Namaku Richad. Ya seperti itulah orang lain dan teman biasa memanggilku. Seperti yang mereka lihat di sosial media, traveling, berolahraga, dan kuliner merupakan beberapa hobi yang kutekuni. Cerita ini adalah flashback dari apa yang telah kulalui sampai saat ini. Please dont judge!
Sejak kecil aku selalu merasa ada yang berbeda dengan diriku. Normal nya seorang pria akan merasa tertarik dengan seorang wanita, namun tidak dengan diriku. Dibesarkan dengan single parent dan memiliki saudara yang semuanya adalah seorang wanita. Kadang aku tidak tahu seperti apakah seharusnya menjadi seorang lelaki. Yang selalu ditanamkan ke pemikiran aku saat itu adalah laki laki harus berani, jantan, dapat melindungi keluarga dan orang yang disayangi. Untuk dapat melakukan ini maka lelaki harus kuat dan tahan banting! Aku dibesarkan untuk menjadi pria seperti itu. Dengan didikan keluarga maka aku selalu mengikuti kebiasaan pria pada umumnya, mengikuti olahraga di sekolah, rajin berenang, tidur telanjang dada, bahkan sunat pun aku lakukan dengan amat berani meskipun bukan beragama muslim. Tidak hanya untuk kebersihan dan estetika, namun juga menujukkan bahwa Richad adalah lelaki jantan yang bisa tahan sakit melalui proses sunat yang merupakan moment menakutkan buat semua pria. Kata orang tua dan keluarga, semua laki harus sunat!
Mental ini menjadikan diriku tumbuh dewasa dengan pemikiran bahwa aku harus kuat dan menjadi pria sejati. Namun suatu hal yang tidak pernah kupikirkan adalah menyukai lawan jenis. Ya, aku tidak pernah mengerti mengapa aku harus menyukai dan berpacaran dengan perempuan. Namun sejak masa sekolah yang ada dalam pemikiran aku adalah membandingkan diri aku dengan teman teman lain.
Tidak hanya dari sisi pertemanan ataupun nilai pelajaran, tapi dari segi fisik harus aku yang lebih baik dibanding teman kelas lainnya.
Richad harus lebih tinggi Richad harus lebih berotot Richad sixpack Lengan Richad lebih besar Richad harus duluan sunat Richad anaknya pintar Richad keren Semua kata - kata ini adalah mindset yang kutanamkan dalam kepala sejak sekolah dasar hingga lulus kuliah. Mungkin inilah awal yang menjadikan aku seorang anak yang exhibitonist, dengan anggapan bahwa aku secara fisik lebih terlihat bagus daripada teman kelas lainnya. Aku merasa bangga dan selalu ingin memperlihatkan badan aku kepada orang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
