Terkadang,Peduli itu menyakitkan.
♥
♥♥♥♥
Shafa terdiam dihalte dekat sekolahnya menunggu angkot yang akan mengantarnya sampai dipembelokan perumahannya.Tapi sejak 10 menit yang lalu sampai sekarang tak ada satu angkot pun yang lewat didepannya.Shafa sangat tidak suka menunggu,apa lagi menunggu dia yang tak peka,eaa:v
Shafa kembali celingak celinguk memastikan apakah ada angkot yang mendekat ke arahnya,tapi nihil tak ada satupun tanda-tanda akan ada angkot yang lewat.Tiba-tiba saja ada sebuah mobil hitam berhenti tepat dihadapan Shafa.Mobil siapa yang tiba-tiba singgah didepannya? Pikir Shafa bingung.
"Siapa sih?" tanya Shafa pada diri sendiri,penasaran siapa pemilik mobil hitam itu.
Pemilik mobil itu membuka kaca jendela dan tersenyum sangat aneh kearah Shafa.Shafa yang mengenal siapa pemilik mobik itu memutar matanya malas.
"Lo ngapain disitu berdiri-berdiri? Kayak orang gak punya kerjaan aja.Bukannya pulang malah berdiri gak jelas!!" pemilik mobil itu berbicara dengan nada mengejek.
"Heh dugong!! Ini juga gue mau pulang yaa.Tapi angkotnya gak lewat-lewat!" Pekik Shafa kesal dengan pemilik mobil hitam itu.
"Bagus dong."
"Kok bagus sih?" Tanya Shafa heran,letak bagusnya dimana coba? Dia sendari tadi capek-capek nunggu angkot malah dibilang bagus? Bercanda nih orang.
"Karna angkotnya gak ada sekarang lo pulang bareng gue!!" tawarnya,sebenarnya tidak ada nada tawaran dari kalimat itu lebih tepatnya memaksa.
"Gue? Pulang sama lo? Dih ogah gue," tolak Shafa sambil melipat tangan didepan dada.
"Ayolah Faa!! Pulang bareng gue yaa?" ucap pemilik mobil itu dengan nada memelas.
"Alvin gue gak mau pulang bareng lo!!" Tolak Shafa kembali kepada Alvin si pemilik mobil hitam itu.
Alvin memikirkan cara bagaimana agar cewek disamping mobilnya ini mau menerima tawarannya.Satu ide muncul diotak Alvin dan saat itu Alvin tersenyum miring.
"Eh lo gak takut apa sama preman disekitar sini?" Alvin memulai rencananya agar Shafa menerima tawarannya.
"Emang ada?" tanya Shafa yang sedikit ketakutan dengan ucapan Alvin.
"Lo gak tau? Badannya gede-gede loh,Faa," Alvin kembali menakut-nakuti Shafa.Ternyata gampang sekali membodohi cewek ini pikirnya.
"Masaa sih?" Shafa tambah ketakutan.Melirik kanan kiri memastikan lingkungan sekitar,tidak ada siapa pun disini,jika preman itu akan datang siapa yang akan menolongnya? Pikir Shafa.
"Iya masa gue boong sih.Lo mau ikut gak? Kalau gak gu-" ucapan Alvin terpotong mendengar pintu mobil samping kirinya terbuka tiba-tiba,Shafa sudah duduk dengan rapi ditempatnya,Cewek itu terlihat ketakutan.Alvin yang melihat itu bersorak kemenangan didalam hatinya.Alvin segera menjalankan mobilnya.
Hening,tak ada yang berbicara sejak mobil yang ditumpangi oleh dua orang yang berbeda jenis itu berjalan.Alvin melirik gadis disampingnya ini,berpikir dengan keras mencari topik yang bagus.
"Ekhm.Nanti jalan-jalan yuk,Faa" Alvin mulai angkat bicara,setelah lama terjadi keheningan.
"Ngapain? Udah naik mobil ini," Shafa melirik Alvin sekilas lalu beralih menatap keluar jendela mobil menampakkan kendaraan yang ramai berlalu-lalang.Alvin yang mendengar ucapan Shafa terdiam beberapa saat.Ucapan Shafa ada benarnya juga,tapi dia harus bertanya apa jika ingin mengajaknya keluar seperti ke mall atau pasar malam?.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny
Teen FictionTernyata jatuh cinta tak seindah yang dibayangkan.Shafa harus berjuang untuk mendapatkan cinta dari kakak kelas yang pernah dia benci. Tetapi saat kakak kelasnya mulai menaruh rasa terhadapnya,Shafa dikejutkan dengan suatu hal yang membuat dia harus...