Pelita sadiqa rachman, ya itu nama lengkapku kelahiran 17 tahun lalu yang sekarang sudah menjadi perempuan remaja dengan segala cerita kasih nya selama di bangku SMA. Bangku kelas 12 adalah masa dimana aku merasa sangat bimbang dengan segala masalah yang harus aku lewati satu persatu untuk masa depanku. 2019, tahun dimana aku harus mempersiapkan segala materi untuk masuk kedinasan. Tapi aku merasa hampa, kamu tau kenapa? Karena aku baru saja putus dengan dia, lelaki tidak jelas yang selalu mengutamakan ego.
Tapi sudahlah sekarang aku masih di kelas seharusnya tidak perlu memikirkan itu lagi, sudah banyak sosialisasi yang datang dari universitas dan lebaga lainnya ke sekolahku. Saat ini ada salah satu bimbel online yang akan bersosialisasi ke kelas, aku, annisa, dan clarisa memutuskan untuk pergi ke kantin pojok sekolah karena merasa capek sesudah olahraga.
"Ayo cepat lari nanti mereka terlanjur melihat kita kabur." Ujarku sambil berlari kecil.
"Lets gooo guyss." Teriak annisa.
Kita bertiga tidak mengikuti sosialisasi itu dan langsung pergi ke kantin untuk sekedar kipas-kipas karena terlalu gerah cuaca hari ini.
"Gue pusing anjir" aku memegang kepala dan sedikit memijatnya.
"Mau pesan makanan gak? Gue mau pesan nih ke Bu warti." Clarisa menepuk bahuku.
"Ngga lah, masi kenyang gue cuma capek aja tadi abis olahraga." Ucapku lesu. Clarisa langsung meninggalkan meja pojok untuk memesan makanan.
Didepan meja kita ada sekumpulan anak kelas 10 yang baru saja resmi menjadi murid sekitar 1 bulan yang lalu. Ada beberapa yang aku kenal dan kebanyakan tidak aku kenal, karena biasanya murid dari SMP sebelah adalah penghuni terbanyak SMA 1 termasuk aku sendiri di dalamnya.
"Hai kak pelitaaaa." Ujar seorang lelaki kelas 10 yang baru saja memasuki kantin dengan segerombolan temannya, aku mengenal mereka tapi ada beberapa yang tidak.
"Hai juga hehe." Ucapku malu karena dia menyapa dengan nada yang sangat bisa di dengar oleh seisi kantin.
Semua orang melihat ke arahku, terutama annisa yang langsung menyambar dengan pertanyaan "siapa dia? Kenal?"
"Kenal kok namanya Galuh, anak kelas 10 Mipa dan 5 bulan lalu pernah nembak gue tapi gue tolak. Berasa gamau pacaran sama yang lebih muda lagi. Kasihan sih tapi gue juga gamau terlalu ambil resiko." Jelasku panjang kepada annisa.
"Kak pelita mau makan gak?" Tiba-tiba temannya Galuh duduk di depanku, aku mengenalnya juga karena dia salah satu followers yang baru kemarin aku follback setelah beberapa bulan menjadi pengikut.
"Ngga Fahmi aku sudah kenyang hehe." Jawabku gelisah karena dia terus menatap mataku dengan lembut.
"Mau minum? Minum apa?"
"Ngga juga hehe makasih ya."
"Atau mau camilan? Atau mau apa?"
Ternyata semua murid yang ada di dikantin adalah teman sekelasnya Fahmi dan Galuh, mereka satu persatu meneriaki Fahmi yang sedang merayuku untuk ditraktir olehnya.
"Udah gapapa aku lagi nongkrong aja ko disini sama Annisa dan Clarisa juga."m
"Kalo habis olahraga harus minum, tau mau mie?"
"Aduh gimana ya aku jadi malu."
"Santai aja kak."
Clarisa kembali duduk di sebelahku, dia sedikit heran kepada Fahmi yang tiba-tiba duduk di depanku.
"Ayo mau pesan apa jadinya?"
"Masa nawarin aku aja kan di meja ini ada 3 orang perempuan, kamu harus adil ya kalau mau traktir aku juga harus traktir temanku juga."
"Iya iya bener tuh bener, bayarin yang udah gue pesen juga ya." Ujar Clarisa bersemangat.
"Heh gak boleh." Annisa marah kepada Clarisa yang ikut campur.
"Awas kak Fahmi orangnya suka deketin cewek-cewek di kelas juga. Playboy tah si eta mah kade." Seorang perempuan meneriaki itu tapi aku dan Fahmi tidak perduli karna aku pikir ya mana mau aku sama dia karna masih bocil, adik kelas beda 2 tahun.
"Udah jangan dengar manusia-manusia itu, jadi mau bertiga aku traktir nih?." Fahmi berbicara sambil terus menatapku hingga detik ini.
"Ngga deh aku bercanda kok, kamu pesankan minuman saja aku mau es."
"Es apa?"
"Susu."
"Hah? Susu? Susu apa?" Fahmi sedikit tertawa.
"Susu putih."
"Oke aku pesankan ya nanti biar Bi Warti yang antarkan kesini, aku balik ke meja bareng teman dulu."
"Makasih ya."
Aku dan teman-teman jalan menuju kantin bagian dalam untuk bisa menonton TV, karena kantin Bi Warti bentuknya berupa rumah biasa di dalamnya juga ada beberapa kamar untuk di sewakan kepada siwa-siswi.
Tak lama kemudian pesananku datang dan teman-teman kelas yang lain pun juga ikut datang karena sosialisai sudah selesai.
"Tau gak guys tadi pelita di traktir sama anak kelas 10, dan minuman ini dari dia." Ujar Annisa.
"Hah? Ko bisa sih? Anjir sweet gitu ya." Putri menjawab dengan nada penasaran.
"Coba ya kalo gue yang di traktir hhffftt." Clarisa merasa ingin di traktir juga oleh penggemarnya.
"Sabar Ca nanti juga bakal ada yang nembak lo." Annisa menepuk pundak Clarisa.
"Elah gue juga cuma kenal doang tuh sama si fahmi, mana mungkin gue sama dia dan gamau juga. Terus ya dia juga udah punya cewek.
"Kali aja lu bisa deket." Ujar Putri.
"Ngga ah masa sama adik kelas lagi, beda 2 tahun aduhh ntar gue kek yang jadi kakaknya." Aku membantah perkiraan Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET BADBOY
Teen Fiction"Elah gue juga cuma kenal doang tuh sama si fahmi, mana mungkin gue sama dia dan gamau juga. Terus ya dia juga udah punya cewek. "Kali aja lu bisa deket." Ujar Putri. "Ngga ah masa sama adik kelas lagi, beda 2 tahun aduhh ntar gue kek yang jadi kaka...