Part I

42 5 4
                                    

Jum'at, 27/04/2012 adalah hari aku menangkap dalang dibalik tragedi yang terjadi padaku. Pria itu bernama Ben William. Dia membawa 3 orang dari tempat kerjanya, O'Lagune dan dia menawarkan untuk 'mencoba' kakakku dengan bayaran yang sangat tinggi.

3 orang itupun menawarkan kakakku kepada para tetangga agar mereka tidak melaporkan kejadian ini. Kakakku terkenal sangat cantik di lingkungan sekitar, mereka pun menyetujuinya. Total mereka jadi 9 orang.

Kejadian itu terjadi saat siang, lebih tepatnya saat aku masih berada di sekolah. Saat di rumah sedang sepi. Mereka ber-9 termasuk Nyonya dan Tuan William, masuk begitu saja ke rumahku yang sepertinya tidak terkunci. Mereka pun langsung bersenang-senang disana. Aku terkejut saat pulang ke rumah karena melihat kakak sedang tergantung dengan mata tertutup kain.

1 tahun setelah kejadian itu, aku memutuskan untuk menyembunyikan tentang kejadian ini karena aku mau menangkap para pelaku dengan tanganku sendiri. Maka dari itu, aku bergabung menjadi detektif dan menyelidiki siapa yang kira-kira berhubungan dengan tragedi ini untuk membukakan jalan.

Saat ini Ben William sudah tertangkap olehku dan istrinya mati secara tragis di rumahnya. Polisi masih bingung siapa yang membunuhnya, mereka pun meminta Komisioner untuk menginterogasi Ben William di ruangan putih yang tidak terdengar suara sama sekali dari luar, begitu juga sebaliknya.

"Selamat malam, Tuan Ben William."
Sapa Komisioner dengan santai.

Ben hanya diam, melihat ke bawah dengan ekspresi lemas.

"Aku turut berduka atas istrimu, dia kelihatannya wanita yang baik. Kami telah membaca sedikit tentangnya di berkas yang kami dapatkan. Bahkan kami mendapatkan berkas tentangmu. Kau kerja di O'Lagune selama 4 tahun dan--"

"5 tahun."

"Oh wow. Benarkah?"

Ben pun menghela nafas dengan tatapan kosong.

"Baiklah, kelihatannya kau tidak ingin terlalu banyak basa-basi, aku akan segera ke intinya."

Aku dan Jenny pun datang dari pintu belakang di kantor polisi dan langsung melihat ke arah Komisioner dari balik kaca yang sedang menginterogasi Tuan William. Lenny menyambut kami dengan candaannya dengan bermuka datar.

"Baru pulang dari bulan madu?"

"Ha.. Ha. Lucu sekali." Jawab Jenny dengan jutek.

"Kau terlambat Octoboy."

"Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali." Jawabku sambil melihat Komisioner.

Lenny pun menghampiriku dan langsung merangkulku dengan pelan-pelan dan tersenyum.

"Kau tahu, aku agak menyukaimu. Komisioner sepertinya benar tentangmu. Tapi sepertinya di dalam sana dia tidak terlihat senang. Dari tadi keparat itu hanya diam dan bermuka lemas... Kau apakan dia? Mencabut jiwanya?"

"Kalian sudah mencoba mengobati kakinya?"

"Tentu. Hanya sekedar pertolongan pertama. Tapi... Dia tidak akan mati. Tidak sekarang."

"Hari yang melelahkan bukan?"

"Billy yang malang. Keparat ini membunuhnya dengan mudah lalu melarikan diri. Tapi kita belum mengetahui siapa yang benar-benar membunuh istrinya. Untungnya kau tahu kemana dia pergi. Kau sudah membantu banyak Octoboy. Walau hanya dalam sehari, aku sudah merasa memiliki adik baru."

"Hentikan, itu tidak lucu."

Kami dan semua orang yang ada di ruangan melihat Komisioner dari balik kaca terlihat tidak senang dan berteriak kepada Tn. William. Komisioner pun membuka borgol Tn. William dan langsung meninggalkan ruangan putih. Sementara dia hanya tertawa saat melihat Komisioner meninggalkannya.

UNSOLVED : Redemption. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang