#1 dia menjadi menarik?

8 0 0
                                    

Autor pov

Rachel sedang duduk dimeja makan sambil memainkan handphonenya karna ia sedang menunggu omanya membuat sarapan.

"Acel jangan main handphone terus ayo ini sarapan kamu udah selesai.." ucap oma dan menuju meja makan untuk memberi sarapan kepada cucunya yang sangat manja ini

"emmm, iya oma simpen dulu aja ini tanggung" balas rachel yang tetap fokus ke handphonenya

"lagi liat apa sih kamu serius banget, ini udah jam setengah tujuh loh cel kamu belum sarapa, sekarang kan hari senin, pasti macet" ucap oma yang menghampiri rachel dan akan mengambil handphone yang berada di genggaman tangan rachel,

tetapi rachel menyadari dan segera mematikan dan menyimpan handphonenya di meja "iya iya oma, lagian mana kaka raka belum turun jangan jangan masih tidur tuh singa"

"apa lo bilang?! Singa, ga bakal gua anter sekolah lo yaa biar aja lo jalan tau rasa kesiangan" ucap raka yang baru saja munjul dan menuruni anak tangga

rachelpun hampir tersedak karna ia fikir kakaknya itu belum bangun

"apa sih, lo baperan banget yaa jadi cowo!"

Ini lah suasana tiap paginya selalu saja berisik, tidak pernah hening. Jika ada rachel dan raka suasana akan terdengar tidak enak karna tidak dimana mana mereka selalu bertengkar dan bertengkar

"udah udah apa apaan ini, masih pagi, udah sana kalian berangkat nanti telat" ucap oma yang sudah tak tahan lagi dengan ocehan mereka berdua

"iya iya oma, oma aku pergi dulu yaa omaa, I love u oma" ucap rachel yang berdiri dari kursinya dan menghampiri oma untuk salim dan mencium pipi omanya itu

"iya sayang yang bener sekolah jangan main main yaa" ucap oma ke rachel sembari mencium keningnya cucunya itu

"oma raka berangkat yaa" ucap raka yang menuju ke oma dan mecium punggung tangan omanya itu

"iyaa sayang hati hati ngendarainya, jangan ngebut ngebut" ucap oma sembari mencium kening cucunya itu

Merekapun pergi dan bergegas menuju sekolah rachel yang tidak begitu jauh jaraknya dari rumah mereka. Tidak butuh waktu lama mereka sampai di depan gerbang sekolah

"buruan turun lo, telat ni gue ke kampusnyaa!" ucap raka yang membuat rachel badmood tiap paginya karna selalu saja membuatnya marah

Tanpa basa basi rachel masuk menuju kelasnya tanpa berpamitan ke kakaknya itu, itupun sudah biasa karna memang mereka tidak saling peduli.

Rachel pov

Ga ngerti lagi gue sama jalan fikiran tuh orang selalu aja bikin mood gue ancur, napa tu orang ga musnah aja sih, lama lama gue ajak tinju di ring

Autor pov

*BRUKKK*

"Awww..." teriak rachel yang sekarang sudah terduduk di bawah lantai, handphonenya yang ia pegang sekarang entah ada di mana karna terlempar saat ia menubruk seseorang karna ia tidak berjalan dengan hati hati

"sorry sorry sini gue bantu" ucap seseorang yang menyodorkan tangannya yang siap membantu

Dengan hati hati rachel menerima bantuan itu dan berdiri dengan hati hati
"duh kaki gue sakit, eh mana lagi hp gue" ucap rachel yang celingak celinguk mencari hpnya dan tangan rachel belum lepas dari tangan seseorang itu

"kaki lo luka, gue anter ke uks, handphone lo nanti gue yang cari" ucap seseorang itu yang siap menggendong rachel, dengan cepat rachel melepaskan tangannya dari seseorang itu

"kak Varo!" kaget rachel karna kakak kelasnya itu adalah teman kakaknya sewaktu kakaknya masih sekolah disini. Mereka adalah teman satu komunitas yang isinya adalah beberapa murid sma garuda mau itu kelas 10, 11 ataupun kelas 12, terkadang alumni sekolah sma garuda suka mengikuti acara kumpul kumpul bersama tiap hari sabtunya.

"iya ini gue, gue bawa lo ke uks ya cel kaki lo luka tuh" ucap lelaki itu yang bernama varo

varopun menemani rachel ke uks
Sesampai di uks varo langsung menduduki rachel di kasur yang berada di uks

"lo tunggu sini gue cari kapas sama ambil air anget buat bersihin luka lo" ucap varo dan langsung mencari kapas dan mengambil air hangat.

Rachel pov

Jujur gue speechless, karna yang gue tau kak varo sangatlah cuek dan orangnya bodo amat, tapi ini kebalikan dari kak varo. Selama ka varo bersihin luka gue, gue Cuma ngeliatin dia, gue masih kaget sama sikap dia yang kaya gini, dulu aja dia sering banget nubruk gue nyenggol gue ga pernah tuh minta maaf ke gue.

Gue terus ngeliatin dia dan banyak banget pertanyaan di otak gue tentang ka varo, sampe sampe ka varo manggil gue, gue ga denger

"RACHELLLL" ucap ka varo kayanya dia kesel karna gue terus ngelamun di saat dia manggil gue

"hm iya ka" ucap gue dengan santai

"lo kenapa sih, nih luka ga begitu serius tapi lo harus tetep ganti nih hansaplast dan kasih betadine biar cepet kering lukanya" ucap ka varo sambil menyimpan p3k.

"iya ka. Makasih ya" gue ga bisa banyak menyusun kata kata di saat kaya gini, gue bener bener speechless sama apa yang di lakuin ka varo

"gue cari hp lo dulu ya, lo diem aja di sini" ucap ka varo sambil menuju keluar dan hilang dari pandangan gue

Gue Cuma ngangguk dan ngeliat arah pintu berharap ka varo cepat balik

Gue ga tau kenapa tiba tiba gue ngerasa dia jadi sangat menarik

Gue sekarang kaya orang gila yang senyum senyum dan memegang luka seakan luka itu adalah tanda keberuntungannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

maintain or surrender?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang