Dia hanya gadis manis
Yang senyumnya lenyap
Terbawa oleh sapuan nestapaBel
Sekolah berbunyi nyaring memekakan telinga siapapun yang mendengarnya, cuaca sore hari yang cerah, murid murid SMA Taruna Jaya berhamburan keluar dari sekolah tersebut, hanya membutuhkan waktu beberapa menit sekolah itu sudah sepi, hanya tersisa beberapa siswa siswi yang memang mengikuti extrakulikuler.Anara keluar paling terakhir dari kelasnya, menjadi kebiasaan gadis itu selalu memakai topi di luar ruangan, topi berwarna putih yang selalu setia bertengger di kepala gadis itu, dan karna itu pula jarang orang dapat melihat jelas wajah gadis itu, Anara berjalan menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi, melihat lapangan basket yang sepi ia tampak tertarik dengan bola basket yang menggelinding pelan, tampaknya orang yang memainkannya sudah pulang.
Anara melempar tas nya asal, dan menghampiri bola basket tersebut, mulai mendrible nya pelan pelan, hingga memasukan bola ke dalam ring, dan mencetak beberapa point, ia mulai menikmati permainanya, terus berlatih mencetak point, hingga point terakhir, dan tubuhnya sudah di banjiri oleh keringat.
Prok prok prok
Suara tepuk tangan dengan intonasi perlahan itu menghentikan permainan Anara, gadis itu menoleh melihat seorang pria jangkung dengan seragam basketnya, tanpa mau menghiraukan pria itu, Anara melempar bola basket ke lantai dengan kasar, dan berlalu dari hadapan pria itu, pria jangkung itu hanya tertegun melihat sikap aneh Anara.
"waras tuh cewe.."
Gumam nyaHanya manusia manusia bodoh
Batin Anara, gadis itu melanjutkan jalanya.
"Eh tunggu..."
Pria jangkung itu memanggil Anara, Anara terlihat jengah, sedikit menyesal karna tertarik oleh bola basket bodoh itu, tanpa mau meladeni pria itu, Anara tetap pada langkahnya dan menambah kecepatanya."Eh elo Nara kn, tunggu dong..."
Pria itu tampaknya mulai kesal karna di abaikan, ia memutuskan untuk berlari mencekal pergelangan tangan Anara."Tunggu sebentar bisa gk si.."
Anara menatap tajam pada pria itu, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun."Slow aja, gue gk akan ngapa ngapain lo ko.."
Ujarnya sambil mengangkat kedua tanganya di depan dada."gue cuma mau nawarin lo masuk eskul basket, ou iya kenalin gue paris ketua eskul basket, gue liat lo jago main basketnya, dan lo anak baru kn.."
Tuturnya panjang lebar dan sok akrab, Anara hanya menatap malas pada pria bernama paris ini, tanpa berminat menjawab tawaran tawaran paris, Anara langsung berlalu dari hadapan pria itu.
"anjiirr gue di cuekin..., cowok ganteng kaya gue di cuekin, turun harga diri gue..."
Grutu paris, sedangkan Anara sudah berlalu dari hadapanya, dan semakin menjauh."BESOK GUE TANTANG LO SPARING BASKET, KITA LIAT KESOMBONGAN LO SETARA GK SAMA KEMAMPUAN LO..."
teriak Paris, Anara menghentikan langkahnya, menoleh dan menatap paris dengan sorot mata teduh, lagi lagi tanpa menjawab gadis itu melanjutkan langkahnya lagi.
Paris menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"gk bisa ngomong kali ya..."Keluar dari gedung sekolah Anara menatap langit senja sore itu, kejadian langka di ibu kota seperti jakarta ini terdapat langit jingga, sang mentari sudah tak tampak, perlahan sang senja hilang di gantikan langit malam, Anara memutuskan melanjutkan perjalananya, tidak berminat untuk menaiki kendaraan umum atau apapun, gadis itu memilih untuk berjalan kaki, tampaknya semesta lebih menyenangkan dari pada sekumpulan manusia itu, batin Anara, langkah kakinya terus menyusuri jalanan kota jakarta yang selalu ramai walaupun sudah larut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anara
General FictionSebuah makna tak tersirat, terselip makna kehidupan bersamaan dengan rasa sakit yang membekas lama, sungguh ini bukan salahnya, atau pun siapa, hanya soal hati yang terluka, kepedulian yang di abaikan, bukan dalam jangka waktu sesaat, bertahun tahun...