step 2

0 0 0
                                    

Seperti biasa kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan roket,
Pagi dengan mendung di atas kepala, kokok ayam yang terdengar nyaring membangunkan dari tidur yang nyenyak
Percikan hujan, tetesan yang menyentuh kulit, percikan yang membasahi baju di saat itu.
Terbayang setiap sudut wajah, garis lingkaran mata.
Genggaman tangan nya terasa hangat
Waktu itu, kau memeluk tubuh dari belakang yang sedang tertawa, pekikan suaranya masih terdengar nyaring di kepala, dengan nada yang khas .
Setidaknya aku masih mencoba meski berkali kali di robek, di retakan dan bekali kali di hancurkan.

Notif pangilan dari handphone
Ada banyak sekali panggilan tak terjawab lupa hitungan.
Lagi lagi dan lagi,
Pagi ini tidak seperti pagi pagi sebelumnya notif panggilan itu tidak muncul lagi tidak terdengar lagi
Suara pekikan tawa mu
Mulai tak terdengar tawa yang khas nya mulai menghilang.
Ternyata dia tak lagi ada, tak lagi di samping kanan ku memeluk dari belakang rasa hangat gegamanya pun sudah tak lagi ku rasa, hanya rasa satu sayu angin yang ku rasa hembusanya menyadarkan bahwa dia tak lagi sama.

HATI YANG PATAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang