh.” lanjut mereka bersamaan sebelum akhirnya toss bareng. Oke, mungkin Yukito harus memberi penghargaan ‘pasangan senpai-kouhai paling kompak’ untuk mereka berdua.
“Sudah ah, kalau latihan ya latihan saja, jangan dipake buat cari perhatian para cewek Rifqi...kau itu cowok seharusnya jangan murahan kayak gitu ” ucapan Yukito pun sukses menusuk hati Rifqi sampai ketempat paling dalam dengan bunyi –JLEBB keras.
“Yu-Yukito.....kamu....KAMU JAHAT!!” seru Rifqi sebelum akhirnya dia berlari keluar ruangan yang menyerupai studio itu sambil berlari dengan tangan diayunkan dengan latar bintang-bintang bertaburan dan air mata buaya menuruni kedua matanya—plis jangan dibayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't See the Cover
Teen FictionShiro Kuroh, sebuah band yang menjadi band terkenal diseluruh penjuru dunia, tidak ada satu orangpun yang tidak tahu tentang nama itu. sebuah band yang bahkan managernya sendiri tidak mengetahui jati diri para personil yang sebenarnya, hanya para pe...