Mendengar ucapan tersebut dari mulut Shu langsung Yumi menjadi sangat takut untuk mengatakan kalau dia suka padanya. Beberapa cara seperti memberikan Shu sebuah kode pun tak berhasil, entah dia tidak peka atau malah mengabaikan kode tersebut.
"Hei Shu, aku tau kamu trauma. Tapi bisakah kita selalu bersama ?". Tanya Yumi. Mereka berdua berjalan di area sekolah sekaligus kampus.
"Yumi, tolong jangan ucapkan itu lagi pada ku lagi. Bukan maksud untuk menyakitimu tapi tolong fahami keadaan hati ku sekarang dan...". Belum sempat melanjutkan kata-kata nya Shu di kejutkan dengan sesosok wanita yang cukup cantik di hadapan nya, berpakaian sopan dan menatap Shu seperti baru pertama bertemu setelah sekian lama berpisah.
"Emm Shu, kenapa berhenti ?". Tanya Yumi.
"Ah tidak, maaf. Ayo jalan lagi". Sahut Shu yang tak memperdulikan wanita itu.
"Kamu kenal wanita itu ?".
"Tidak, lupakan dia". Jawab Shu datar.
"ANU, MAAF". Teriak wanita tersebut mengarah kepada mereka berdua. Seketika Yumi menengok kebelakang.
"Iya, maksud kamu ?". Heran Yumi.
"Yumi, jangan tanggapi dia. Cepat kita harus temui Izu". Sahut Shu memberi alasan palsu.
"Ta tapi dia ?". Heranya lagi penuh tanda tanya.
"Ah bukan apa-apa, maaf aku ganggu kalian. Silahkan di lanjut perjalananya". Ucap wanita tersebut terlihat murung menunduk.
"Karin, akhirnya kau mengerti. Sekarang jangan ganggu kami. Faham ?". Shu maju dua langkah menghadap wanita itu dengan tatapan tajam seolah ada amarah yang ingin meluap.
"Sh...Shu ?" Gumam Yumi.
"A aku kira kau masih sendiri, tapi ya sudah maafkan aku ternyata aku salah". Karin berkaca-kaca.
"Ah maaf kita hany..." Ucapan Yumi di potong Shu.
"Yah kita sudah bertunangan. Jangan kau dekati aku lagi. Ada hati yang benar-benar harus ku jaga sekarang". Jelas Shu mengada-ngada namun bagi Yumi itu sangat lah membuat hatinya tertegun.
Tak lama teman Karin muncul dan melihat temanya itu sedang meneteskan air mata.
"Karin, kamu kenapa ?, Hei bocah. Apa yang kau lakukan pada sahabatku ?". Geramnya.
"Iya iya dia cuma kelilipan. Yumi ayo pergi". Mereka berdua pun pergi, sementara Yumi masih terheran-heran dengan ucapan Shu yang mendadak itu.
Sedangkan Karin yang tak lain adalah mantan Shu di masa lalu masih berdiri di tempat itu bersama sahabatnya yakni Hana.
"Kamu kenapa ?, Dia siapa hm ?". Tanya Hana mengusap air matanya.
"Sudah tidak apa-apa. Bukan apa-apa ko". Jawab Karin menghela nafas. Mereka berdua pun pergi, namun bagi Hana berpikir pasti ada sesuatu pada sahabatnya itu.
Pertemuan secara tidak sengaja itu sungguh sangat tidak terduga setelah sekian tahun lamanya.
"Hei Shu, maksud ucapan mu tadi apa ?". Tanya Yumi masih penasaran.
"Em ah maaf soal tadi. Dan maaf juga sudah menyeret kamu. Sudah jangan kamu bahas lagi". Ada hal yang membuat Yumi dan Shu bisa dekat di banding dengan teman-teman nya yang lain. Yakni Izu.
"Hai kakak, sudah lama nunggu ya ?". Suara Izu memecah rasa canggung antara Shu dan Yumi yang saat itu sedang berada di cafe untuk makan-makan.
"Kyaa Izu manis, Izu cantik, Izu unyuuu". Seketika raut wajah Yumi bersinar lagi saat ada Izu sambil menyubit kedua pipinya karena saking cantik dan imutnya.
"Aaah kakak tolooong !!!". Dengan muka datar.
"Duduk lah, kau mau pesan apa ?". Sahut Shu pada Izu dan membuat nya senang sekali.
Mereka sangat dekat seperti seperti keluarga 3 bersaudara, Yumi adalah penyelamat nyawa Izu saat terjadi kecelakaan parah padanya. Telat sedetik saja mungkin nyawa Izu tidak akan terselamatkan. Itu sebab nya Shu dan Yumi dekat meski bukan saudara kandung namun memperlakukan nya sebagai keluarga adalah cara Shu untuk berterimakasih padanya. Yumi mendonorkan ginjalnya pada yumi yang mengalami masalah saat kecelakaan. Di saat itu Yumi sempat di vonis tidak lama lagi untuk hidup. Saat itu Yumi juga sedang sakit parah dan dia ingin berguna bagi orang lain di sisa hidupnya, sampai suatu ketika ia mendengar ada seorang anak yang butuh donor ginjal untuk bisa hidup. Dari situ lah setelah mendengar kabar itu Yumi bertekad untuk mendonorkan ginjalnya pada Izu. Namun ajaibnya atas ketulusan nya itu kesehatan Yumi membaik dan bahkan sehat sampai sekarang.
"Kak, kenapa kakak tidak pacaran saja sama ka Yumi ?". Celetuk Izu di sela-sela makan.
"Hah, kau ini ?". Kaget Shu menepuk kepala Izu. Sementara Yumi hanya batuk-batuk kecil.
"Eeh kalian kenapa ?, Pokoknya aku mau kakak pacaran. Kalau perlu nikah deh, aku mau punya kakak perempuan". Celetuknya lagi tak tahu kondisi dan situasi.
"Sekali lagi kamu bicara, bayar sendiri makanan mu". Gertak Shu. Izu pun pindah ke samping Yumi dengan muka cemberut.
"Ka Yumi, toloong !!!".
"Sudah-sudah cup cup, mu mungkin itu belum saat nya tapi untuk jadi kakak perempuan mu sekarang pun bisa. Dari dulu kamu sudah kakak anggap sebagai adik kakak kok Izu". Jelas Yumi membuat wajah cemberut Izu kembali tersenyum bahagia.
"Hihihi...terimakasih ka Yumi". Senyum lebar Izu membuat Shu pun sedikit tersenyum.
Mereka pun melanjutkan makan siang nya dan Shu mengantarkan Izu pulang karena dia masih SMP jadi waktu pulang adalah pukul 12 siang. Sementara Yumi pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Di sana Yumi tidak sengaja bertemu dengan Karin.
Apa yang akan mereka ceritakan ?. Tunggu di cerita selanjutnya.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA JATUH CINTA
Short StoryPernah ga sih kalian ngalamin yang namanya trauma jatuh cinta ?