Blood || Haechan

165 14 0
                                    

NOTE : NYALAKAN MEDIA UNTUK EFEK YANG LEBIH KUAT!!

Waktu rasanya berjalan begitu aneh,detak jarum jam terdengar tidak normal karena arah putarnya yang berlawanan.

Ada deru nafas yang tertahan di balik pintu besi diujung lorong,dinding-dinding bercat hitam dipenuhi dengan bercak-bercak tulisan abstrak yang entah dilukis dengan apa sehingga berwarna merah darah dan berbau begitu anyir dan busuk.

Udara didalam lorong ini begitu menggigit,tidak dingin tapi tidak hangat juga, semacam hampa yang menyakitkan.

Deru nafas itu rasanya semakin mendekat,penerangan yang serupa lilin itu sekarang mati. Gelap yang kini menyelimuti pandangan pemuda berbaju seragam SMA yang berdiri kikuk,terikat kedua tangan dan kakinya di sebuah tiang disamping manekin berbaju zirah zaman romawi kuno.

" Tuhan,jika jika memang aku harus mati di tangan mahkluk itu sekarang,izinkan aku menemui orangtuaku setidaknya sekali lagi.. "

Dia berdoa dengan sungguh-sungguh,dan jantungnya berdenyar dengan aneh,ia tiba-tiba ketakutan.

Dia menajamkan telinganya,derap langkah kaki sayup mulai terdengar mendekat,langkah itu kini beradu dengan suara dentingan logam dan sesuatu yang besar dan diseret dengan paksa.
Seolah,penyeretnya itu berukuran sangat kecil dan memaksa membawa baarang yang 3 kali lebih berat dari ukurannya.

Jika ia tidak salah lihat,maka Demi Tuhan!!! Dia baru saja melihat sosok itu terkena pantulan cahaya bulan di cermin yang entah sejak kapan terpasang di ruangan berlorong itu.

Matanya menyala merah,telinganya berlubang dan demi dewa manapun,dia tengah menyeringai kearah pemuda itu.
Seringainya begitu jelek dan demi dewa manapun lagi,giginya berbentuk segitiga runcing dan selalu meneteskan cairan,yang jelas-jelas bukan salivanya,tapi darah! Benar-benar darah merah dan terlihat masih segar.

Sosoknya begitu kerdil,mungkin hanya sepinggul orang dewasa,dan perlu kalian ketahui bahwa suara denting logam yang tadi terdengar adalah sebuah pedang modifikasi yang bergerigi seperti sebuah gergaji,tapi jelas itu adalah sebuah pedang.
Dan yang terdengar seperti benda yang diseretnya tadi nyatanya adalah mayat dari seorang pria berotot berukuran lebih dari 3 kali ukuran badan si kerdil itu,dengan baju putih terkoyak penuh darah besutan benda tajam akibat banyak melawan sepertinya,mukanya sangat pucat,seolah tidak ada setetes darahpun yang pernah mengaliri nadinya.

Oh!!

Pemuda itu mulai paham,dan jika ia benar,setelah sosok itu selesai mengelap ujung mulut kotornya itu,maka apa yang terjadi pada mayat pria itu,akan segera terjadi pada mayatnya kemudian.

Sosok itu kembali menyeringai,matanya yang sudah merah menyala berubah menjadi tatapan gelap yang menjijikan.

Perlahan,dia mendekati pemuda itu,menyapukan pedang-gergajinya di lengan sebelah kiri tepat pada dimana jalur arteri berada. Sosok itu,tiba-tiba tertawa parau,memperlihatkan gigi-gigi runcingnya yang berkilat merah dan menetes-netes.

" ketakutan,anak muda?"

" jangan takut,sebentar lagi,darahmu akan mengalir bersama darah di dalam tubuhku dan dirimu tidak akan merasakan lagi sakitnya hidup didunia yang kejam ini anak muda,berbahagialah!!"

Sosok kerdil itu kembali melanjutkan tawanya yang parau dan menyakitkan,dan tepat saat sosok kerdil itu menghentikan tawanya,sapuan pedang-gergaji di lengan pemuda itu berubah menjadi sayatan yang mengoyak pembuluh darahnya.

Pemuda itu tercekat,suaranya entah terhenti di bagian mana didalam kerongkongannya,pita suaranya seolah telah hilang berjam-jam yang lalu.

Semua terlihat begitu samar sekarang,tubuhnya sudah mati rasa,pembuluhnya yang terkoyak tadi menyemburkan darah yang tidak terhenti.
Dan ketika sosok kerdil itu melepaskan ikatan tangan dan kakinya,dia ambruk telentang dilantai. Meskipun sekarat,masih bisa ia lihat bagaimana sosok itu mulai mendekat kearah lengannya sekarang,atau lebih tepatnya menunduk ke arah luka sayatan,sosok itu terlihat begitu bahagia,lidahnya tak sadar bergerak menyapu bibir hitam bernoda darah itu dengan semangat.

"ARRGGHHHHHHHHHHHHHHH......."

Pemuda itu akhirnya menjerit,pita suaranya tiba-tiba kembali.

Ini,rasanya begitu menyakitkan!

Gigi-gigi jelek itu menghujam kulitnya dan menyebabkan koyakan yang lebih dalam,dan anehnya ia merasa darahnya ikut tersedot keluar,bukan karena sayatan,tapi memang gigi itu yang menyedotnya.

Darahnya habis,dan dia mati,itu pasti!

Tapi tunggu,apakah kematian itu terasa sebiasa ini? Sekarang ia hanya berada dalam kegelapan,dan kegelapan itu hanya terasa seperti ia memasukkan kepalanya kedalam benda-beresleting-tempat-biasa-murid-meletakkan-alat-tulisnya dan jatuh tertidur. Ia juga bisa mendengar suara bel yang sekolah berdentang diikuti sorakan riuh anak-anak yang bergegas ingin pulang.

" selamat bertemu lagi setelah libur musim dingin anak-anak "

Bodoh! Ternyata semua itu tadi hanyalah mimpi konyol diujung pelajaran matematika yang membosankan,dan dia gemetar ketakutan karenanya? Haha,itu lucu!

Pemuda itu akhirnya mengeluarkan kepala dari tas yang ia jadikan ruang tidurnya,ia merapikan seluruh isinya dan ikut bergegas pulang bersama dengan teman-temannya yang lain.

"  Lee Dong Hyuck alias Haechan si pelajar kesayangan guru,18 tahun, tempat tinggal di  Seoul, Berandal nakal yang harus dimusnahkan. "

" Darahmu adalah darahku,Nak..."

Sesosok pria tersenyum dingin menatap punggung pemuda itu berlalu dari balik tiang penyangga disamping manekin berbaju zirah.

.end.

end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NCT One Shot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang