1

9 1 2
                                    

H. R🌈

"Laa, gue capek"ucap Ana.

"Uhuk -uhuk" Aku merespon jawaban Ana dengan sedikit tersedak karna kaget. Aku tau jika Ana sudah bilang begitu makan moodnya sedang hancur.

"Eh sory La gua ga sengaja, lu gapapa kan? " Ucapnya menyodorkan air kepadaku.

"Oi bego!,kan gua kesedek karna minum, ini lu kasih minum lagi, ga ngerti gua sama lu" Batinku.

"Iya gapapa" Jawabku ketus, "lu cape kenapa sih? Cantik cantik kok ambyar, ga ngerti gua sama cewe jaman sekarang"

Tuk

"Aww! Sakit bambank! " Ketusuk seraya memegang jidat yang mungkin merah karna Ana menjitaknya.

"Lu nya sih, gua cantik-cantik gini ga ambyar ya, cuman lagi galau aja" Ketusnya balik.

"Sama aja monyet! " Kesalku.

"Apa!!! " Emosinya.

"Ngga bidadari yang cantik" Ucapku seraya memperlihatkan senyum pepsodent ku, semoga saja marahnya berkurang.

"Lah ngapain lu senyum-senyum gitu, ga lucu tau" Ucapnya seraya memalingkan wajah, tak menatapku.

Jlebb  itu perasaanku sekarang, ucapanya sedikit membuatku tertusuk,"iya gua tau gua ga lucu"balasku datar.

"Eh La sory ya gua ga bermaksud ngomong gitu, maaf ya La, lu cantik kok, cantiiik pake banget La, maafin gua ya, kalo lu ngambek tambah cantik tau" Ucapnya menggodaku agar tak marah.

"Gua ngambek ga ngambek sama aja, ga cantik" Ucapku masih saja ketus.

Ia mulai memperlihatkan  wajah sok imutnya padaku, aku membalasnya dengan senyum tipis.

"Abella Syahwa!!, udah lah jan ngambek gua traktir gimana? Mau gak?" Ucapnya membujukku.

"Mau gak?"

"Gak"

"Oh yaudah kalo ga mau"ucapnya hendak beranjak pergi.

Aku segera mencengkram tangannya.
"Mau, hehe gue mau"ucapku agak pelan.

" Apa? Ga denger gue"sambil mendekatkan telinganya.

"Oi dugong, iya gue mau!! Budeg lu nenek nenek" Ucapku kesal.

"Eit kalo mau jangan jutek lagi, nanti kaga adinda beliin"katanya sambil memperagakan gaya alay.

" Alay bgt lu, yaudah sana beliin gw baksonya mang Yayan"iya iya.

Kriing!!

"Yes bel udah bunyi" Ucapnya senang.

"Yaah pokonya gua ga mau ya, lu tetap harus beliin gua baksonya, kalo ga gua ga bakal mau temenan lagi sama lu" Balasku ketus.

"Lah, jangan gitu juga monyet,iya nanti gua beliin, sekarang ke kelas dulu, lu mau di hukum pak Wawan?" Balasnya.

'Eh iya ini kan jam pak Wawan'
Aku berlari sekuat tenaga, dan menarik lengan Ana sekuatnya.

"Oi monyet pelan pelan napa lu" Ucap Ana yang tak aku dengar sedikitpun.


Brraakk!!

Badanku terlempar kedepan dan terjatuh tepat di depan seorang laki laki.

Pandanganku sedikit buyar,dan aku mencoba untuk menstabilkan pandanganku.

"Aww"aku melekatkan tanganku di dahi,ternyata dahiku berdarah.'Namun kemana semuanya?Ana? Mana Ana?'ucapku dalam hati.

Aku lihat Ana di kelilingi banyak orang, dan rata rata semuannya laki laki.
Aku mencoba bangkit, namun lenganku dipegang oleh seorang laki laki berkacamata, aku meliriknya sekilas, namun wajahnya tak terlalu jelas,mungkin efek jatuh tau dan kepalaku terbentur di tangga keramik.

"Na, lu gapapa Na? Na bangun Na, Na maafin gue Na"Ana tak memberi jawaban apapun, dia hanya menggelengkan kepalanya.

Ana langsung di bawa gerombolan laki laki itu,mereka membawa Ana ke UKS, kepalaku pusing, sangat pusing.

" Astagfirullah"

Brakk!


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

abellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang