NO. 1 SEPARAH ITU KAH ?

34 2 4
                                    

"Hei, apa kamu mau nikah dengan ku ?" Keseriusan seorang pria saat melamar kekasih nya saat mereka sedang nge date di sebuah kafe.

"Emm". Tampak si wanita sedikit ragu-ragu untuk menjawab namun..

"Iya, tapi jangan sekarang-sekarang. Aku. Masih belum siap". Wanita itu melanjutkan ucapan yang membuat si pria menghembuskan nafas rasa tak enak hati dan berpaling dari wajah sang wanita.

"Hhh...iya, aku tau kok. Aku tidak akan memaksa untuk mewujudkan nya sekarang-sekarang. Aku akan tunggu kapan kau siap". Ucap si pria penuh kesabaran.

Itulah percakapan sepasang kekasih LDR yang setelah 2 tahun tak bertemu dan itu adalah pertemuan mereka yang pertama.

Entah apa yang ada di pikiran si wanita itu saat sang kekasih nya datang ke kota nya demi menemui sang pujaan hati dengan maksud hati ingin bertemu yang akan jadi calon mertuanya namun si wanita memilih untuk mengajak si pria berjalan mengelilingi indahnya kota tersebut.

Bukanya tak ada keberanian tapi hanya ingin tahu apa si wanita itu tahu apa yang di inginkan si pria tersebut, dan yah. Akhirnya malam semakin larut dan orang tua si pria pun sudah tak henti-hentinya menelepon untuk segera pulang.

_________________________________________________________________

"Hei hei hei stop, cerita apa itu. Parah tahu !!" Bentak Izu pada kakak nya yang sedang bercerita.

"Haahh, kau tau kan kakak tidak bisa bercerita atau mendongeng ?, Sudah tidur sana". Ucap Shu sang kakak sambil mengusap-usap kepala Izu yang dari tadi minta di ceritakan sebuah dongeng sebelum tidur.

"Cih, kakak payah wlee buuuu". Kesal Izu cemberut memelet.

"Cepat tidur, sekarang sudah larut malam. Jangan lupa baca doa dulu sebelum tidur". Sang kakak itu hanya bersabar dan tersenyum dan mematikan kamar adik nya itu. Izu pun membalas senyuman kakak nya dan mengucapkan selamat tidur padanya.

Di balik pintu Shu terdiam sejenak.

"Haahh ya kau benar Izu, itu cerita paling absurd. Maaf". Sesal nya seakan teringat masa lalu nya yang membuat dia sakit kepala.

Pagi pun hadir, burung-burung bernyanyi saling menyahut.

"Emm hmm" Shu membuka matanya dan kaget.

"Selamat pagi kakak hihihi ?". Sapa Izu yang sudah berada di atas kakak nya yang terbaring.

"Aah Izu, berat tahu. Turun lah". Pinta Shu setengah ngantuk menguap.

"Ok ok iya, oya aku sudah siapkan peralatan mandi buat kakak. Kemarin kan sudah habis jadi aku ganti yang baru. Ehmm". Ucap Izu tersenyum namun ada maunya.

"Oh iya terimakasih, hmm apa ?. Cepat turun". Ucap Shu lagi menggisik matanya.

"Ihihihi ehmmmm". Senyum Izu menantikan sesuatu.

"Ah iya, terimakasih Izu. Boleh turun sekarang ?". Sahut Shu mengusap-usap kepala Izu.

"Ok, sama-sama hehehehe". Izu pun turun dari badan nya Shu.

"Sekarang kakak mandi ya, aku bikinkan sarapan dulu". Lanjut Izu berlari kecil sambil melambai tangan.

Itulah Shu dan Izu, kakak beradik yang tinggal berdua sebuah rumah. Orang tua mereka berada di luar negeri dalam urusan pekerjaan. Mereka berdua sangat akrab penuh kasih sayang antara kakak dan adik.

Izu adalah siswi kelas 2 SMP sedang kan Shu adalah Mahasiswa tingkat akhir di sebuah tempat yang sama.

Mereka pun berangkat ke sekolah bersama berjalan kaki.

"Nah itu dia orang nya, yuhuu ?". Sapa wanita cantik berambut pirang.

"Oh selamat pagi Yumi ?". Balas Shu sambil menguap. Tak lupa Izu pun ikut mengucapkan selamat pagi.

"Idiih, apa-apaan sih sikap mu pada ku itu ?". Kesal Yumi manyun.

"Hmm jadi mau mu apa ?". Tanya Shu dengan tatapan setengah ngantuk.

"Tidak kok, tak apa-apa hm. Oh iya Izu, bagaimana cerita pengantar tidur dari kakak mu ini semalam ?". Ucap Yumi yang berpaling pada Shu dan bertanya pada Izu.

"Ah parah sekali, sepertinya harus terbiasa tidur tanpa mendengarkan cerita". Keluh Izu pasrah menyerah.

"Hmm jadi yang menyuruhku untuk bercerita sebelum tidur itu kamu Yumi ?". Tanya Shu dengan tatapan tajam.

"Ah hahaha iya, berarti benar. Kakak mu memang tak berbakat menjadi pendongeng sebelum tidur ya ?" Jawab Yumi tertawa kecil.

"Hmm kau ini sering seenaknya melakukan hal aneh ya, sudah. Ayo kita masuk. Izu, sampai jumpa saat istirahat nanti ya. Huuuaaammmmzzzzhhh". Ucap Shu berpisah di gerbang sekolah yang merupakan sekolah kelas elite.

"Dadah Izu, sampai nanti !!". Teriak Yumi

"Jadi, cerita apa yang kau ceritakan semalam pada adik mu ?". Tanya Yumi sambil berjalan di koridor kelas.

"Haah, harus ya aku ceritakan pada mu ?". Sikap dingin Shu selalu menyelimuti koridor sampai masuk kelas.

"Ah tidak juga, maaf jika aku terlalu banyak bicara padamu". Ucap Yumi sedikit murung kali ini.

"Lupakan saja, maaf juga kalau sikapku dingin seperti ini". Jawab Shu duduk di pojokan kelas mengadah menghela nafas.

"Hei Shu ?" Tanya Yumi serius.

"Iya ?"

"Maaf jika aku mendadak menanyakan ini padamu tapi aku penasaran sekali". Yumi serius

"Apa ?"

"Kenapa, kenapa kamu sering bersikap dingin begitu ?, Mungkin sikap mu padaku masih bisa ku fahami tapi pada orang lain. Emm kenapa ?". Seketika mereka menjadi saling menatap.

"Kau ingin tau ?, Rasanya konyol jika aku cerita padamu. Faedahnya pun tidak ada. Hmmm. Kau tahu rasanya trauma seperti apa ?". Shu berbalik bertanya.

"Ka kau trauma ?, Apa sikap mu yang dingin itu karena trauma ?".

"Iya, sekarang kau sudah tahu".

"Masih kurang jelas, kau trauma apa ?". Yumi semakin termakan rasa penasaran.

"Haahhh aku, aku trauma jatuh cinta". Jawab Shu santai namun tidak bagi Yumi. Hati nya terguncang mendengar itu dari mulut Shu. Orang yang dia sukainya.

"Separah itu kah, sampai kau bersikap dingin pada setiap orang ?". Tanya Yumi lagi.

"Yaa aku juga tidak tahu rasa ini akan berhenti. Kau boleh dekat dengan ku dan adik ku tapi hubungan kita hanya sebatas teman saja. Jangan lebih dulu". Jawab Shu tegas menatap Yumi yang mungkin sedang terguncang hatinya namun berusaha untuk sabar dan tegar.

"Yah, baik jika itu kemauan mu. Maaf sudah mengungkit masa lalu. Yah mungkin". Tunduk Yumi menghela nafas namun senyum nya sudah mulai kembali.

KISAH MEREKA BARU SAJA DI MULAI, SEMOGA CERITA INI TIDAK MACET SEPERTI CERITA YANG LAIN. THANKS.

TRAUMA JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang