Hujan
Chapter 3Rully
Aku bertemu Arletta di depan rumahnya.
"Rully, kamu, ngapain kamu ke sini ganggu aku aja!" Arletta seperti tidak suka aku masuk ke rumahnya.
"Ya udah aku pergi saja." kataku nyerah.
"Eeh, udah masuk sana!" Etta ngajak aku masuk. Aku masuk ke rumah Etta sambil cari tempat duduk.
"Tunggu bentar, aku mau mandi dulu." Etta lewat di depan aku sambil permisi.
"Iya." aku jawab enteng, sambil ambil HP yang ada di saku celana.
"Nih makan dulu." Etta menghampiriku.
Aku lihat dia berjalan menghampiriku sambil memberikan toples berisi jagung manis yang pedes.
"Aku ambil ya.." kataku pada Etta.
"Iya." jawabnya padaku sambil pergi ke kamar mandi.
Setelah beberapa menit dia datang dan masuk ke dalam kamar.
"Ada apa pagi-pagi ke mari?"
"Iseng aja ke sini."
"Oh, main-main tah. Aku tidak punya mainan tuh." kata Etta simple.
"Yah, kamu. Cuma main doang nggak butuh mainan kali." kataku lanjut.
"Rul, aku pusing sekarang mending kamu pergi deh."
"Beneran nih aku pergi?" Aku bertanya sekali lagi buat meyakinkan Etta.
"Ehm, iya boleh." Etta jawab.
"Kamu ngusir aku?" ucapku balik.
"Bukan gitu, aku masih ada kerjaan di sini." Etta jelas di depanku.
"Mungkin bisa aku bantu?" tanya aku lagi pada Etta.
"Boleh tapi kamu tahu tidak?"
"Apaan?"
"Ngedit tulisan."
"Ngedit tulisan, buat apaan?"
"Buat di baca!"
"Siapa yang baca?"
"Anak-anak."
"Huh! Nyebelin emang. Buat apa sih ngasih bacaan segitu banyak, mending lalu masak atau apa kek gitu. Ngaji kek."
"Apaan sih Rul, aku tidak tahu ngaji ember!" Etta berucap.
"Ember. Sini aku bantuin!" ucapku sedikit emosi. Aku membaca cerita karangan Arletta temanku. Bagus sih ceritanya buat aku penasaran kelanjutannya. Tapi karena aku punya HP dan aku bisa cari cerita di situ makanya aku tidak jadi baca kelanjutan cerita itu.
"Kamu ngapain buat cerita kayak beginian?"
"Hah?" Etta celingukan.