[4] CHENMIN : Make it Count

129 21 0
                                    

Siang hari di Perpustakaan Haneul masih sama seperti biasanya. Nuansa awal tahun begitu terasa dengan adanya buku-buku baru yang berdatangan.

Chen dan Yixing merupakan dua dari yang paling sibuk di antara semua pegawai yang ada. Memindahkan buku tak terpakai dari gudang, memeriksa buku-buku baru, sampai menginventaris buku juga mereka lakukan. Tahun ini, perpustakaan memang tidak menerima mahasiswa magang, alhasil mereka cukup kewalahan karena tahun-tahun sebelumnya mereka dengan rutin menerima bantuan dari para mahasiswa.

Tak tinggal diam melihat kesibukan itu, Suho sebagai pemilik pun turut menangani buku baru. Ia tak mengijinkan Chanyeol maupun Xiumin ikut membantu, ia meminta dua pustakawan tersebut untuk fokus melayani pemustaka.

"Urgh.. lelah sekali." Chen menghempaskan tubuhnya pada kursi di depan meja Xiumin.

"Ada begitu banyak buku baru ya?" Tanya Xiumin prihatin.

"Ya, dan ada lebih banyak buku yang dikeluarkan. Aku benar-benar membenci pemerintah yang seenaknya mengganti kurikulum. Tak tahu kah mereka menangani buku itu sulit?" Pria bersurai gelap itu mengeluh sembari mengipasi dirinya menggunakan tangan.

Tak berusaha menanggapi, Xiumin hanya mengambil buku tipis yang kemudian dia arahkan untuk mengipasi Chen.

"Ah... enaknya kalau punya pacar." Ujar lelaki itu main-main.

Wajah Xiumin tiba-tiba memanas dan menjadi salah tingkah melihat senyum manis pria di depannya. Dengan galak ia pun melempar buku tersebut ke meja, nyaris mengenai tangan Chen.

"Hey, kenapa berhenti?"

"Kau punya dua tangan! Kipasi saja dirimu sendiri!" Xiumin memilih berpura-pura mencatat sesuatu di jurnal hariannya.

"Ukh.. tanganku sakit setelah mengangkat puluhan box buku tadi." Gerutu Chen pelan yang diabaikan lelaki lebih tua di hadapannya.

Tak seorang pun berbicara setelah itu. Hanya ada suara buku di tangan Chen yang berdecit karena dijadikan kipas.

"Nanti mau makan di mana, Hyung?" Yang lebih muda akhirnya bersuara.

"Di tempat biasa saja." Jawab Xiumin tanpa menatap.

"Ada restoran baru di seberang gedung serba guna. Mau coba makan di sana?" Tawar Chen.

"Enak kah?"

"Temanku merekomendasikannya padaku. Sepertinya enak."

"Baiklah."

Tersenyum senang, Chen pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.

.

.

.

.

Jam makan siang datang terasa lebih cepat dari perkiraan. Chen bahkan masih mempunyai sekitar sepuluh box buku lagi yang harus ia masukkan. Sehingga saat melihat Xiumin datang membuatnya cukup terkejut, "sudah jam istirahat, hyung? Cepat sekali?"

"Butuh bantuan?" Tanya Xiumin segera.

"Tidak. Aku tak mau tangan atau pinggangmu sakit."

"Sial. Jangan lupakan aku juga pria!" Sungut Xiumin sebal. Ia pun mengambil box di dekat Chen dan cukup terkejut dengan berat yang di luar perkiraannya.

"Beratkan? Sini aku saja."

"Masih ada banyak yang harus diangkut, Chen. Ambil saja yang lain!"

Menatap punggung Xiumin yang nampak kesusahan membawa box besar dengan tubuh kecilnya, Chen buru-buru mengambil box lain yang paling besar. Ia berharap lelaki kesayangannya itu untuk mengambil box yang lebih kecil.

(Sequel) Library Love On!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang