"Maaf ya sayang tapi sungguh aku tidak bisa menemani mu pergi hari ini, aku sangat sibuk sekali, lain kali aja ya"
"Iya sayang, engga apa-apa kok"
"Baiklah, i love you"
Tuttt
Dan perbincangan itupun berakhir. Kalimat terakhir yang diucapkan pria itu sangat berarti baginya. Setidaknya, pria itu masih mau mengucapkan kata itu. Kuharap hatinya juga, bathin Ruby.
Tangan Ruby tergerak membuka pesan dan membuka yang paling atas. Matanya bergerak memandangi percakapan yang ada di layarnya. Jemarinya men-scroll up untuk mengenang lebih. Setidaknya masih ada yang menghiburnya di saat seperti ini.
Ruby menutup pesan dan membuka album foto dan memandangi setiap foto yang selalu menghiburnya tiap malam.
Ruby berhenti di sebuah foto dan menatapnya lama. Ini foto ketika Eric merangkulnya erat dengan senyuman terbaik yang pernah dimilikinya. Ruby masih ingat waktu ketika foto ini di ambil. Ini foto ketika mereka anniv 1 tahun, ketika Ruby berulang tahun.
Ruby menghela nafas dan menatap ke atas, menaikkan bola matanya dan menahan matanya yang mulai memanas.
Terkadang dia heran. Apa yang membuatnya tidak bisa melepaskan pria itu. Disakiti berkali-kali, ia mampu menahan semua itu. Bahkan meskipun hati pria itu sudah tidak untuknya lagi, Ruby masih bertahan dengan semua itu. Melepaskan pria itu sama sakitnya dengan mati. Dan ia tidak akan bisa hidup dalam keadaan mati.
Setelah dadanya tidak terasa sesak lagi, Ruby kembali menutup album fotonya dan membuka kontak di ponselnya, menyentuh salah satu nama yang ada di daftarnya.
"Phi, gue pengen ketemu lo sekarang, di tempat biasa." Ruby langsung menutup telfonnya dan beranjak keluar dari kamarnya.
Udara malam langsung menyentuh permukaan kulit Ruby begitu ia membuka pintu rumahnya. Ruby memeluk tubuhnya dan berjalan keluar.
Entah atas dorongan apa, kepala Ruby mendongak dan matanya bertemu dengan sepasang mata lainnya. Mata yang tidak pernah ia temui sebelumnya, mata yang menatapnya dengan curiga. Ruby membalas tatapan itu dengan heran, namun tetap tenang.
Wajahnya gelap, tertimpa oleh bayangan pohon yang ada di depan rumahnya, sehingga Ruby tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Namun mata itu tak terlepas darinya. Ruby tak mengerti arti tatapan itu. Ia akhirnya mengakhiri tatapan itu dan meneruskan jalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa [Series Moveon 1]
RomanceKita tidak pernah tahu siapa yang akan menjadi pasangan hidup kita. Yang kita tahu, kita saling mencintai dengan pasangan kita nanti. Cinta sesuatu yang tidak bisa diprediksi. Cinta terkadang egois, membuat akal sehat kita hilang, sayangnya dia tid...