Three

6 2 0
                                    

-Rabu-

"VII!!!" Teriak Sherly

"Duh masih pagi jangan teriak teriak" balasku mengusap-ngusap kuping

"Ya maaf deh, jadi gimana?" Ucap Sherly

"Hah? Gimana apanya?" Tanyaku bingung

"Ihhh gimana sihhh, kamu ikut kan ke Prancis?" Tanya Sherly

"Oh ituu, ikut donggg" kataku dengan bergaya so keren

Kita berdua pun ber-tos ria, entahlah pada hari itu kita merasa senang sekali.

•°•°•

Kami berada di aula sekarang, katanya akan dibagi formulir untuk ikut tidaknya.

Setelah dibagi formulir aku melihat rinci isi isinya, dan mengisinya dengan benar, fuhhh aku senang sekali disitu ketika sedang mengisi formulir. Aku pun memoto rincian bayaran dan alat alat yang wajib dibawa kesana.

•°•°•

Setelah kami keluar di aula kami duduk dulu di kantin sambil menatap luar jendela.

Aku membayangkan bagaimana indahnya Prancis disana, aku membayangkan semua yang akan aku lakukan disana.

"Woi, bengong nih" Kata Sherly membuyarkan lamunanku

"Apaansi" balasku kesal

"Belum berangkat ke Prancis nya, jangan di bayangin dulu" ucap Sherly

"Hm hmm" balasku singkat

"Dah ah yuk kita balik" ajak Sherly

"Papah belom jemput" balasku

Ya, seperti yang kalian tau aku ini anak tunggal, aku selalu di manja, padahal aku ingin hidup mandiri seperti orang orang, apalagi semenjak ibu tiada ayah semakin mengawasi ku.

"Yaudah Sherly duluan ya, udah di jemput" ucap Sherly sambil melambaikan tangan

"Loh Sher, Vii nya gak ditungguin?" Tanya seseorang

Aku pun menengok ke sumber suara itu berasal dan ternyata pacarnya Sherly.

Yahh Sherly itu dah punya pacar, pulang pergi pasti di jemput pacarnya,dulu aku berfikir coba aku kayak gitu, udah diamuk papah kali ya.

Tapi sekarang aku bersyukur, Papah memang ingin melakukan yang terbaik buatku. Dan aku berterimakasih sekali karena sekarang aku menjadi lebih baik.

Lanjut ke cerita,
Sherly itu punya pacar, namanya Eric. Aku gatau nama panjangnya, dan aku juga kurang deket. Vii itu tipe orang yang sudah bersosialisasi, Vii aja jarang senyum ke Eric, malah harus dia duluan senyumin Vii, baru Vii senyum.

"Gausah, Vi udah di jemput kok" kataku

Aku pun cepat-cepat membawa barang barang ku, karena Papah sudah menunggu di parkiran.

"Vi duluan ya" Ucapku sambil melambaikan tangan

Merekapun membalas lambaian tanganku.

•°•°•

Aku pun sampai di parkiran, dan aku melihat Papah sedang bersandar di luar mobil.

"Pah!!" Teriakku

Papah pun menengok ke arahku sambil tersenyum.

"Yu pulang" ajak papah

"Ayok" balasku

Kami berdua pun masuk mobil, dan Papah mulai menancapkan gas nya

•°•°•

Setelah beberapa menit kita pun sampai di depan rumah, dan ayah mulai memarkirkan mobilnya ke garasi.

Aku pun masuk terlebih dahulu ke rumah, yah untuk mandi ganti baju.

Setelah selesai, aku pun turun ke bawah dengan membawa surat rincian bayaran.

"Sini makan dulu, jangan ngurusin bayaran" ajak Papah

"Okei Pah" balasku

Aku pun mulai makan bersama Papah, aku selalu sedih juga aku membayangkan mama, dulu dia yang selalu mengajakku makan seperti ini. Dulu Papah sibuk sekali dengan pekerjaannya. Hufttt, aku lelah bila terus mengenang.

Setelah beres makan, Papah langsung membaca surat bayaran yang tadi aku bawa.

"Hanya ini?" Tanya Papah

"Iya Pah" balasku

"Udah, kamu tenang aja, persiapan aja barang-barang yang emang wajib kamu bawa ok?" Ucap Papah

Waktu itu aku mengira Papah bakal marah karena bayarannya mahal, ternyata engga:")

"Ok beres Pah" balasku

Aku pun lari menaiki tangga menuju ke kamar untuk menyiapkan barang barang yang memang perlu di bawa.


-🗼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

in FranceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang