Bismillah
Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah aku menulis ini.
Versi Aku
Telepon datang dari seseorang bernama Rey, Reynaldi Gius. Dia adalah teman aku.
"No, kamu di mana?"
"Ada apa Rey?"
"Aku butuh kamu sekarang."
"Buat apa, ganggu orang saja. Aku lagi repot di rumah!"
"Bohong, kamu suka bohong sama aku. Bilangnya repot tidak tahunya santai." Rey bilang di balik telpon.
"Apa sih kamu ini. Aku lagi ada kerjaan."
"Aku cuma mau kamu datang aja ke rumah aku sekarang, please!"
"Oke aku ke situ tapi tidak lama."
"Iya."
Aku ke rumah Rey, eh ternyata aku di sambut dengan ramah di situ.
Rey tersenyum saat melihat aku datang. Dia selalu begitu di depan aku.
Aku tersenyum melihat tingkah ini di mana aku tengah mengedit tulisan dan aku ingat Ali yang ganteng dan aku suka. Terimakasih ya Allah objeknya. Hari ini tulisan aku sudah kecil.
"Selamat datang Nino. Kamu sendirian tidak bareng siapa-siapa?" Rey tanya padaku sambil menyambut aku dari balik pintu.
"Iya aku datang sendirian. Ada apa ini sebenarnya?" tanyaku pada Rey. Aku tidak tahu di rumah Rey ada acara apa. Yang aku tahu di rumah itu ada lilitan pita, balon dan lampu hias. Seperti acara ulang tahun.
Aku tersenyum sendiri melihat tingkah Rey di depan aku, senyum pias. Di mana aku masih tidak rela Rey mengundang aku malam itu."Sini duduk." Rey mempersilahkan aku duduk dan aku melihat posisi dulu sebelum aku duduk mana posisi yang enak buat aku duduk.
Aku duduk sambil melihat keadaan ruangan yang ada di situ. Rey mengambil sesuatu yaitu kue-kue seperti roti atau minuman buat aku dan tamu undangan lainnya.
"Ini di makan dulu. Ini minumannya." Rey berbicara sambil menaruh makanan dan minuman di atas meja. Aku masih memperhatikan dia tidak langsung ambil atau mencicipi kue atau minuman yang ada.
"Ayo di makan No, ini memang untuk kamu. Ayo di makan." kata Rey padaku.
"Kenapa, tidak suka kue ini, ini enak loh. Ono khusus aku pesan dari tukang kue." kataku berkilah.
Nino melihatku sambil memperhatikan aku dengan tatapan matanya yang tajam yang membuat aku tepar. Aku tidak tahu kenapa setiap laki-laki ganteng aku suka. Kamu tau sendiri itu.
Note
Kenapa tahlil itu berubah jadwal ya, ini pasti keterlibatan umroh. Atau aku yang tidak tahu pengumuman sebelumnya. Mungkin hal itu sudah di umumkan sebelumnya, sebelum aku datang mengaji waktu itu. Dan sekarang aku telat tidak mengaji dan tidak kebagian berkat atau posisi makanan atau kue. Tapi tidak apa. Tidak dapat juga tidak masalah buat aku. Tapi besok aku harus balas dendam. Ini semua karena si lampir Irma yang jelek banget itu. Yang sok cantik di depan orang.
Ternyata uang haji itu buat mereka miskin. Tidak di ngajuin juga di waktu yang tepat. Seperti yang terjadi di sekitar sini tapi itu boleh di lakukan karena itu hak mereka masing-masing.
Seperti Ayuk yang tanya, kenapa dia tidak mengajar waktu itu, atau aku yang sengaja berontak atau tanya pada siapa pun yang ada di kantor karena aku yang selalu di buang ke Perpustakaan.
Premis: Rey tidak mau menikah karena ada Nino.
Aku menyesal karena tidak ikut tahlil. Kenapa, ada apa dengan tahlil?
Aku masih ingat sins di mana Mak Aya masih ada. Sins selametan waktu itu aku dapat rejeki, seperti TF yang cair atau turun dua kali.
Tahun 2020
Masih ingat Sohib yang sangat ganteng tadi pagi, dia berkumis sekarang. Seperti orang lain yang aku ketahui. Tapi dia baik.
Aku masih ingat sins di mana aku pergi bersama Soleh dan bertemu Mumud. Aku tidak mau maksiat dulu. Maaf. Aku harus jadi Dilan sekarang. Aku tidak mau jadi yang lain dulu. Alhamdulillah, malam ini adalah malam barokah di mana orang-orang pada takut keluar dan masih tidak menikmati malam tahun baru 2020 malam pergantian tahun.
Mungkin untuk kali ini aku harus simpan HP ink dulu atau aku peringati di sini di HP mungil yang aku sendiri tidak tahu kapan belinya.