Upacara Pembukaan

27 2 0
                                    


Aku Ani Renalita, saat ini memakai kemeja biru dongker, rok cream dan kerudung abu-abu. Tidak lupa dengan almamater Universitas baru yg sudah mulai kusut. Aku duduk ditengah-tengah ratusan mahasiswa baru angkatan 2009 pada Fakultas Manajemen.

Hari ini adalah harinya anak manajemen dengan almamater birunya. Auditorium dipenuhi warna biru yang sangat nyalang dari depan sampai kebelakang. Penuh, sesak, dan bau minyak wangi aneh-aneh tercampur menjadi satu.

Aku adalah mahasiswa baru yang beberapa hari yang lalu mengikuti test dan berhasil lolos. Menjadi salah satu dari sekian banyak mahasiswa manajemen yang saat ini duduk dikursi merah, mendengarkan ceramah mulai dari Ketua Panitia, Kaprodi hingga Rektor. Aku duduk dengan tenang, meski sangat mengantuk memperhatikan ceramah mereka berjam-jam.

Dari banyaknya mahasiswa yang hari ini hadir, tidak ada satupun dari mereka yang ku kenal. Aku duduk dengan tenang berusaha baik-baik saja, ditengah upacara penerimaan mahasiswa baru di salah satu Universitas di Jakarta. Meskipun tiba-tiba feelingku berkata untuk segera pergi dari sini, suasana semakin tak nyaman. Meski badanku sudah mulai terasa dingin dan merinding, aku tetap berusaha untuk tenang dan diam.

Berkali-kali seorang yang duduk disamping kanan didepan barisanku, diam dan memperhatikanku dengan aneh, entahlah aku tak mengenal siapa dia. Seorang lelaki yang menengok kearahku dengan tatapan aneh dan mata ikannya yang membuatku merasa benar-benar tak nyaman. Beberapa kali aku dibuat merinding karenanya. Entah karena lelaki itu atau karena hal lainnya, yang benar-benar tak kumengerti.

Upacara ini terasa sangat lama dari waktu yang disebutkan panitia. Aku benar-benar ingin pergi dari sini. Laki-laki itu semakin aneh memandangiku, dan tak ada seorangpun yang menyadari kegelisahanku.

"Sebenarnya dia siapa sih? Aneh banget" ucapku gelisah didalam hati.

Tiba-tiba dia tersenyum, creepy sekali. Aku enggan melihatnya tapi dia terterus memperhatikanku, menatapku dengan datar. Aku membuang muka kesebelah kiriku, disamping ku seorang perempuan dengan kerudung yang berwarna sama denganku, abu-abu.

Dia seperti merasakan hal yang sama denganku. Melihat kecemasanku, menatapku dan menatap kedepan tepatnya pada lelaki itu secara bergantian.

"Hai..." ucap perempuan itu, tiba-tiba menyapaku. Membuatku kaget setengah mati, aku hanya mengangguk membalas hai-nya dengan kaku.

"Kamu kenal dia?" tanyanya kemudian, membuatku hanya menggeleng kaku. Dia membulatkan mulutnya "Oh..."

Aku ingin mengalihkan perhatianku dari lelaki creepy itu. Tapi aku masih tidak tahu bagaimana caranya, perempuan yang baru saja menyapaku malah memperhatikan lelaki itu, aku tak tahu kenapa dia malah penasaran. Aku saja risih dibuatnya. Perempuan itu membuatku sangat bingung, sekaligus ngeri.

"Hati-hati sama orang itu, dia agak... hmm" ungkapnya membuat jantungku semakin berdebar dibuatnya.

Aku menelan ludah mendengar apa yang dikatakan perempuan itu. Ini membuatku benar-benar ingin segera pergi dari auditorium. Rektor masih berbicara panjang lebar disana, yang tetap saja tak kumengerti apa yang diucapkannya. Aku berusaha tetap tenang tapi runtuh seketika, panik mendengar kalimat yang diucapkan perempuan disebelahku ini, bagaimana aku menanggapinya.

"Oh iya, perkenalkan namaku Angika Fitrian, panggil saja Fitri. Kamu?"

"Hai Fitri, aku Ani Renalita, panggil saja Ani. Salam kenal" jawabku, mencoba menahan keringat dingin yang semakin membanjiri punggung dan dahiku. Kemudian menjabat uluran tangannya meskipun keringat dingin ditanganku tak juga mau berhenti padahal sudah ku lap dengan bersih berkali-kali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SIX-th MONOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang