Prolog

25 2 0
                                    

Masih beranggapan mau jadi dewa kemanusiaan? Mengesampingkan perasaan, mementingkan hal yang bahkan caramu menghadapinya sudah diluar kemampuan? Dengan rasa "Tidak enak" atau Rasa "Iba" bahkan iming iming karena rasa "Sayang" dirimu berkorban seja...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih beranggapan mau jadi dewa kemanusiaan? Mengesampingkan perasaan, mementingkan hal yang bahkan caramu menghadapinya sudah diluar kemampuan? Dengan rasa "Tidak enak" atau Rasa "Iba" bahkan iming iming karena rasa "Sayang" dirimu berkorban sejauh itu? Tidakkah berpikir? Semua itu tidak sehat bagimu.

Hari-harimu diisi dengan kata "Sabar?" "Memaafkan?" apakah itu menyenangkan? Jika ia coba ceritakan padaku. Bagaimana rasanya pikiran dan perasaan beradu argumen? Selalu berdebat tentang siapa yang lebih dulu dipentingkan. Senang seperti itu?

Mungkin orang sepertimu, banyak sekali memendam sesuatu. Betul?

Hanya karena takut akan iming iming "kehilangan" dirimu bisa sejauh ini? Lucu sekali.

Aku paham betul, dirimu termasuk orang yang mementingkan "Hubungan" dibandingkan "Perasaan"

Mengatas segalakan "Bagaimana caranya agar tidak berpisah?"

Beribu cara dilakukan hanya untuk memenuhi ego agar "Tidak berpisah?"

Berjibaku habis-habisan dengan ego?

Itu lucu, sangat lucu bahkan.

Dirimu mengatas segalakan ego dibandingkan memprioritaskan hak yang setiap insan punya.

Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu, untukmu seseorang yang
"pandai memaafkan"

"Dirimu hebat."

"Menjadi seorang pribadi yang luar biasa."



















"Satu hal, ada yang lebih sulit dari memaafkan. Apa itu? Menerimanya."






























See you next chapter❣️.





Kata "Mas Isal" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang