Mess.

1.4K 158 20
                                    

Seharusnya saat ini ia tengah berdamai dengan kekasihnya. Gadis yang menjadi penopang semangatnya. Yang selalu bersedia menjadi pendukung nomor satunya. Gadis yang ia cintai.

Seharusnya, kini ia menghabiskan hari dengan berjalan-jalan berdua dengan gadisnya. Tertawa bersama sembari bergenggam tangan, dengan ice cream bertengger di tangan keduanya yang bebas. Gadisnya selalu suka ice cream rasa strawberry, dan dia akan memilih rasa vanilla.

Seharusnya kini ia mengurusi hubungannya yang renggang dengan kekasihnya.

Seharusnya.

Kalau saja Koo fucking Junhoe tidak menjadi seseorang yang cukup brengsek dan membuat sahabatnya menangis, di pelukannya.

Tring.

Terdengar bunyi notifikasi ponsel, miliknya, dari atas meja. Ia tahu pesan apa dan dari siapa tanpa harus melihat.

Dan dadanya kini sungguh sesak, karena merasa terjepit di antara dua pilihan.

"Kook..."

"Lo pergi aja, sana..."

Suara serak itu terdengar mengusir, tapi genggaman tangannya di baju miliknya kian mengerat. Seakan tidak ingin ditinggal sendiri, saat hatinya sedang kacau.

"Ngga papa."

Dielusnya pelan rambut gadis berdarah Thailand itu.

"Ngga papa."

"Gue salah apa, Kook?"

Isakan terdengar, cukup untuk mengetahui gadis itu tidak baik-baik saja.

"Katanya dia ngga ada rasa apa-apa ke—hiks, ke gue. Kok bisa, ya?"

"Hiks— kok bisa... cuman gue yang jatuh dalem banget di hubungan ini?"

Jungkook hanya diam, membiarkan Lisa mengeluarkan isi hatinya karena memang itu yang harus dilakukannya sekarang.

. . .

"Lo bener-bener ngga waras, sumpah."

Tatapan tajam itu cukup mewakili perasaan emosi yang dirasakan pria tinggi itu, yang teruju pada satu sosok yang menolak untuk menatapnya.

Junhoe— yang ditatap garang, menghela nafas.

"Gue udah bilang, ini keputusan udah bulat. Gue ngga mau jadi egois sama diri sendiri." ujarnya, seperti anak yang mengadu pada orang tuanya.

Kini keempatnya tengah berada di rumah Junhoe, dengan Seokmin ditemani Yuju seperti biasa. Mereka langsung kesana begitu membaca pesan di grup mereka khusus untuk berempat.

Aku udah putus sama Lisa.

Begitu isinya.

Chaeyoung menghela nafas, lalu menatap Junhoe yang masih betah memandangi kakinya.

"Bokap lo gimana?" tanyanya.

Junhoe mengendikkan bahunya, "Lo liat aja," barulah ia mendongak untuk menunjukkan luka lebam di pinggir bibirnya. Sudah sangat jelas menjadi jawaban apa yang dilakukan ayahnya pada dirinya.

Chaeyoung mendecak, lalu berdiri untuk meninggalkan ruangan. Terlalu sesak, ia butuh ruang.

"Jangan sampai Chaeng keseret," ujar Mingyu, yang akhirnya melunakkan pandangannya dan memilih bersender mengistirahatkan punggungnya.

"Ya, kalo dia keseret bukan kita bertiga aja yang lo hadepin." kini Yuju mendecih kesal. Ia tak pernah mengerti kenapa cirlce pertemanannya memiliki kisah cinta yang begitu rumit. Tapi setidaknya ia bersyukur kisah cintanya masih lebih mulus.

La Memóire x 1997 line.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang