Epilog

2.6K 276 136
                                    

END, 03/05/2020

Jeongin menghela nafas kemudian merenggangkan ototnya yang terasa sedikit kaku. Akhinya cerita yang ia kerjakan sejak lama selesai juga. Masih membiarkan notebooknya tetap menyala di atas pangkuan, Jeongin kembali menatap langit cerah dari balik jendela rumah sakit tempatnya dirawat.

Jeongin hanya berharap jika ia bisa memenuhi janjinya ke Junkyu setelah ini.

Lagu Dear God milik Avenged Sevenfold masih terdengar dari notebook Jeongin, menemani pemuda manis itu dalam keheningan dan dalam lamunannya sendiri.

Benak Jeongin kosong, ia sama sekali tak memikirkan apapun, hanya duduk diam sembari menikmati suasana di penghujung senja.

Cklekk...

Tak lama, pintu ruang rawatnya dibuka, membuat Jeongin menoleh ke sana dan seketika mengulas senyumnya saat melihat siapa yang datang.

Lelaki yang membuka pintu kamar Jeongin kemudian berjalan mendekati pemuda yang masih duduk menyandar di kepala bangsal tersebut. "Bosan?"

"Sangat." ucap Jeongin yang kemudian memejamkan matanya guna menikmati elusan di kepalanya.

"Maafkan aku, kantin sedang ramai tadi."

"Tidak masalah, kau juga harus menjaga pola makanmu, jangan sampai kau sakit karena menjagaku." Jeongin melemparkan senyum manisnya, lelaki tersebut ikut tersenyum.

"Ucapkan hal itu pada dirimu sendiri, karena sibuk mengurus ceritamu itu, kau sampai lupa makan sehingga membuat maagmu kambuh dan berakhir di sini."

Jeongin cemberut. "Jangan membahasnya lagi, aku hanya lupa makan beberapa kali oke."

"Hmm...baiklah-baiklah, maafkan aku. Ah iya, ngomong-ngomong, kau mengetik cerita lagi?" tanya si lelaki kemudian mengintip notebook Jeongin yang masih menampilkan aplikasi microsoft word.

"Hu-um, seperti biasa, tapi kisah ceritaku ini baru saja selesai."

"Bolehkan aku membacanya?"

"Tentu saja."

Jeongin mengangguk kemudian menggeser sedikit notebooknya sehingga lelaki tersebut bisa membaca tulisan di dalamnya. Fyi, Jeongin memang sering meminta masukan dan pendapat kepada lelaki di hadapannya, dan juga dia dengan senang hati akan selalu membaca cerita yang Jeongin buat lalu menambahkan beberapa saran untuk si manis.

Dahi lelaki tersebut terlihat mengerut saat membaca part terakhir dari cerita Jeongin.

"Hey kenapa kau membuatku mati di kisahmu? Kau sangat jahat." lelaki tersebut melayangkan tatapan protes ke Jeongin, oh jangan lupakan bibir tebalnya yang dimajukan karena kesal.

"Aku hanya ingin membuatnya terkesan lebih dramatis, Hyunjin."

Hyunjin menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan jalan pikiran Jeongin, namun pada akhirnya Hyunjin memilih untuk menganggukkan kepalanya kemudian mengusap surai Jeongin penuh kasih sayang.

"Ceritamu bagus." ucap Hyunjin sembari tersenyum lembut ke arah rubah manis kesayangannya.

Jeongin sulit ditebak, ah bukan, lebih tepatnya kisahnya lah yang penuh dengan kejutan, bukankah begitu?

Jeongin sulit ditebak, ah bukan, lebih tepatnya kisahnya lah yang penuh dengan kejutan, bukankah begitu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FIN

GIMANAAAA??? Plot twistnya berhasil tidak???

Hahaha...padahal lebah udah bilangin jangan ngamuk, ya Tuhan jadi ngakak kan lebah 🤣

Buat yang belum paham, inget kan di part sebelumnya itu ada tulisan Chapter 21 (draft). Kayaknya gak ada yang penasaran ya sama clue itu 🤭

Nah bisa dikatakan, chapter 21 itu merupakan ending yang dikarang sama Jeongin, sejak awal sebenernya kisah ini ditulis sama Jeongin (baca prolog lagi kalau bingung)

Notebook ini berisi kisah flashbacknya Hyunjeong, tapi Jeongin ngarang sendiri di bagian ending.

Kecelakaan itu gak pernah terjadi, dan seperti yang Hyunjin bilang, Jeje masuk rumah sakit karena maagnya kambuh. Sekian, sepertinya dari awal nih ff udah gaje 🤣

Kalau masih bingung, pikir sendiri //gak gak. Kalau bingung tanyain aja ya 👉👈😗

Tertanda, 03/05/2020

Bee, ff ini resmi tamat. Sampai jumpa~

Notebook [Hyunjeong] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang