Duka

21 3 0
                                    

Seorang remaja terlihat sangat kacau. Seragam putih abu-abunya sudah sangat kusut, rambutnya berantakan. Dan matanya sembab.

Ia menatap pilu makam yang masih basah didepannya itu. Mulutnya sudah tidak bisa lagi berucap. Sahabat satu-satu yang dimilikinya, sedang menenangkannya disampingnya. Mengelus bahu pria itu prihatin. Orang tua sahabatnya pun berusaha menenangkannya.

"Nak Rasya sabar ya. Ini cobaan kamu harus kuat"

"Bener Sya. Kuat dong. Masih banyak kok yang sayang sama lo"

"Gausah bohong lo Dav"ucap pria bernama Rasya itu

Dava kaget "Maksudnya?"

Orang tua Dava yang mengerti, mencoba membiarkan mereka bicara berdua. "Kalian, kami tunggu dimobil ya, yuk Yah"ajak Bunda Dava kepada Ayahnya Dava

Tinggallah Dava dan Rasya sekarang.

Rasya menatap nisan yang bertuliskan nama Ayahnya itu. Hatinya benar-benar sakit sekarang.

"Kenapa? Kenapa Dav?"Isak Rasya

Dava mengelus bahu Rasya "Tenang, Ra"

"Pertama, Devi selingkuhin gw terus pergi keluar negeri dan sekarang ga ada kabar. Lalu Mamah gw tiba-tiba aja menghilang tanpa jejak sejak seminggu lalu. Dan Papa"Rasya terisak tidak sanggup melanjutkan ucapannya

"Bunuh diri, setelah gw berangkat sekolah pagi tadi"ucapnya masih terisak

"Dan sekarang..."

"Lo bakal lanjutin sekolah ke London kan?"

Dava menatap Rasya "Kok? Kan gw belum bilang?"

Rasya tertawa pilu "Tinggalin aja gw. Semuanya tinggalin aja gw sendirian"

"Rasya. Plis jangan kaya gini. Gw gajadi pergi deh. Gw selalu temenin lo disini"ucap Dava tidak tega

Rasya menatap Dava "Itukan mimpi orang tua lo. Mereka pengen lo sekolah dan lanjut kuliah di London terus ngelanjutin usaha bokap lo disana. Jadi, lo harus pergi"jelas Rasya

Dava terdiam. Rasya benar. Tapi disatu sisi, Rasy sedang butuh tempat dikeadaan seperti ini. Dan Rasya tidak mempunyai teman selain dirinya, karena orangnya sangat tertutup. Ia bingung sekarang harus bagaimana nanti.

"Sudahlah, gw mau pulang. Ortu lo pasti udah nunggu"ucap Rasya lalu beranjak pergi

Dimobil orang tuanya Dava, Rasya hanya diam menatap keluar jendela. Sungguh ia sangat rapuh sekarang. Orang yang dia sayangi perlahan-lahan meninggalkannya.

"Nak Rasya nginep ditempat Bunda aja ya?"ajak Bunda

"Gausah Bun. Takut ngerepotin"ucap Rasya tanpa mengalihkan penglihatannya

"Gapapa kok. Kamukan udah sering nginap. Nanti barang-barang kamu, biar Joko yang bawain"

"Tapi Bun--"Dava yang duduk di sebelah Rasyapun menepuk bahunya

Rasya menghela nafas berat "Ok"finalnya

                         🍃🍃🍃

Disisi lain, disebuah tempat yang sering masuk dalam dongeng anak-anak tersebut, terlihat ramai. Terlihat banyak sekali orang disitu, namun ada yang membedakan mereka dengan manusia pada umumnya. Sayap.

Terlihat anak-anak tengah asik bermain dan bercanda ria. Tetapi, berbeda dengan dua orang dewasa yang sepertinya sedang serius.

"Peri Anna. Anda hebat!"ucap Seseorang wanita yang sangat cantik. Dan dikepalanya terdapat mahkota kebesaran, menandakan kedudukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ainayya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang