Bagian 2
.
.
.
Sudah hampir 1 bulan semenjak Sehun terakhir datang ke café Chanyeol dan Luhan masih belum mengetahuinya. Sehun ingat bagaimama Luhan yang selalu menemani dirinya setiap malamn setelah Luhan selesai dengan pekerjaannya di café.
Sehun dan Luhan tetap tidur dalam 1 kamar semenjak mereka menikah, walaupun dia selalu membelakangi Luhan.
Semenjak kecelakaan yang menimpa Sehun, setiap malam Luhan selalu menyanyikan lagu-lagu penghantar tidur disampingnya dan mengecup kening Sehun dan mengucapkan "Selamat malam Sehun, mimpi indah. Aku mencintaimu." Sebelum akhirnya Luhan bersiap tidur.
Mungkin Luhan mengira jika Sehun benar-benar terlelap. Tetapi sebenarnya dirinya tidak pernah tidak melewatkan malam tanpa mendengar suara Luhan yang menyanyikannya lagu penghantar tidur atau kecupan pada keningnya.
Kemudian Sehun teringat akan pria yang ia cintai sebelumnya dan membandingkannya dengan Luhan. Sehun sungguh beruntung menikah dengan Luhan walaupun dirinya tidak pernah mau mengakui hal itu. Luhan adalah orang yang selalu melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikatakannya. Itulah yang membuat Sehun selalu menghargai Luhan – tetapi dia belum bisa mengakuinya.
Sehun ingat bagaimana pria yang ia cintai sebelumnya selalu sibuk dimanapun Sehun butuh dukungannya. Dan Sehun ingat dengan ucapan pria tersebut "Jika kau jatuh miskinpun, aku akan tetap mencintaimu..." sungguh bodohnya Sehun mempercayai ucapannya dan percaya akan semua janji manisnya. Sehun ingat bagaimana pria yang sangat ia cintai tidaklah mencintai Sehun sebanyak yang ia lakukan. Bagaimana dia marah saat Sehun tidak membawanya ke restoran mewah, atau hadiah yang tidak mahal karena Sehun sedang kesulitan keuangan waktu itu. Bagaimana pria tersebut akan mencemooh lelucon Chanyeol yang menurutnya tidak lucu. Bagaimana pria tersebut terlihat jijik jika ada orang miskin atau pengemis yang mendekatinya.
Kemudian Sehun ingat bagaimana Luhan adalah kebalikan dari semua itu. Bagaimana Luhan selalu ada disampingnya dari saat diacara pernikahan mereka berdua hingga sekarang.
Luhan yang selalu tertawa dan bahagia setiap Chanyeol memberi lelucon atau saat Xiumin memperlihatkan wajah lucu. Sehun ingat bagaimana Luhan terlihat melembut ketika ada anak kecil yang menangis meminta bantuan karena anak itu terpisah dengan orang tuanya dan Luhan menolak untuk pulang sampai anak tersebut dipertemukan dengan orang tuanya walaupun mereka sudah ada di kepolisian. dan malamnya Luhan malah mendapatkan pukulan dari Sehun karena harus menunggunya sampai jam 10 malam walaupun Luhan sudah memberikan alasannya.
Sehun kemudian merasa merinding. Oh, Tuhan... Sehun ingat betul bagaimana dia memukuli Luhan malam itu ataupun malam-malam berikutnya.
Ia ingat bagaimana dirinya memaksa dan memukuli Luhan untuk bercinta dengannya walaupun tahu Luhan kelelahan setelah melakukan pekerjaan volunteer seharian.
.
.
.
.
Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya. Sehun menunggu Luhan untuk berbaring disampinganya. Dan malam itu juga, Luhan tidak lupa menyanyikan lagu penghantar tidur untuk Sehun karena mengira ia sudah benar-benar tidur – dan mencium kening, hidung dan terakhir bibir Sehun. Ciuman tersebut benar benar lembut dan ada kata-kata yang selalu membuat hati Sehun sesak.
"Aku mencintaimu, Oh Sehun, suamiku." Luhan membisikan kata-kata tersebut padanya yang 'tidur'.
Sehun tidak bisa memungkiri bahwasannya dia merasa sangat tenang dan bahagia akan cinta yang telah Luhan berikan kepadanya. Setelah kurang lebih 30 menit berpura-pura tidur, akhirnya Sehun membuka kedua matanya. Ia kemudian melihat kearah kiri dimana Luhan berbaring dan tersenyum lembut.
Luhan tidak pernah membelakangi Sehun saat tidur walaupun dirinya sudah menyuruh Luhan untuk tidak tidur menghadap kearahnya. Setelah menikah selama 2 tahun, Sehun berfikir inilah saatnya ia membuka hati untuk Luhan.
Sehun mengamati wajah Luhan yang terlihat tenang dan teduh. Kenapa aku baru menyadari jika Luhan memiliki wajah yang sangat lembut dan cantik.
Ketika kening Luhan berkerut seakan sedang bermimpi buruk, Sehun meletakan jari telunjuknya dikening Luhan, berusaha menenangkan apapun yang sedang Luhan mimpikan. Kemudian jarinya dengan perlahan menelusuri wajah Luhan.
Sehun melihat bekas luka yang terdapat pada dahinya. Ini adalah luka yang aku sebabkan saat malam pernikahan kami.
"Sehun, kumohon! Tidak...aku..aku mohon." Luhan memohon pada dirinya untuk berhenti dengan air mata yang terus mengalir.
Sehun mengabaikannya lalu menarik rambut Luhan dengan paksa dan membanting kepalanya ke dinding.
"DIAM!"
Luhan bergetar hebat merasakan sakit pada kepalanya dan berteriak ketika Sehun dengan paksa memasuki kemaluan Luhan dengan keras sambil menggigit bahunya – sangat keras sampai-sampai tidak hanya kepala Luhan saja yang merasakan sakit, tetapi seluruh tubuhnya terasa mati.
Sehun kembali bergetar ketika dia menyentuh pipi Luhan. Aku sudah berkali-kali menampar wajah ini sebelumnya.
Plakkk!
"Aku sudah bilang berkali-kali aku tidak suka pasta!" Sehun membentak Luhan.
"Aku minta maaf Sehun, aku..."
Plaak!
"Dan aku tidak ingin mendengar suaramu yang menyebalkan atau wajah bodohmu." Sehun mendorong Luhan dengan kasar lalu meninggalkannya.
Dan itu hanya beberapa insiden yang tidak ingin Sehun ingat kembali.
Kemudian, Sehun merasa seseorang menusuk dadanya ketika dia melihat bekas luka pada bibir Luhan. Aku hampir membunuhmu, Lu. Sehun tidak dapat lagi menahan tangisnya ketika dia menggenggam tangan kanan Luhan. Terdapat bekas luka yang sangat dalam akibat dirinya.
"Sehun... kumohon letakkan pisau itu atau kau akan menyakiti dirimu." Ucap Luhan dengan tenang walau dirinya terlihat begitu lelah.
Sehun hanya tertawa seperti orang gila lalu membentak Luhan.
"UNTUK APA! LAGIPULA AKU SUDAH TIDAK BISA APA-APA! AKU TIDAK BISA LARI! AKU TIDAK BISA MENARI ATAU MELOMPAT! BAHKAN BERJALAN SAJA AKU TIDAK BISA!"
Sehun benar-benar marah dan frustasi sampai-sampai dirinya tidak bisa berpikir jernih. Dirinya tidak menyadari jika Luhan memeluknya dengan erat.
"Sehun.."
" DIAM! TUTUP MULUTMU!" Sehun geram, berusaha melepaskan pelukannya dari Luhan. Tanpa disadari, Sehun mengarahkan pisau yang ia gengam ketangan Luhan dan kearah bibirnya. Luhan berusaha untuk menjauhkan Sehun agar tidak terluka, tetapi malah dirinya yang terluka.
Air mata Sehun mengalir deras ketika dirinya meilhat cincin pernikahan yang tidak pernah dilepaskan Luhan. Tidak seperti Sehun yang meletakkan cincin pernikahannya di laci.
Sehun ingat bagaimana setelah Luhan terluka tetapi kemudian Sehun mengunci dirinya dikamar mandi. Bagaimana dirinya yang mengabaikan panggilan Luhan yang mungkin saja masih belum membalut luka yang diakibatkannya. Sehun sungguh frustasi hingga ia ingin bunuh diri malam itu juga.
Oh Tuhan... apa yang telah aku perbuat?
Malam itu Sehun menangis. Menangis dalam diam. Menyesali setiap perbuatan yang dirinya lakukan pada Luhan. Sehun terus menangis dalam diam sembari menggenggam tangan Luhan dengan erat. Mengecup lembut tangan Luhan dan menatap wajahnya.
I'm sorry, I'm so sorry love,
.
.
.
A/N
Terus aku tiba-tiba nangis dong nulis ini, soalnya Sehun jahat banget :'(
YOU ARE READING
Hold On
RomanceSehun menikahi Luhan. Akan tetapi Sehun tidak mencintainya. Lalu apa alasan Sehun menikah dengannya?