Benar, firasatku memang selalu benar. Ya kekasih, kau akhirnya kembali. Namun kembalimu, merobohkan benteng perthananku. Kekasih, kau kembali diwaktu yang begitu singkat. Membuatku semakin menyayangimu(lagi). Hariku mulai terisi penuh dengan hadirmu, cintaku semakin kau pupuk dengan suburnya. Kau tahu kekasih? Aku sangat senang dan ketakutan dalam waktu bersamaan. Semakin dewasa kita, semakin banyak keputusan yang harus di tetapkan. Aku sangat benci dengan keputusan yang akan menimbulkan perpisahan. Tidak, aku sangat membenci kalimat itu. Bagaimana kekasih? Dengan segala cerita yang telah kita buat selama ini? Apa tumbuh dewasa harus menimbulkan perpisahan? Bagaimana jika nanti kekasihku jatuh cinta dengan perempuan lain? Bagaimana?
Kau tahu kekasih? Bagaimana aku menyayangimu? Bagaimana dalamnya ketulusan yang aku punya untukmu?
Berpetualanglah kekasih, hingga kau lelah. Aku akan tetap disini, dengan rasa yang akan tetap kujaga. Hingga petualangmu selesai, kalau kamu mau. Pulanglah, hatiku masih tetap menjadi rumahmu, masih sama seperti saat kamu belum berpetualang. Karena rasa sayangku tidak akan pernah bisa dipindahkan kepada siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
kembali untuk melemahkan
RomanceKamu, kembali untuk melemahkan benteng pertahananku