Hari ini kulihat matahari bersinar dengan terang dan disertai angin sepoi-sepoi yang membelai lembut pipiku. Dan ditempat inilah aku menghabiskan hari-hariku tanpa banyak yang tahu bahwa aku mengidap penyakit yang mematikan.
Ya, saat ini aku tengah mengidap kanker otak stadium akhir dan aku hanya menunggu hari dimana malaikat maut akan datang guna menjemput diriku.
"Kai, apa kau tahu kabar terbaru dari Seulgi? Kudengar saat ini ia tengah menjalin kasih dengan Chanyeol." Tepuk namja albino di bahuku sambil mengambil tempat untuk duduk di sampingku.
"Jinjja? Baguslah kalau begitu." Jawabku dengan mata yang tak lepas memandang ke atas
"Cha, ayo kita masuk. Sebentar lagi kau harus menjalani kemoterapi." Ajak Sehun sambil mendorong kursi rodaku memasuki area Rumah Sakit Internasional Seoul.
Flashback
"Oppa, tadi aku dan eomma sudah ke WO untuk mengecheck lagi persiapan pernikahan kita. Bagaimana jika nanti sesudah makan siang kita mengambil cincin pernikahan kita?" tanya yeoja bermata sipit dengan senyum yang tak luntur dari wajah ayunya itu.
"Aku tengah sibuk Seul. Kau ajak saja temanmu untuk mengambilnya." Jawab sang namja tanpa melepaskan pandangan matanya dari kertas dan layar komputer yang senantiasa menampilkan grafik-grafik yang membuat pusing kepala itu.
"Tapi oppa....."
"KAU TAK DENGAR BAHWA AKU TENGAH SIBUK EOH?!" bentak sang namja
"Arra, kalau begitu aku pergi dulu. Annyeong Kai Oppa." Lirih Seulgi sambil menahan air mata di pelupuk mata beruangnya itu.
Flashback End
Tak terasa air mataku meluncur lagi saat aku mengenang segala hal yang berkaitan dengan Seulgi.
Aku tahu luka apa yang sudah aku ukir di dirinya. Rasanya hatiku sangat sakit mendengar Seulgi bersama Chanyeol yang merupakan rivalku saat dulu aku berjuang untuk memenangkan hati Seulgi.
Seperti sekarang, saat aku melihat bunga sakura yang tengah berguguran, aku seperti melihat Seulgi tengah tersenyum bahagia kearahku.
YOU ARE READING
SEPARATION
Short Story"Apa aku egois? Kau memang sudah bukan milikku lagi tapi ku hanya ingin mendengar suara lembutmu memanggil namaku sekali lagi." -Kim Kai- "Aku menutup mataku dan mengumpulkan nafasku sedikit, Dan tanpa perlawanan, bisakah aku menangis sedikit?"-Kang...