#6-Pertemuan

32 3 0
                                    

Dia, sedari tadi duduk, mendengarkan musik dengan airpodnya. Mendengarkan lagu yang membuatnya menjadi tenang.

“Alya,” panggilan tadi membuat Alya terpaksa melepaskan airpodnya.

“Apa?” tukasnya

“Udah lama?” tanya wanita yang memakai dress merah selutut dengan tas selempang yang menambah kesan seksi dan cantik.

“Gak usah basa-basi,” Alya memilih untuk memasang airpodnya dan tidak meladeni wanita yang saat ini sedang duduk berhadapan dengannya.

Wanita itu menggeleng, “Alya....Alya.... kamu tuh ya gak bisa sopan dikit sama orang yang lebih tua ya? Atau bunda kamu yang dulu nggak pernah ajarin kamu tata krama?”

Alya yang tengah mendengarkan musik masih saja mendengar ucapan wanita yang ada di depannya. Apalagi, jika wanita di depannya itu menghina bundanya yang tidak bersalah.

“Eh, tutup mulut lo ya,” Alya bangkit dari kursi dengan amarah yang sudah berada di ubun-ubun dan sekarang sudah meledak, sampai-sampai dia ingin sekali mencakar wanita yang berada di depannya. Namun, niatnya ter-urungkan  karena detik berikutnya, suara bariton laki-laki membuat keduanya menoleh. Wanita yang saat itu, tengah duduk langsung ikut berdiri dan membenarkan sikapnya. Begitu pun dengan Alya.

“Apakah saya mengganggu?” tanyanya memastikan

“Eh, enggak kok, duduk aja,” jawab wanita itu.

“Oh, ganggu banget,” ketus Alya. Laki-laki yang mendengar jawaban terus terang dari Alya , hanya terkekeh pelan.

“Oh, kalau begitu silakan dilanjutkan, saya permisi,”

“Yaudah sono pergi gak peduli gua,”

“Eh, tuan tunggu ini kerja sama nya gimana?” wanita tadi berlari menghampiri laki-laki tadi. Sedangkan, Alya? Tentu saja tak peduli. Dan kenapa si WaLang itu terus saja nempel sama papanya, udah kayak prangko.

~~~

Di depan pintu cafe, terlihat 2 orang yang sedang berbicara, si wanita memohon-mohon agar tidak membatalkan kerja sama antara keluarga Hotran dengan keluarga Lee. Terlihat, bahwa sang laki-laki tidak akan membatalkan kerja sama itu. Mendengar penuturan laki -laki yang ada di depannya, wanita itu tersenyum lega.

“Terima kasih tuan,” wanita tadi menundukkan badannya. Sang lelaki hanya tersenyum tipis, dan melangkahkan kakinya meninggalkab cafe. Sang wanita menunjukkan smirk nya diam-diam.

"Gue curiga kalau lo punya rencana bejat," kalimat yang baru saja terlontar dari mulut seseorang membuat wanita tadi menoleh terkejut.

"Ih, urusan orang tua gak usah mau tau,"

"Bagus deh kalo lo udah ngakuin diri lo tu tua, dasar wanita ular,"

"Lo!!," wanita tadi nyaris saja menampar Alya, tapi niatnya terurungkan karena mengingat rencana yang sudah dia persiapkan matang-matang tidak boleh gagal.




Fake Friend
 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang