B05

96 15 2
                                    

"Kabur ya kan?"

Alice sudah menduga pasti ketika pulang kerumah sambutan yang ia dapat ialah amukan kedua orang tuanya.

"a-aku-"

"memang anak tak tau diuntung!" Ayahnya mendorong Alice hingga tersungkur.

"KAU MEMANG AN-"

"YA! Alice memang anak yang tak tahu diuntung, Alice memang anak yang durhaka, YA! Alice memang anak yang bahkan kelahirannya tidam disyukuri," Alice bangkit dan berdiri menghadap lurus ayahnya.

"Ya Alice memang anak yang menyusahkan selalu menjadi beban ibu dan ayah, tapi Alice pun tidak menginginkan dilahirkan seperti ini kan? bukan kemauan Alice untuk hadir diantara ayah dan ibu. Lalu kenapa selalu Alice yanh disalahkan?"

Alice sudah tidak tahan lagi menahan segala hal yang ingin dia katakan. Hari ini mungkin terakhir kalinya ia menginjak lantai rumahnya. Tentu saja dia akan kabur.

"Alice sudah berusaha melakukam segala hal dengan baik, menuruti semua perintah, Alice sangat sangat patuh tapi cukup. Alice sudah tidak mau lagi seperti ini ayah, Alice mohon..."

Alice segera berbalik dan berlari menuju kamarnya. Selama ia mengutarakan tadi ayah dan ibunya hanya diam. Entah peduli atau tidak, yang jelas Alice sudah berusaha untuk mengatakan itu.

Alice terduduk didepan jendelanya, tempat langganannya untuk melamun, menenangkan diri sendiri.

Hingga penglihatannya melihat seseorang lagi.

siapa dia?

Pemuda itu masih berdiri disamping pohon mangga Alice, dan melambaikan tangan kearah Alice. Tampilannya selalu sama, tertutup dengan warna hitam atau warna gelap lainnya.

Alice menutup gorden jendelanya. Ia semakin yakin untuk pergi dari rumah. Ia berharap kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya setelah keluar dari 'rumah' nya itu.

***

Seorang pemuda menatap lekat foto seorang gadis digenggamannya. Dalam foto, gadis itu tersenyum cantik menyiram tanaman. Pemuda itu pun ikut tersenyum.

"huh... sungguh tega orangtuamu itu Alice, mereka tidak pernah memberikanmu kasih sayang tapi kamu selalu ada untuk mereka. Setidaknya kamu lihat aku, membiarkan aku menggila sendiri. Aku menunggumu selalu Alice, ketika kau datang aku akan menyambutmu dengan pelukanku. Woah sungguh indah pfft"

Pemuda ini kemudian pergi dengan jaket dan topi hitamnya. Tentu saja 'mainan' kesukaannya tidak pernah tertinggal kemana pun dia pergi.

Setelah beberapa menit berjalan kaki, ia sampai disebuah rumah. Sebenernya ia menyukai sang pemilik rumah. Tidak, anak dari sang pemilik rumah. Ia sangat menyayangi gadis itu.

Malam ini lebih dingin dari biasanya, dingin yang begitu menusuk. Gelap begitu mencekam.

KLIK!

Mudah, sangat mudah bagi pemuda ini untuk masuk ke rumah tanpa kunci. Tentu saja tanpa izin pemilik rumah. Gelap. Seluruh lampu rumah dimatikan menambah kesan dingin malam ini.

TING!

Hanya lampu dapur yang menyala, mungkin sang pemilik sedang membuat minuman hangat.

"Woah! dingin sekali malam ini. Anak sialan itu selalu membuatku sakit kepala. Kenapa aku diberikan anak seperti dia?!" Seorang pria paruh baya menyesap kembali kopinya.

i got u || Hwang Hyunjin StraykidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang