abella

15 3 0
                                    

Namaku Abella Syahwa, aku biasa dipanggil Lala dalam keluargaku, aku memiliki penampilan yang jauh berbeda dari mereka, mengapa tidak, aku tak berparas cantik, berkulit sawo matang, hidung yang tak terlalu mancung, berjerawat, serta tubuhku yang gendut, mereka biasa memanggilku dengan sebutan gadis nerd, boboho,babon atau apalah itu.

Aku mempunyai sahabat yang sangat cantik, bahkan di kelasku entah berapa banyak laki-laki yang menggodanya, namanya Asyana Aura, ia bertubuh bagaikan model, berkulit putih, hidung mancung, pipi mulus, dan ia juga punya lesung pipi yang mampu membuat siapapun terbang melihat senyumanya, ia biasa dipanggil Ana.

Wajar saja Ana didekati banyak pria, ia adalah anak seorang pengusaha terkenal di Jakarta, Ana juga bisa dibilang anak baru di kelasku, kira-kira 3 bulan yang lalu ia pindah ke sekolah ku.

Kriing

Bel masuk sudah berbunyi, aku yang sedari tadi sibuk dengan novelku, menghentikan kegiatanku, karna sebentar lagi jam pelajaran Pak Wawan akan segera di mulai, siapa yang tidak mengenal Pak Wawan, dia adalah guru paling killer di sekolah ku, ia juga guru Matematika, ya pagi ini adalah pagi terburukku, bukan ini pagi terburuk kami, pelajaran pagi ini akan di mulai dengan kelas Pak Wawan, dan parahnya lagi, ini kelas Matematika, yaampun ingin rasanya aku di telan bumi saja ketika jam ini, aku tak menyukai pelajaran Pak Wawan, namun ketika Pak Wawan memasuki ruang kelasku.

Pandanganku tak lagi tertuju pada Pak Wawan, sekarang beralih kepada seorang gadis cantik yang di bawa Pak Wawan ,wajahnya seperti blasteran, hidungnya yang mancung, kulitnya yang putih, dan tak lupa lesung pipi yang menghiasi wajah cantiknya, rasanya aku bertemu sosok bidadari yang mungkin berkunjung ke dunia, ya seperti mimpi, tapi aku mencoba tegas, aku bersikap seperti tak ada apa-apa, sedangkan semua temanku asik membicarakan gadis itu, para cowok dengan semua rayuannya, sedangkan gadis-gadis dengan keiriannya.

"YaAllah cantik banget, andai aku secantik itu"  Batinku.

Lamunanku buyar setelah gadis itu berjalan kearah kursiku, ternyata Pak Wawan menyuruhnya duduk di sebelahku, "kenapa dia berjalan ke arahku, atau.... "

Brak!!   Aku menghentak mejaku, hingga membuat semua teman temanku diam, bahkan Pak Wawan kaget dengan aksiku, gadis itu yang sudah setengah jalan mendekati meja tempat duduk ku menghentikan langkahnya.

"Oh, good Lala kenapa kau lakukan ini, kau sudah gila hah?"

"Kenapa Lala? " Tanya Pak Wawan dengan wajah herannya atas aksiku tadi.

"Ma-maaf Pak, saya tak bisa duduk di sebelahnya" Jawabku gemetar, jangan sampai aku dihukum Pak Wawan karna tak Terima gadis itu duduk di sebelahku.

"Kenapa? " Tanya Pak Wawan lagi, sekarang sedikit curiga.

Bilang aja kalo lo risih duduk dekat bidadari, hahaha dasar babon!

Hati-hati beb nanti ketularan nerd.

Dasar babon! Hahahah.

Ya,itulah yang dari tadi aku hindarkan, yang pasti mereka tak terima jika gadis itu duduk disebelahku, kalian dengar apa yang mereka bilang, aku berusaha menghindari itu. Aku menatap gadis itu, dengan sedikit rasa bersalah, awalnya dia heran dengan sikapku, tapi setelah aku melirikny dia memberikan sentyum manisnya kepadaku.

Sekarang aku hanya bisa pasrah dengan keadaan ini, ini hari paling menyebalkan dalam hidupku, entahlah aku sangat kesal, rasanya aku ingin punya jurus menghilang saja, oh mustahil lala hayalanmu terlalu berlebihan.

Jam Pak Wawan berlangsung, jujur aku canggung jika duduk dekat gadis ini, aku seperti angin, yang tak pernah dianggap ada, bahkan keadaan ini bertambah ketika gadis ini datang.
"Hai, namaku Asyana Aura, hm salken" Sapanya membuka obrolan kami pagi ini.

"Aku Abella Syahwa, salken to" Ucapku datar. Namun tidak dengan gadis ini, dia malah selalu tersenyum kepadaku, selain cantik, dia juga sedikit aneh, menurutku.

"Maaf jika kehadiranku tidak kamu mau" Ucapnya lagi, oh good lala sekarang dia merasa bersalah, apa yang harus aku lakukan.

"Bukan, bukan kamu yang salah, aku tak seharusnya melarangmu, toh kursi ini milik sekolah, bukan milikku." Ucapku Meyakinkannya Syukur dia tersenyum kembali.

Banyak yang kami bicarakan pagi ini, perkiraanku salah, ternyata dia gadis baik, senyum kebahagiaan terpancar dari wajahnya, seperti tak ada beban hidup.

Setelah tiga bulan berlalu, kedekatanku dengan Ana bertambah, kami jadi sering curhat, bahkan dia menganggapku sahabatnya. Namun satu yang aku tak suka dari Ana, dia cantik, teman laki-lakiku banyak yang menghujatku karna kedekatanku dengan Ana,mereka menganggapku benalu jika sedang berdekatan dengan Ana, seperti yang kalian ketahui, benalu  tanaman pengganggu, yang tak sepantasnya berada di sekeliling pohon.

Namun Ana selalu menyemangatiku, ya sekarang hanya Ana yang mengertiku, Ana tak sama dengan mereka yang selalu menghujatku.

Vote and komen ya tmn" Aku butuh dukungan kalian.

abellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang