1

18 2 0
                                    

Hotel, seoul

Pria itu bergerak, menggeram kasar saat deringan ponselnya yang membuat telinganya pengang mulai mengganggu kegiatan tidurnya yang menyenangkan. Dia menggumamkan sumpah serapah dan langsung duduk, menyebabkan rasa pusing langsung mendera kepalanya tanpa ampun akibat hangover yang pagi ini didapatkannya setelah mabuk mabukan semalam. Seingatnya dia hanya menghabiskan dua botol.

Dia berguling turun dari atas ranjang, meraih jinnya dengan kaki dan memakainya dengan susah payah. Matanya menanggkap sosok lain yang berbaring di ranjang yang sama dengannya dan baru saja dia sadari kehadirannya sekarang. Selimut yang menutupi tubuh polos wanita itu merosot ke bagian pinggang sehingga menampilkan pemandangan dada dan lehernya yang penuh bercak merah.

Oh, itu pasti kerjaannya semalam. Sepertinya wanita itu adalah wanita yang tadi malam diperebutkan oleh teman-temannya. Mengingat wanita itu sekarang berada di kamar hotel ini, telanjang, bersamanya, itu berarti dialah yang berhasil memenangkan wanita tersebut. Hanya saja dia tidak bisa mengingat kesenangan apa saja yang sudah mereka lakukan. Dia sepertinya benar benar mabuk sehingga memori otaknya tidak bisa berperoses dengan benar.

Deringan ponselnya sempat berhenti sesaat, sebelum beberapa detik kemudian berbunyi lagi, menunjukkan bahwa si penelepon tidak akan berhenti sebelum dia menjawab teleponnya.

Pria itu beranjak ke sofa, mencari cari ponselnya diantara tumpukan kemeja. Dia menemukan ponselnya di dalam saku jas, mengambil obat penghilang hangover yang selalu dibawanya kemana mana untuk berjaga jaga sekalian, sebelum akhirnya menjawab telepon itu. Pria tersebut melangkah ke sudut lain kamar, menuang air ke dalam gelas yg sudah tersedia di sana, dan baru akan meminum obatnya saat suara wanita yang terdengar sangat marah mulai merusak gendang telinganya dengan teriakan super dahsyat.

"YOO JIN, KAU PIKIR APA YG SEDANG KAU LAKUKAN, HAH?! AKU SUDAH BILANG AGAR KAU PULANG KE RUMAH SEMALAM DAN KAU SAMA SEKALI TIDAK MUNCUL! LALU AKU MENDAPAT BERITA BAHWA KAU MABUK MABUKAN LAGI DAN MEMBAWA WANITA KE HOTEL!" -eomma yoo jin (ibu yoo jin)

"Eomma" ucap pria itu dengan nada malas "Aku sudah bilang bahwa aku tidak akan pulang kalau kau masih menyuruhku menikah dengan wanita wanita pilihanmu itu. Aku sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan dan tidak akan melakukannya dalam waktu dekat. Kalau eomma menghawatirkan kehidupan percintaanku tenanglah, aku bisa mendapatkan wanita kapanpun aku mau. Dan kalau eomma ingin cucu, minta saja. Aku bisa menghamili seorang wanita dan menyuruhnya melahirkan anak untukku. Masalah selesaikan?" -Yoo jin

"Oh ya tuhan-ku, apa dosaku selama ini sampai melahirkan anak sepertimu? YA! Apa aku tidak pernah mengajarimu sopan santun hah?! Kau tidak punya otak? Pulang sekarang juga atau namamu dicoret dari daftar ahli waris!" -eomma

"Mana bisa begitu!" sungut Yoo jin sebal.

"Tentu saja bisa, Bocah Nakal! Aku sudah menyuruhmu pulang semalam dan kau tidak datang, padahal pengacara ayahmu sudah datang untuk membacakan isi surat wasiatnya. Dan kau, Yoo Jin, kau tidak akan mendapatkan perusahaan ayahmu jika kau tidak segera menikah dengan wanita baik baik pilihanku!" -eomma

"Sial!" umpat Yoo Jin ngeri saat sambungan telepon terputus begitu saja.

Perusahaannya..... Tidak, tidak. Ia sudah menunggu lama ayahnya agar bersedia memberikan perusahaan itu padanya, dan sekarang, setelah ayahnya meninggal, pria itu masih saja menyusahkannya. Dia harus menikah dulu sebelum memimpin perusahaan itu? Yoo Jin menghembuskan nafas kesal. Kali ini dia tahu bahwa dia tidak bisa lagi menolak ataupun menghindar. Benar benar menyusahkan!.

Yoo Jin menghempaskan tubuhnya ke atas kursi pengemudi, melempar jasnya ke bangku belakang, lalu membanting pintu mobilnya sampai menutup. Ferrari hitam itu langsung melaju mulus beberapa detik dengan kecepatan diluar ketentuan, sehingga hanya keberuntungan saja yang bisa menyelamatkan pria itu dari tilangan polisi.

Dia mengacak ngacak rambutnya, menumpangkan siku ke pintu mobil. Wanita selalu merepotkan menurutnya. Karena itu dia memutuskan untuk menjadikan mereka sebagai mainan saja. Teman kencan. Teman tidur. Hanya sebatas itu.

Dia tidak pernah mencari satu wanita pun seumur hidupnya. Dia hanya mengajak mereka keluar satu kali, lalu jika wanita itu cukup menarik baginya, mungkin dia akan membawa mereka ke ranjang jika dia memang sedang berminat, dan setelah itu, jangan harap dia mau melihat wanita wanita itu lagi. Baginya, satu wanita hanya boleh dikencani satu kali, dan tidak ada satu wanita pun yang akan dibawanya ke tempat umum, di acara acara resmi publik, tempat dimana ada seseorang yang dikenalnya, mungkin keluarga, karyawan, atau klien. Bahkan apartemen pribadinya dia haramkan untuk dimasuki wanita manapun selain ibunya dan kakak perempuannya. Lagi pula, dia hanya akan memamerkan sesuatu yang memang memiliki status sebagai miliknya, dan sayangnya, tidak ada satu wanitapun, sejauh ini, yang bersedia dia akui sebagai miliknya.

Tapi surat wasiat ayahnya mengingat hal itu kembali membuatnya geram dan merasa ingin memukul sesuatu, memaksanya untuk merelakan satu orang wanita tak dikenal masuk dan mengacak ngacak hidupnya. Dia tidak akan membiarkan wanita itu mengaturnya, tentu saja, tapi jika seorang wanita sudah berhasil mendapatkan gelar sebagai istrinya, maka itu berarti wanita tersebut adalah nama lain dari neraka.

--------

Oke guys segitu dulu ya, next lebih seru lagi, ada konflik soalnya😂

Aku up setiap hari senin dan jumat ya guys, kalo lagi ada waktu kosong baru aku up wkwk.

Tnks udh baca readers💘

I n t e r e s tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang