Harry Potter
J.K Rowling•
•
•
●
●
●
•
•
•Malfoy Manor tidak pernah seramai dan semenyenangkan ini. Tidak sebelum Harry Potter menjadi bagian dari keluarganya dan berganti nama menjadi Harry James Potter-Malfoy. Hari ini adalah satu minggu menjelang hari pernikahan mereka yang akan diadakan di halaman samping Manor, anehnya kemeriahan dan euforia menggila sudah memenuhi seisi rumah keluarga Malfoy. Hampir satu bulan Harry tinggal di sini dan menemani Narcissa, pemuda itu bersikeras untuk membereskan ruangan-ruangan yang selalu terkunci rapat. Perabotan kuno tampak lebih cemerlang, gorden putih membosankan telah berganti warna dengan perpaduan hijau lumut-merah bata-emas-perak yang mengagumkan.
Narcissa menapaki lantai dua dengan setumpuk kain lap, ia mencari-cari calon menantunya dan menemukan Harry tengah menggosok pajangan emas di dekat perapian. Narcissa mendekatinya, "Apa segini cukup, Harry?" Pemuda itu tersenyum lebar.
"Ini lebih dari cukup, kita tidak bisa menggunakan sembarang sihir untuk membersihkan benda-benda kuno atau nilai keasliannya akan berkurang." Harry sering membersihkan seisi Grimmauld Place bersama Kreacher dan ia tahu pasti bagaimana harus memperlakukan benda-benda antik.
Narcissa meraih salah satu pajangan yang berbentuk rusa jantan, benda itu tampak menghitam, "Semua sudah menghitam," gumamnya kebingungan.
"Harus digosok perlahan dengan air hangat dan sering-sering dibersihkan."
Wanita itu tidak mengerti, ia tidak pernah benar-benar membersihkan kamarnya sendiri. Selalu ada peri rumah dan sekarang Narcissa tidak memiliki satu pun peri rumah, rasanya sedikit asing. "Biasanya Ibu hanya membersihkannya dengan kemoceng sihir." Harry tersenyum, "Itulah yang membuat benda-benda ini semakin tampak tua, mereka kurang dirawat. Maaf jika aku menyinggungmu, Bu." Ia meringis pelan, untunglah Narcissa tidak tampak tersinggung atau marah.
"Kau benar, aku terlalu sibuk mengurus dua orang pria di rumah ini. Kupikir aku juga akan mengurusmu seperti anakku, tapi sepertinya justru kau yang membantu merawatku, anakku, suamiku, dan juga rumah ini." Narcissa menepuk pipi Harry dan terkekeh.
Rasanya Harry seperti memiliki keluarga yang sejak dulu ia rindukan. Pemuda itu jadi mengingat betapa seringnya mereka bertemu di tempat makan, terkadang berbincang santai tentang hari-hari mereka. Saat itu Harry tidak pernah mengira akan adanya pertemuan dengan Narcissa atau bahkan Lucius Malfoy, mereka sering makan siang bersamaーtentu tanpa Draco di sana, mungkin pemuda pirang itu juga tidak tahuーentah di sekitar Hogsmeade atau di dekat gedung Kementerian Sihir. Hubungan mereka semakin dekat, terasa layaknya anak dengan kedua orang tua mereka.
Selesai dengan bersih-bersih yang memakan waktu berhari-hari, Harry dan Narcissa duduk di beranda dengan secangkir Early Grey. Sepotong brownis cokelatーlagi-lagi cokelatーmembuat lidah keduanya bergoyang senang.
Menenggak tehnya, Narcissa merasa tubuhnya jauh lebih rileks. Di depan mereka sekelompok merak tengah berjalan elegan, sesekali merak jantan akan melebarkan ekor besarnya dan menampilkan bulu-bulu indah mereka. Tidak pernah ada dalam bayangan Narcissa waktu seperti ini, duduk santai sembari menikmati afternoon tea. Wanita itu menoleh, menemukan wajah santai Harry, "Sepertinya Ibu belum benar-benar mengenal dirimu ya?" Harry menoleh dengan alis hampir menyatu, "Whats?" bisiknya setengah terkejut.
"Kau... berbeda. Mungkin lebih tepatnya berubah?"
Dalam keterkejutannya, Harry rasa ia akan tergagap, jadi pemuda itu berdeham, "Mungkin waktu yang mengubahku." Harry nyengir polos.
![](https://img.wattpad.com/cover/211211392-288-k720142.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Is Mate
FantasySetelah perang besar, semua masih berjalan baik-baik saja. Draco lebih memilih menghindari ruang publik, belajar ramuan dengan seluruh kemampuan yang ia miliki. Tak lama kemudian ia bekerja di kementerian. Hidupnya baik-baik saja dan ia masih kaya r...