Gerhana- Awal

40 1 0
                                    

Pagi yang cerah menyinari kamar gadis yang sedang tertidur pulas, ia belum saja bangun dari tempat ternyaman nya. Pagi yang cerah itu tak jadi cerah karena teriakan seorang ibu yang mengusik tidur nya.

"MATAHARI! BANGUN KAMU GAK MAU SEKOLAH?" Suara yang berasal dari ibu tercinta---ratna nama ibu yang baru saja memanggil anak gadis nya.

"IHHH BUNDA BERISIK DEH! MASIH PAGI JUGA," 

"MASIH PAGI! INI JAM SETENGAH TUJUH MATAHARI!"

"ASTAGFIRULLAH BUNDA KENAPA GAK BANGUNIN MATAHARI DARI TADI SIH!"

Matahari Sanjaya. Ya itu namanya,  nama gadis dengan sejuta keceriaan. Matahari cantik tapi ia tak suka jika di panggil cantik. Matahari pintar, ia manis, imut, dewasa, mandiri, dan sedikit ceroboh. Sekarang ia kelas XI di SMA Pancabuana, SMA terfavorit di Yogyakarta. Matahari anak perempuan satu satunya karena dia punya kakak laki laki.

Gadis itu langsung berlari ke dalam kamar mandi. Tak sampai 30 menit ia keluar dengan tergesa gesa, ia langsung memakai baju seragam nya dengan cepat, bagaimana tidak cepat? Ini hari pertama dia sekolah pada tahun ajaran baru.

Dengan langkah tergesa gesa menuruni tangga Matahari langsung berpamitan kepada kedua orang tuanya dan juga kakak laki laki nya.

"Bun, Matahari berangkat dulu ya udah siang soalnya assalamuallaikum!"

"Gak sarapan dulu?" Kata bunda

"Gak bun,"

"Berangkat sama siapa lo?" Kata Jupiter

Jupiter Sanjaya. Nama kakak laki laki dari Matahari Sanjaya. Laki laki yang mempunyai sifat humoris, baik, pintar, cuek, dan posesif. Ia baru saja lulus dari SMA Nasional, sekolah yang ia tempati dulu. Sekarang ia masuk ke universitas Gajah Mada, universitas ternama dan terfavorit di Yogyakarta.

"MATAHARI BERANGKAT BAWA MOTOR BANG!" Kata Matahari yang sudah berada di luar rumah.

-----

Bersyukur. Satu kata yang wajib Matahari ucapkan sekarang, karena gerbang sekolah Pancabuana masih terbuka dengan lebar. Tepat pukul 7.00 Matahari baru saja sampai di depan gerbang sekolahnya.

Tanpa pikir panjang ia langsung berlari ke lapangan upacara tanpa menaruh tas nya terlebih dahulu. Upacara di sekolah itu tak berlangsung dengan khidmat banyak siswa yang mengeluh saking panasnya matahari di pagi itu.

'HADUH PAK UDAH DONG CERAMAH NYA PANAS NIH!'

'BAPAK GAK KASIHAN SAMA KITA YANG BERDIRI KEPANASAN?'

'PAK UDAH BELUM CERAMAH NYA KULIT SAYA MAU KEBAKAR NIHH!'

'PANAS PAK'

'BAPAK BANYAK BACOT YA!'

'PAK MAU SAYA BUNUH?'

'PAK, SAYA POTONG PITA SUARA BAPAK NANTI!'

Begitulah suara para siswa yang mengeluh karena saking panasnya upacara pagi hari ini, mungkin mereka banyak dosa wkwk.

Upacara pun akhirnya selesai, satu persatu siswa meninggalkan lapangan dan pergi ke kantin walau hanya sekedar membeli minuman dingin.

"Woyy kantin yok! Haus ini haus!" Kata Airin---sahabat Matahari

Airin Saputri, nama lengkap dari gadis cempreng, lebay, alay, tukang gosip, cantik, dan pintar. Sahabat dari Matahari Sanjaya, sifat ini yang membuat para sahabat geleng kepala.

"Hayok lah gak usah banyak bacot langsung aja ke kantin kuy," kata yaya---sahabat Matahari

Alya Bintaro, nama lengkap gadis yang di sapa 'yaya' oleh para sahabat nya. Gadis yang mempunyai sifat pecicilan, gak bisa diem, cerewet, bawel, cantik dan pintar.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang