Start Allowed Him

6 2 1
                                    

"Hei! Berhenti kau yeoja sialan!"
"Dasar jalang!"
Teriakan demi teriakan tak ia hiraukan. Ia tetap dengan jalan angkuhnya. Rambut hitam kecoklatannya yang tergerai, dengan mata tajam yang terus ia mainkan. Bibir tipis merah dan pipi putih yang merona, dagu lancip dan juga rahang tegasnya, membuatnya sangat terlihat cantik dan mempesona. Tapi ia kejam dan tak tau rasa empati. Ia barusaja cari masalah dengan seorang namja yang menjadi ketua genk mafia disekolahnya.

Gila memang, tapi biarlah, dia menggodaku, gumamnya.

Ayahnya pemilik saham terbesar di sekolah elit ini. Ia anak tunggal dikeluarganya. Ayahnya bekerja di Jepang, ibunya mengurus bisnis di Taiwan. Dia sendiri dirumah. Ups, tidak, dia rupanya akan kedatangan tamu, anak teman ayahnya. Seorang namja tampan kata ayahnya. Tapi, ini akan merusak kesenangannya. Tak apa jika ia bisa bungkam, tapi jika dia macam-macam habislah dia.

Ia kini tengah berjalan dengan wajah berekspresi dingin. Kemana lagi jika bukan ke kantin. Disaat ia hendak melewati gudang ia melihat seseorang berdiri menyender di pintu gudang.
"Aigo! Siapa itu?" Gumamnya.
Ia sempat berhenti, tapi ia putuskan untuk kembali melangkah.
DEG
Ia berhasil melewati namja aneh itu. Tapi ia tiba-tiba menjadi was-was, seperti ada yang ... ia pun menoleh ke belakang.
.
DOOR
.
"Pabbo!! Green tea!! Dasar gila!!" Teriaknya kesal, ternyata itu si Green tea, julukan untuk sahabat kecilnya yang suka macha/ green tea.
"Kenapa?! Kau nampak takut"
"Tadi disana ada seorang namja, kan? Terus benar sekarang dia menghilang, kemana dia?!" Ocehnya.
"Sudahlah Yin, itu dibawah alam sadarmu, tak perlu dipikirkan" jawab si Green tea enteng.
"Dia seperti menungguiku"
"Untuk apa menungguimu, ayo sudah cepat kekelas. Tau tidak, akan ada murid baru, diruang kepala sekolah, dia ada disana, hihi.. ayo mengintip, Yin"
"Oh ya, ayo, tampan tidak?"
"Jangan ditanya" jawab Green tea singkat.
.
.
@in class
"Saem Soora dataang.."
"Bersiap... duduk... berdoa"
"Annyeonghaseo saem Soora"
"Annyeonghaseo, arraseo, hari ini kalian akan kedatangan murid baru, perkenalan dulu ya..."
"Nde, saem"
Dia melangkah masuk, semua mata memandang. Tertuju pada satu titik, objek terbaik yang pernah ada. Tapi bagi Yin itu biasa saja.
"Tampan sekali..... Cool lagi"
"Ish, putiih.... tinggi"
"Dewasa sekalii"
"Keren.. pakai earphone, tipeku sekali"
"Ah, biasa saja. Namja ya seperti itu, memang gaya namja mana yang melenceng dari itu? Aku sudah bosan dengan gaya memuakkan seperti itu" ungkap Yin. "Tunggu, hei Green tea itu namja tadi yang didepan gudang"
"Ahh, jangan bermimpi"
"Sungguh"
"Ya sudah, tanyakanlah apa yang sebenarnya ia inginkan" sela Green tea.
"Ssttt" Panggil Yeoja berkepang 2 disampingnya.
"Kenapa Chips?" Chips namanya, itu julukan untuk dia yang menjadi sahabat kecilnya juga.
"Hmm, Yin-Yin, berhati-hati ya.." ucapnya mantap
"Mwo?! Waeyo aku harus hati-hati, Chips?"
"Aku tidak tau pasti"
.
.
.
Ia, lelaki itu, duduk pas dibelakangnya. Jujur ia agak takut. Tapi -HUFT- ia hembuskan nafas kasar nan panjang.
"Ah, inikan tempat ramai" ucapnya menghibur diri. Ia seperti tengah dalam dilema dunia. Hei, kenapa aku harus berfikir kalau aku yang tengah dicarinya? Pikir Yin. Ia menyibak tabir ketakutannya. Ia raih sayap emasnya lagi. Ia hiraukan lelaki misterius itu. Lelaki itu seperti punya ambisi besar. Tapi, ia bergeming dan masa bodoh.

Hingga -ddrrtt- ada SMS masuk. Ia lihat nomor tidak diketahui. Ia menelan ludahnya payah. Ia risau, firasat buruk hadir. Tapi ia putuskan tetap membuka pesan itu. Entahlah kenapa. Tapi tangannya gemetar. Hingga layar ponsel menyiapkan hasil massage tadi.
"I'll be there
I'll be there
Warning!
I'll be there!"
Begitulah. Dan drrtt, ada sekali massage yang lain. Tapi nanti saja. Ia ingin membalas pesan ini dulu. Ia balas dan ia tanyai siapa gerangan anda ini. Send, tapi, apa, Cannot. Ia kirim berulang-ulang, tapi nihil. Ia mendengus kesal. Ia akhirnya membuka pwaan tadi yang kedua. Nomor tidak diketahui yang lain, entah siapa itu. Ia buka santai.
"Don't answer Him
And say to yourself
'I allowed him Here'
And be quiet"
"Who is him?" Yin mengirim pertanyaan itu.
"If you know, now
You hurt yourself
And don't disturb him
And to be calm"
Yin bingung, ia meminta petunjuk dan terus menanyainya, namun nihil, seperti nomor tak dikenal pertama, tak bisa dikirimi pesan lagi dan lagi. Yin merasa pulsa diponselnya penuh dan banyak. Namun, ada apa dengan 2 nomor misterius ini?
.
.
OK
"I allowed him here"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About To AllowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang