Perkenalkan namaku intania syahna humaira,umurku 16 tahun masih muda ya hhe,aku duduk di kelas 10 bersekolah di SMAN 1 KARAWANG. teman teman biasa memangilku "si bucin" karena keseharianku membucin hhe. Disini aku mau menceritakan sedikit ceritaku dan untuk kalian semua yang membaca tolong "jangan terlalu berharap kepada seseorang yang hatinya untuk siapa,karena nanti kita sendiri yang sakit hati dan menanggung semunya. "
Dimulai dari perkenalanku lewat whatsApp. Dia adalah Fariz hendrawan cowo ganteng beralis tebal yang hobby nya bermain gitar dan tak kalah lagi suaranya yang begitu keren. dan juga dia adalah sodara dari teman sekelasku (gio Kusuma) Fariz adalah kaka kelas ku di SMA. kedekatanku dengan Fariz awalnya tidak sengaja, entah bagaimana ceritanya aku dan Fariz sering berkomunikasi lewat WA, komunikasiku dengan Fariz tidak pernah berhenti bahkan kita sering vc,dan telpon.dia sering banget menyanyikan sebuah lagu untukku yang isi lagunya membuat hati berdebar. seiring berjalannya waktu aku mulai merasa menyukai Fariz, entah bagaimana perasaan Fariz terhadapku.Aku memang menyukainya tapi aku tak ingin mengungkapkan itu semua kepada Fariz. aku hanya berharap dia mengerti apa yang aku rasakan saat itu, aku sering menceritakan kedekatanku dengan Fariz kepada temanku (nazwa Amelia) dia adalah tempat curhatku, aku sering bercerita semuanya dan nazwa pun merespond dengan baik dan mendukung kedeketanku,bukan hanya nazwa tapi teman temanku yang lain sudah mengetahui kedekatanku dengan Fariz, karena memang Fariz adalah orang yang selalu jadi bahan pembicaraan aku ketika aku bercerita kepada teman-temanku. Aku dan Fariz semakin deket sampai rasa cemburu itu hadir ketika dia mempromotkan kontak temen perempuannya tapi aku tak pernah berani mengungkapkannya, beberapa hari kemudian aku pernah merasa kaget ketika aku melihat di galeri hp gio ada foto Fariz sedang videocall dengan cewe lain, rasa penasaranku semakin bertambah dan ketika pulang sekolah aku menanyakannya langsung kepada Fariz siapa dia sebenernya karena aku takut cewe itu pacarnya ya aku gak mau lah deket sama orang yang udah punya pacar, sampai aku bilang "kalo itu pacar Fariz,intan mau ngejauh karena Intan gak mau jadi orang ketiga di hubungan Fariz. " Fariz malah menjawabnya sambil ketawa dan bilang kalo dia itu sodaranya." disitu aku percaya aja emang Fariz punya sodara perempuan. Sampai pada suatu hari aku pernah berkhayal bahwa Fariz akan menjadi penyemangat hidupku karena gio temanku sekaligus sodaranya Fariz sering banget cerita kalo Fariz menyukaiku dan menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan semuanya, kata kata itu yang selalu jadi penyemangatku untuk terus mendekati Fariz, tapi mungkin itu hanyalah haluku saja. Aku pernah berpikir kalo emang dia menyukaiku kenapa sampai sekarang tidak ada pernah keluar kata kata yang emang harua dia ungkapkan, disitu aku masih berpikir positif. Tepat pada hari senin aku dan fariz tak sengaja bertemu dijalan disaat kita menuju sekolah,hatiku sebenernya bergetar saat itu dan merasa bahagia bisa bertemu dan bisa berangkat kesekolah bersama, sesampainya di sekolah kita menuju kelas masing masing. Di sisi lain setelah kebahagian datang ada rasa yang tak bisa ku ceritakan aku merasa kaget dan sok bahkan kecewa bahwa Fariz ternyata mempunyai pacar
awalnya aku tidak percaya tapi bukti bukti nyata yang meyakinkan ku bahwa memang lisna adalah pacar Fariz. harapanku semuanya kacau. Sedikit demi sedikit air mataku keluar membasahi wajahku, hati kecilku berkata jangan menangis tetap semangat dan sadarkan diri bahwa memang Fariz bukan siapa siapa aku. Aku tak tau harus bagaimana lg semuanya hancur dan merasa sangat kecewa sekian banyak yg telah kubangga banggakan ternyata Fariz sendiri yang mematahkan semua, rasanya ini mimpi tapi mana mungkin itu semua mimpi') wajahku yang dibasahi air mata membuat teman temanku menanyakan keadanku tapi aku hanya bisa menjawab dengan kata "gak pph" karena aku tak sanggup harus menjelaskan semuanya, karena semua ini sungguh sangat menyakitkan. Tapi nazwa tempat curhatanku, aku meminta nazwa untuk menemaniku ke kamar mandi dengan maksud aku ingin menceritakan semuanya setelah sampai dikamar mandi aku menceritakan apa yang terjadi dan lagi lagi air mataku keluar lagi, nazwa juga sangat kaget sekian banyak Fariz memberikan harapan kepadaku tapi Fariz yang menyakiti hatiku sendiri, nazwa berkata "fariz cowo yang tidak mau bertanggung jawab."tapi nazwa berusaha untuk menyemangatiku lagi,walau nazwa sendiri kesal terhadap Fariz. pikiranku sedikit berkurang setelah kuceritakan kepada nazwa,aku dan nazwa kembali lagi ke kelas dan aku berharap nazwa tidak menceritakan semua ini kepada yang lain karena aku gak mau mereka tau. Hatiku sebenernya ingin menanyakan semua ini kepada Fariz tapi aku tak bisa, keesokan harinya aku memberanikan menanyakan semuanya kepada Fariz karena hatiku sudah tak sanggup lagi menahan semuanya tepat pada hari selasa pagi sesampai aku dikelas aku menanyakan fariz
"Riz"......
"Oioi"........
"Yang namanya lisna doi Fariz bukan"....
"Kata siapa doi teh"......
"Jujur we"..........
"Nih gini nih ceritanya yahh
Dengein
Yee malah off hemm
Nanti weh pulang sekul kalo udh dirumahhh hehehe skrng mah mau ngerjain pr hela"......
"Ohyaudahiya"
Sesampainya pulang sekolah dia menceritakan semuanya dan jawaban yang diberikan tidak masuk di akal banget,tapi aku berusaha buat percaya. Lagi lagi air mataku terjatuh saat Fariz menceritakan semuanya,tidak menyangka tapi ya udahlah ikhlasin ajaa biarin dia bahagia bersama orang yang bikin bahagia, Fariz meminta maaf karena telah menyakiti perasaanku tapi aku tak pernah tunjukan rasa sakit itu kepada Fariz, Fariz memintaku untuk tetap berteman dengan dia dan tidak pernah putus silaturahmi. Keesokan harinya gio cerita apa yang terjadi semuanya aku melihat ponsel gio dan membaca semua percakapan gio dengan Fariz. Mereka bersekongkol untuk membohongiku, ternyata benar jawaban semalem yg Fariz ceritakan semua itu HOAX itu alasan Fariz saja. Memang yang sebenernya Fariz bingung Fariz dekat dua perempuan aku dan lisna tapi Fariz bingung harus memilih siapa di antara kita yang akan dia jadikan penyemangat hidupnya. Akhirnya Fariz memilih lisna entah itu alesannya hatiku semakin rapuh dan tak semakin sanggup untuk menjalani semua ini, air mata membasahi wajahku lagi mungkin karena aku sudah terlalu sakit dan sudah terlalu berharap kepada Fariz, tapi aku berpikir aku harus lupakan Fariz mungkin Fariz bukan yang terbaik dan kalaupun Fariz yang terbaik mungkin waktu nya yang belum tepat untuk mempersatukanku dengan Fariz, mungkin aku tidak berhak untuk cemburu karena bukan siapa siapa Fariz tapi Fariz sendiri yang selalu meyakinkan ku bahwa dia sendiri yang akan menjadi terbaik untukku.