01. Bermain dengan Thorn

8.1K 267 34
                                    

Thorn asik dengan kegiatannya menghias rambut Halilintar dengan hiasan rambut bertema bunga yang baru saja ia beli. Halilintar terpaksa duduk diam sambil memasrahkan surainya pada adiknya, ia tidak bisa berkata tidak kepada Thorn ketika ia ingat kejadian kemarin. Ia memecahkan pot bunga Thorn dan sebagai gantinya ia harus menuruti semua permintaan Thorn.

"Apa belum selesai, Thorn?" Halilintar tidak sabar ingin segera melepaskan surainya dari benda-benda asing yang menghiasi kepalanya. Ia sudah cukup nyaman dengan topi hitam bercorak kilat merah miliknya.

"Sedikit lagi, Kak~" Thorn yang sebelumnya asik bersenandung akhirnya menjawab pertanyaan Halilintar, ia tahu kakaknya sudah tidak tahan dengan perbuatannya.

Setelah Halilintar merasa surainya baru saja selesai diikat seadanya di sisi kanan dan kiri, Thorn memasang sebuah penjepit rambut di poni kakaknya. Ia tersenyum puas melihat Halilintar yang kini terlihat manis dengan semua hiasan bunga di kepalanya.

"Sudah selesai!" Thorn berseru senang. Kedua tangannya meremas pelan pinggangnya sendiri dan bibirnya masih tersenyum bangga.

Halilintar tidak berkata, ia hanya berharap untuk segera diperbolehkan untuk lepas dari semua hiasan rambut yang memalukan ini. Namun Thorn mengaku jika dirinya masih belum puas dengan perbuatannya.

"Apa lagi yang kau ingin— Th-Thorn!" tubuh Halilintar tersentak kaget menerima dorongan yang mendadak diberikan Thorn pada kedua bahunya. Kini Halilintar dapat melihat netra hijau khas milik Thorn jauh lebih dekat karena Thorn yang mendekatkan wajah mereka.

"Kak Hali terlihat sangat cantik." bisikan Thorn yang berisi sebuah pujian terdengar oleh indra pendengaran Halilintar. Lidah Thorn bergerak membasahi bibirnya yang kering dengan sensual, seakan tengah menggoda Halilintar yang wajahnya sudah merona.

"A-aku ini laki-laki, Thorn!" Halilintar sedikit membentak Thorn yang mulai membunuh jarak di atara mereka perlahan. Kontak mata mereka tidak putus sebelum Halilintar membuang muka karena wajahnya dan Thorn yang semakin dekat. Bahkan kini Halilintar dapat merasakan napas Thorn yang bertiup lembut di sekitar telinganya.

"Aku ingin bermain dengan Kak Hali sebentar." setelah membasahi bibirnya, kini lidah Thorn bergerak membasahi salah satu daun telinga Halilintar yang ikut merona merah.

-End-

-Narake-

Play With MeWhere stories live. Discover now