GUNADHYA (SEMBILAN)

1.7K 63 2
                                    

Gadis berbadana polkadot putih itu mengepalkan tangannya kesal. Menatap pemandangan di depannya dengan tajam. Ah, Sheera sangat iri melihat kemesraan di depannya itu. Sheera saat ini sedang di belakang pohon taman sekolah, awalnya ingin membaca buku dengan tenang, tetapi malah melihat pemandangan tak mengenakan ini di depannya.

"Kamu jangan sampai telat makan," ucap Darrel sambil menyelipkan anak rambut Sesa ke belakang telinga. Keana menggigit bukunya dengan gemas, rasanya Sheera ingin melempar wajah tampan Guna dengan bukunya.

"Enggak kok." Bibir Sheera melengkung ke bawah melihat itu semua. Andai saja Guna bersikap seperti itu kepadanya, mungkin saat ini Sheera akan merasa bahagia.

"Sheera!"

"Astafirullah alazim!" teriak Sheera. Tanpa sadar Sheera melompat keluar dari persembunyiannya.

Sontak Sesa dan Guna mengernyit melihat Sheera dengan pandangan kaget sekaligus bingung. Sheera meringis malu, hancur sudah harga dirinya.

"Lo ngapain sih di sini?" Sheera membekap mulut Kristal. Menatap Kristal tajam agar Kristal tetap diam.

"Apa, sih?" Kristal yang tak paham menepis tangan Sheera. Menatap Sheera dengan kesal.

"Stt." Sheera menaruh telunjuknya di depan bibir. Mengisyaratkan Kristal agar tetap diam.

"Ngapain lo?" Sheera menggigit bibir bawahnya gugup. Sedangkan Kristal membulatkan matanya kaget.

"Anu ... Cari cicak," jawab Sheera asal. Kristal menepuk dahinya, merasa sahabatnya ini tak waras.

"Cicak di dinding bukan di rumput," ucap Guna sambil menatap Sheera remeh.

"Oh iya, aku cari buku. Iya buku." Sheera menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Mengambil bukunya yang sudah tergeletak mengenaskan di atas rumput.

"Kristal ayo kita belum kerjain tugas." Tanpa menunggu respon dari Kristal Sheera menarik gadis berkuncir itu pergi dari taman. Sungguh Sheera menyesal telah menguping.

"Sheera segitu sukanya sama kamu?" gumam Sesa sambil menatap Guna sendu.

"Jangan sok tau," balas Guna ketus. Hilang sudah moodnya gara-gara gadis berisik bernama Sheera itu.

"Iya deh," balas Sesa tak peduli.

***

Kristal menarik tangannya dari genggaman Sheera. Menatap temannya itu tajam, seolah mangsanya yang siap untuk disantap.

"Kenapa?" tanya Sheera polos.

Kristal menghela napas kasar. Tak habis pikir dengan Sheera. Masih nanya kenapa saat tadi dia mempermalukan diri sendiri.

"Ngapain lo tadi ngintipin orang pacaran?" tanya Kristal sambil berkacak pinggang. Tak lupa mata bulatnya melotot tajam, agar Sheera semakin takut.

"Mereka enggak pacaran, kok." Benarkan jika Sheera ini mempunyai kelainan serius. Tak terhitung sudah berapa kali Kristal menghela napas karena melihat tingkah sahabatnya itu.

"Tapi ngapa lo sampai sembunyi enggak jelas di sana?" Kristal geram sendiri dengan wajah sok polos Sheera. Sekuat tenaga cewek berkucir kuda, serta bermata tajam itu bersabar menghadapi sahabatnya yang polos terarah kebego.

"Aku enggak terima mereka mesra-mesraan gitu," pekik Sheera sambil menatap Kristal dengan pandangan kesal.

"Enggak heran gue kenapa Guna nolak lo. Seharusnya kalau elo enggak suka lihat mereka deket, jangan malah elo liatin terus," sembur Kristal tak tahan lagi.

"Tapi enggak bisa, Kristal!" bantah gadis berbandana itu.

Kristal menghela napas, "oke, terserah," pasrah Kristal.

Kristal melangkah pergi meninggalkan Sheera. Percuma saja memberi nasihat untuk sesuatu yang sedang di mabuk cinta, karena semuanya akan menjadi sia-sia. Yang paling membuat Kristal bertambah kesal adalah orang yang seperti itu adalah sahabatnya sendiri.

"Kalau Kristal jatuh cinta pasti Kristal tau gimana rasanya," ucap Sheera sambil mengentakkan kakinya.

Halo, apa kabar?
Baik semua, ya? Harus dong
Jangan lupa vote dan komen, ya.

Inget komen! Jangan sampai enggak

Gunadhya (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang