3

3 1 0
                                    

"Ibu!" Ucap Fara terhadap orang yang sedang berbaring di kasur dan ditutupi dengan kain putih.

"Sabar ya Far!" Ucapku untuk menenangkan Fara

"Ibu ki! Ibu!" Ucapnya dengan tegas dan tak lama air mata pun mulai mengalir kembali dari ujung matanya

"Iya Far. Uki tau pasti Fara sedih banget kehilangan ibu Fara. Tapi fara jangan nangis terus kasian ibu fara nanti dia sedih ninggalin fara."

"Hiks ibuu...." Ucapnya dengan terbata-bata dengan suara lemah

"Sabar ya far. Sekarang kita doain ibu aja di sana ya? Anggap bunda sebagai bunda kamu juga ya." ucap bunda berusaha menenangkan fara

"Hiks i-iya bun." Jawab fara yang sedang berusaha untuk tidak menangis kembali

"Yaudah jangan nangis terus. Nanti mata kamu bengkak loh. Ki tolong temenin fara ke taman ya." Ucap bunda

"Iya bun." ucapku

Aku pun mengajak fara untuk pergi ke taman yang berada di rumah sakit. Sesampainya di taman aku pun langsung mencari tempat duduk. Setelah menemukannya kami pun duduk bersama sambil melihat pemandangan di sekeliling rumah sakit.

"Hiks..."

"Fara. Udah ya jangan nangis. Kasian tante disana!"

"Hiks. Tapi ibu udah janji ama fara ki! Ibu bilang katanya ibu mau liat ara pakai seragam SMA!"

"Iya fara. Uki tau kok. Sekarang aka jangan sedih ya, kalau Ara sedih nanti tante juga sedih disana loh. Ara mau tante sedih disana?"

"Hiks. Nggak!"

"Yaudah Ara jangan sedih lagi. Ara kuat kok! Sekarang kita beli es krim. Gimana? Mau gak?"

"Mauu!"

"Hahaha yaudah yuk!"

    Detik demi detik telah berganti menjadi menit, Menit pun telah berganti menjadi jam, Jam berganti dengan hari dan hari pun berganti menjadi minggu. 2 minggu telah berlalu dan Fara pun masih menangisi almarhumah ibunya. Aku pun selalu menemaninya bahkan bisa dibilang aku sering menginap di rumah Fara agar ia tidak kesepian. Sama halnya dengan hari ini.

  Hari ini hari sabtu tanggal  21 juli. Kini aku sedang berada di rumah Fara karna aku telah berjanji kepadanya untuk menginap bersamanya hari ini.
Lagipula bunda tidak akan marah kepadaku karna bunda tau bahwa aku harus membuat fara tidak merasakan kesedihan selama berlama-lama.

"Far! Kita nonton yuk! pake laptop aku dah. Plissss!"

"Hmm.."

"Bener nih? Mau?!"

"Hm.." Ucapnya sambil menganggukkan kepala.

Jujur saja setelah kejadian tante meninggal sifat fara telah berubah 100% menjadi seorang yang sangat pendiam. Jujur aku benci! Cuma bagaimanapun aku harus berusaha untuk membuat dia kembali seperti semula.

  "Yey! Kita nonton apaan nih? Eum gimana kalau kita nonton film horor?! Ahhh nggak nggak nanti kan kalau hantu nya muncul tiba-tiba kan ga lucu!"

   "Trsrh!"

  "Ishh Fara! Hayo dong!"

  "Iyaiya. Emgnya mau nonton ap?"

"Eum... Horor romance gimana?!"

"trsrh!"

"Ishh uki kan butuh jawaban iya apa nggak bukan terserah!"

"y."

"Ishh yaudah apapun jawabannya mending uki nonton film horor romance aja!"

"Hmm.."

Dengan perasaan kesal akhirnya aku pun menonton film bertema horor romance dengan atau tanpa fara. Ya karna aku pun tau mau seberapa panjang atau pendeknya film tersebut ia tidak akan pernah peduli dengan film nya.

  2 Jam telah berlalu dan film yang kita saksikan tadi pun telah kelar kini saatnya kita tidur. Sebelum tidur aku melihat fara yang sudah tertidur nyenyak. Tidak tau dia sudah tertidur dari jam berapa tapi yang pasti dia sudah tidur sejak pertengahan film. Mau tidak mau aku pun harus menyimpan laptop dan segera bergegas untuk menyusul fara di alam mimpi.

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because of you (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang