first

43 5 0
                                    

(pagi hari, pukul setengah enam pagi)

Suara air di ceret yang melengking menjadi suara yang sering terdengar di pagi hari. Bersamaan dengan itu, Park Jinyoung, pria yang sudah berstatus sebagai istri dari seorang Im Jaebum Sejak lima tahun lalu itu mulai menuang air panas itu ke kopi, menambahkan dua sendok teh gula dan mengaduknya.

Sarapan pagi ini sederhana saja, dua potong roti tawar panggang dengan selai kacang dan dua cangkir kopi, sesuai dengan permintaan sang suami di setiap pagi.

"Pagi!". Suara sang suami terdengar di tangga.

"Pagi juga Hyung, ayo sarapan dulu!". Jinyoung menepuk kursi disampingnya.

"Maaf membuatmu bangun pagi sekali sayang!". Jaebum mencium bibir Jinyoung dan duduk disebelahnya sambil memakan roti yang sudah disiapkan.

"Tidak apa-apa, lagipula Hyung juga harus bergegas ke Busan kan! Jadi Hyung harus mengambil kereta pagi. Berapa lama Hyung disana?". Jinyoung meminum kopinya.

"Paling cepat satu bulan, itupun paling cepat... Jadi istriku... Maafkan suamimu ini yang akan meninggalkanmu sendirian nanti!". Jaebum memainkan rambut sang istri dan kembali mengecup bibirnya.

"Tidak apa-apa, aku bisa minta ditemani ibu. Yang penting Hyung harus selalu sehat disana. Obat dan perlengkapan kecil sudah ku siapkan di tas Hyung!". Jinyoung beralih jadi duduk di pangkuan sang suami.

"Hyung akan selalu menghubungimu jika tidak sibuk, Hyung janji!". Jaebum mendekap Jinyoung yang mulai terisak. Jaebum memang tak pernah meninggalkan Jinyoung pergi jauh. Ia juga tahu kalau Jinyoung selalu merindukannya walau ia hanya pergi satu atau dua hari karena pekerjaan.

"Janji...hiks...nanti selalu menghubungiku!". Ucap Jinyoung dengan wajah yang sudah memerah karena menahan tangisnya. Jaebum mengangguk pelan dan menghapus air mata yang kembali mengalir di wajah cantik sang istri.

"Aku sangat berterimakasih ke tuhan karena sudah menjadikanmu sebagai istriku Jinyoung-ah!". Jaebum mengecup kedua kelopak mata Jinyoung, lalu hidungnya dan terakhir bibir seksi milik sang istri yang memang selalu menjadi candu baginya.

"Aku pasti merindukan seluruh tubuh istriku ini!". Jaebum melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul enam lebih beberapa menit.

"Aku sudah harus pergi... Hati-hati dirumah istriku!". Jinyoung bangkit dari pangkuan dan membantu Jaebum membawa kopernya.

"Jaga diri baik-baik Hyung!". Jinyoung memeluk tubuh suaminya untuk terakhir kali.

Taksi yang membawa Jaebum langsung meninggalkan rumah. Membuat Jinyoung menghela nafas dan masuk kedalam rumah dengan wajah tak bersemangat.

*

*

*

*

*

(Minggu pertama Jaebum bekerja di Busan)

Jinyoung berjalan dengan tergesa-gesa setelah dirinya terlambat datang ke acara reunian teman-teman masa SHS nya. Dia melihat semua temannya sudah ada di ruangan yang dipesan.

"Maaf, aku benar-benar lupa kalau hari ini kita reunian!". Jinyoung mengatur nafasnya dan duduk di kursi dekat jendela.

"Aku tahu kau sibuk dengan mengajar les untuk anak-anak, makanya kami tidak memaksamu untuk datang!". Bambam bicara.

"Tapi kenapa wajahmu kusut begitu?". Mina melihat Jinyoung yang tak bersemangat.

 Mina melihat Jinyoung yang tak bersemangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRUE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang