Reyhan merasa gelisah, seperti ada sesuatu yang memberontak dengan keras di bawah sana. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya, mencoba mengingat pun membuat kepalanya semakin di dera rasa sakit saja. Yang jelas saat ini ia berbaring di kasur bersama Rissa yang sudah meliuk-liukan tubuhnya dengan sensual.
"Panas, seperti kebakaran ahh" desah Rissa yang semakin merapatkan tubuhnya yang sudah tak berpakaian rapi itu pada Reyhan. Di raihnya wajah lelaki itu dengan sensual, di sentuhnya dan di cumbunya secara singkat.
"No Rissa, no! Yang kamu lakukan sekarang ini salah!" ujar Reyhan frustasi, dan sekuat tenaga mencoba agar tak tergoda. Dengan susah payah di singkirkannya tubuh gadis itu yang menempel padanya, lalu bangkit berdiri untuk menjauh walau tubuhnya memberontak dan mengatakan bahwa ia menginginkan Rissa juga.
"Reyhan kau mau kemana? Ahhhhh"
"Sadar Ris! Sebelum kita berdua sama-sama celaka!" ujar lelaki itu lagi, masih memegangi kepalanya yang terasa sakit, berusaha keras untuk meraih gagang pintu lalu keluar mencari pertolongan.
Klek
"Shit! Siapa yang menguncinya? Woi yang diluar tolongg!!!" teriak Reyhan kesal sembari tetap berusaha menarik gagang pintu. Demi apa, ia merasa sangat frustasi sekarang.
"Diamlah ahh Reyhan, liat aku sekarang ahh! Apa aku kurang menarik bagimu hmm?" goda Rissa lagi yang sudah berdiri tepat dibelakang Reyhan. Lelaki itu membeku saat pandangannya beralih melihat Rissa terlebih pakaian gadis itu semakin berantakan saja, membuat sesuatu yang jauh didalam dirinya meronta sangat kepanasan.
"Lihat aku dengan jelas!" perintah Rissa lagi yang membuat Reyhan semakin merasa kebakaran saja.
"Persetan dengan yang berani-beraninya menjebakku.." gumam Reyhan yang sudah tak tahan ingin datang mendekati sosok Dewi dihadapannya sekarang.
"-bila terjadi sesuatu dengan dirimu nanti, sumpah aku akan terus menyesalinya seumur hidupku.." Sambung lelaki itu yang datang dan segera melumat habis-habisan bibir ranum Rissa. Gadis kecil itu pun menyambutnya dengan suka cita dan agresif. Malam yang tak seharusnya pernah ada malah terjadi. Malam yang menjadi saksi bahwa Rissa melepaskan kegadisannya untuk seorang Reyhan.
***
Terik matahari pagi yang tak dapat terhalang oleh tirai tipis kamar ini, membuat mata sensitif Rissa mulai tak nyaman dalam pejaman. Ia merasa seluruh tubuhnya benar-benar sakit dan kepalanya amat sangat pusing entah karena apa. Berusaha untuk meregangkan tubuhnya, Rissa tersadar bahwa sedang tidak sendirian di kasur ini. Merasakan hadirnya tubuh seseorang disebelahnya, ia pun segera membuka lebar mata dan menguceknya beberapa kali untuk memastikan bahwa benar terdapat punggung putih lebar pria yang dihiasi banyak cakaran.
"What the hell, apa yang gue lakuin semalem? Ini pasti gue kan yang cakar-cakar dia?" batin Rissa sembari memegangi bekas cakaran tersebut dengan hati-hati
Merasa ingin ke kamar mandi, Rissa pun berhenti untuk membatin dan melangkah pergi menuju kamar mandi secara perlahan sebab seluruh tubuhnya benar-benar sakit terutama bagian intimnya sekarang.
"Wagelaseh Ris, lu kaga perawan lagi? Gila dan tolol banget lu!" gumam gadis itu untuk dirinya sendiri
"Mampus dah lu di coret dari KK" sambung Rissa lagi sembari mengacak rambutnya kesal
"Gue harus gimana sekarang? dia ga ada penyakit menular kan?" tanya Rissa lagi untuk dirinya, memandangi kaca kamar mandi dan tubuh polosnya yang benar-benar memprihatinkan. Lekas ia mengambil handuk putih yang menggantung dan melilit tubuhnya dengan itu. Mengambil nafas dalam lalu membasuh wajahnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby, It's Cold Outside
RandomRahayu Clarissa Anastasya, gadis berusia 18 tahun itu tak menyangka bahwa ia akan dijebak oleh temannya sendiri di pesta malam itu. Pesta di mana ia kehilangan harta berharganya sebagai seorang gadis. Rissa, panggilan akrab gadis itu, tidak terlalu...