Alya salsabila oktavia

33 2 0
                                    

Alya salsabila oktavia, biasa dipanggil Alya ia seorang remaja berusia 17 tahun yang masih duduk dibangku sekolah menengah keatas di Pekalongan.

ia sebenarnya bukan penduduk asli Pekalongan. tempat tinggalnya yang jauh membuatnya terpaksa harus menetap dipekalongan beberapa tahun sampai urusan tholabul ilminya selasai. orang tuanya dijakarta yang memasrahkan anaknya ke pesantren agar terjaga pergaulannya.

Alya merupakan 3 bersaudara dan ia merupakan sibungsu.Ayahnya bekerja sebagai sopir angkot dan ibunya sebagi penjahit.Namun,akhir-akhir ini sudah jarang menerima jahitan karena sakit sakitan. sehingga Alya harus pintar-pintar mengelola uangnya mengingat kakaknya menginjak bangku perkuliahan. meskipun sisulung sudah berkeluarga namun tak seharusnya 2 adiknya dibebankan kepadanya.

Dan realitanya tidak mendukung ekspetasi Alya. ia pikir akan berjelajah seru didunia luar yang jauh dari keluarga sehingga bebas semaunya, ternyata salah. tak seindah masa SMPnya dulu namun, menghadapi lika liku hidupnya tetap tegar seperti cerminan namanya yang berarti angkuh.

jam menunjukkan pukul 12.00 .yang artinya telah memasuki waktu sholat dzuhur. kebiasaan Alya dan teman-teman sepemikirannya mereka walaupun disekolah tetap ikut jamaah dipondoknya.

"aduh ini apa sih jawabannya" resah safma teman sebangku alya

"jawab asal aja saf, ntar keburu telat jamaah dipondoknya" sahut alya

"yuk al, akhirnya selesai juga" dengan mata berbinar safma

akhirnya mereka berdua bergegas menuju pondok. namun, naasnya sesampai diaula utama hanya mnemukan segelintir santri yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, melalar hafalan, mengerjakan tugas, atau sekedar bercakap-cakap yang artinya mereka telat menuju pondok jamaah telah usai.

***

kamar alya dan safma berbeda ,alya diatas komplek A dan safma dibawah yaitu komplek B.
hari ini giliran kamar alya mencuci baju ia harus bangun lebih awal dari biasanya .

alya mengerjab-ngerjabkan matanya dengan malas melihat jam dinding didepannya menunjukan pukul 02.00 dini hari. Mau tidak mau ia harus bangun demi kebagian ember untuk bekalnya mencuci. meskipun beberapa temannya sudah ada yang bangung namun, hawa dingin nan sunyi tetap menyelimutinya.

grek... grek... grek...

suara apa itu batin alya sedikit ketakutan

tanpa menghiraukan alya meneruskan pekerjaannya, diingat cuciannya menumpuk dikarenakan jatah mencuci sebelumnya tidak ia penuhi melihat kondisinya lemah tak berdaya.

gricik... gricik...

air mulai mengalir dari tempatnya memenuhi bak dibawahnya entah sampai kapan penuhnya Alya senantiasa menunggu. sembari menunggu Alya keliling komplek untuk meminjam hanger dipikir hanger miliknya tidak cukup melihat cuciannya yang membludak.

"ada yang punya hanger gk? " tanya Alya kekamar sebelah

mereka serempak menjawb " Tidak! "

sampai akhirnya Alya menemukan pinjaman hanger setelah berkeliling sepenjuru komplek.

"al"panggil Kanaya

"iya kenapa nay" sahut Alya sedang menjemur pakaian

"jatah makan gue buat lu ya.. " Kanaya memohon

"gak ah gue juga gk suka menu hari ini" pekik Alya menolak

"hmm ya sudah" Kanaya kembali dengan raut muka sedih

dengan perasaan tak enak hati alya menolak pemberian kanaya teman sekamarnya. karena ya memang menu hari ini banyak santri yang tidak suka.

setelah jemurannya telah usai alya turun menuju kamarnya untuk mengambil jatah makan. ya, tempat jemurannya diatas paling atas.

seandainya rumah Alya dekat sekolah mungkin saat ini ia akan makan enak, tak perlu mencuci baju sendiri, tak harus memahami sifat temannya satu persatu. jikalau alya tidak nyantri pasti sekarang sedang bergulat bersenda gurau dengan kakaknya.

"iih jangan kesini sini, sempit tauk"pekik alya sambil menyenggol orang yang makan bersamanya

"yaudah sih jangan nyenggol-nyenggol juga kalik" sahut syifa kakak alya

tiba-tiba alya memindahkan sayurannya ke piring kakaknya tanpa persetujuan syifa

"sayurannya tu dimakan jangan kayak anak kecil mulu ,harus belajar makan sayur ntar kalau dipondok gimana?"nasehat syifa panjang lebar

"tapikan gak enak pait"eyel alya

"dicoba dulu jangan bilang gak enak kalo belum coba"paksa syifa sambil memindahkan sayuran kepiring alya

Wallahu a'lam... Al fatihah!

Lamunan alya dibuyarkan oleh lafadz itu, yang artinya pengaosan pagi telah usai dan ia harus sesegera mungkin berangkat sekolah agar tidak telat.

Angin berhembus menyejukkan hati suara burung-burung bernyanyi ria matahari yang hangat dedaunan menyapa-nyapa ditambah lantunan Al-Qur'an bergema dilangit sana.

ALIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang