Prolog: I See

2.9K 132 17
                                    

Pekatnya jingga sudah menjadi lembayung senja. Warna langit yang keunguan menjadi pertanda bahwa sang fajar telah kembali ke peraduannya. Jaemin melangkahkan kaki dengan putus asa. Napas tersengal dan kerongkongan terasa kering mencekat. Pandangan mata mulai buram. Seluruh tubuhnya lemas. Tenaga habis tak bersisa. Di depan sana masih ada jalan setapak yang dikelilingi hutan. Parahnya, sekarang langit mulai gelap dan lelaki itu sudah pasti tidak bisa melanjutkan perjalanan. Besok sudah hari ketujuh ia tersesat di hutan ini.

Jaemin bersandar pada sebuah pohon besar. Ia memejamkan mata sambil berharap akan ada yang datang. Meskipun pada kenyataannya tidak. Dia sudah di sini selama enam hari dan tak ada yang datang.

"Khööye chi!" (hey kamu!)

Jaemin terkesiap, dia menatap pada sekumpulan orang berpakaian aneh yang bergerombol mengelilinginya.

"Chi khen be?" (siapa kamu?)

Pikiran lelaki itu berkecamuk. Lelah, kesal, marah, bingung, takut, ragu, putus asa ... semua bercampur menjadi satu. Terlalu lelah tubuh dan pikirannya kalau harus membuang sedikit lagi tenaga yang tersisa. Apalagi kalau cuma memikirkan apa yang akan terjadi padanya. Mata Jaemin terasa berat, dan ia tiba-tiba mengantuk parah.

"Magadgüi bid tüüniig ashiglaj bolno. Tüüniig av!" (Kita mungkin bisa menggunakannya. Bawa dia!)

Jaemin tidak melawan, terlebih saat diangkut tanpa persetujuan. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan dengan benar saat ini hanya bernapas. Tubuhnya sudah menyerah. Dia tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan untuk keluar dari hutan sialan ini. Tiupan angin terasa semakin kencang, hawanya pun semakin dingin. Untuk sekali ini saja, Jaemin berharap Tuhan masih memberikan dia kesempatan untuk hidup. Semoga kesadaran yang perlahan menghilang ini tidak menjadikan Jaemin kehilangan nyawa.

Kemudian ketika waktu berlalu, lelaki itu larut dalam kegelapan. Hingga saat ia membuka mata, samar netranya melihat cahaya kuning kemerahan. Suara riuh dari rapalan mantra dan nyanyian yang sama sekali belum pernah Jaemin dengar dilantunkan begitu kompak. Dalam harmoni yang tegas, suara keras, dan nada menuntut.

Apa yang terjadi padaku?

Jaemin mengerjap beberapa kali. Dalam pembaringan yang keras dan terasa panas itu ia menggeliat, dan ....

"ARRGGHHH!!"

Teriakan itu lolos begitu saja dari mulut Jaemin. Sebuah benda tajam terasa menyayat kulitnya. Simultan rasa sakit merangsang saraf, dan mengantarkan ngilu bercampur perih di kulitnya. Dari telapak tangan pemuda itu mengucur darah segar. Menetes deras membasahi tulang belulang di bawahnya. Tarian berlanjut, nyanyian semakin kencang diperdengarkan. Mereka tampak acuh pada Jaemin yang keheranan sekaligus kesakitan. Sial, tangannya terluka sekarang, dan lukanya cukup dalam.

"Zan üiliig ekhlüüliye." (mari mulai ritualnya).

Samar Jaemin mendengar suara berat bernada kasar nan tegas. Ada seorang pria bertubuh tinggi tegap. Kulitnya kecoklatan, hampir sama dengan warna baju yang dia kenakan. Sontak Jaemin mengernyit. Melihat model pakaian mereka membuatnya teringat pelajaran sejarah. Mereka seperti berasal dari masa lalu. Jaemin penasaran, mengapa prasasti hidup Joseon ini bisa bertahan di Seoul ... pada abad ke-21.

Namun, semuanya mendadak gelap. Tepat saat rasa ngilu dan dengung kuat mendera kepalanya. Kondisi tubuh Jaemin sama sekali tidak baik, dan ia tahu itu. Hanya saja aktivitas berisik yang tengah mengelilingi dirinya tampak mustahil dihentikan. Pemuda itu terlalu lelah. Tenaganya habis tak bersisa. Kegelapan seolah memeluk erat. Menarik Jaemin ke tempat yang sama sekali tidak bisa ia lihat, atau rasakan.

Suara nyanyian itu kian samar, lalu menghilang. Akan tetapi-

"ARRRGH!!!"

Teriakan Jaemin menggema, tepat saat kapak runcing nan tajam itu menyayat kulit. Menembus lapisan epidermis, dan mengoyak dagingnya.

🌲🌳🌼🌳🌲

🌲🌳🌼🌳🌲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NEVERLANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang