Part 1

27 0 0
                                    

🌠🌠🌠

Apa yang pertama kali kau rasakan di usiamu 25tahun dan mengetahui hal yang benar-benar di luar pemikiran.
Bahkan bisa membuatmu tidak tau harus bagaimana,hanya bisa membuka mulut tanpa tau harus berkata apa.

Itulah yang kurasakan sekarang dalam kabin pesawat sudah hampir 15jam terbang menuju kota yang mau tidak mau harus di kunjungi untuk mencari jawaban dari setiap pertanyaan, yang datang bagai airbah dan membuat frustasi.

"Apa yang kau rasakan sekarang?"Tanya seseorang di sebelahku sambil menoleh dan sekiranya menilai diriku.

"Menurutmu? Aku harus merasakan apa?" Jawabku asal sambil membenarkan posisi duduk di ruang bisnis pesawat ini agar lebih nyaman.

"Dengar,itu bukan kesalahannya merahasiakan ini darimu. Ia pikir setelah semuanya selesai maka ya lebih baik untuk tidak menghubungkan lagi" lanjutnya sambil mengarahkan duduknya agar menghadap padaku.

Aku menghembuskan nafas lelah,menolehkan kepalaku menghadapnya orang yang dari kecil bersama denganku selalu menjagaku,bahkan juga bertengkar.

"Dengar ya jaebeom"

"Yak!!" Sentaknya karena aku memanggilnya tanpa embel-embel.

"Aku tau-tau, pokoknya dengar dulu!" Sahutku saat ia akan mulai bicara lagi
"Aku ini tidak bisa menyalahkan siapapun dalam situasi ini,Tau kenapa?
Pertama:Aku bahkan tau masalah ini mungkin belum genap 1minggu. Kedua:Aku sendiri juga tidak tau harus bereaksi bagaimana.
Ketiga:aku bukan orang yang temperamental yang akan marah-marah toh aku sendiri juga tidak mengerti harus bagaimana,okey kau bisa tenang sekarang" Dan akupun kembali pada posisi nyamanku sambil menunggu penerbangan panjang ini berakhir.

Melalui ekor mataku aku Tau jika jaebeom~kakakku,masih menelaah sikap dan ekspresiku. Karena kesal masih di tatap aku pun menoleh cepat padanya dengan ekspresi wajah sebal.

"Okey-okey aku paham,simpan cakar mu adik manis"

Akhirnya ia pun mulai melepasku,aku membolak-balik majalah sambil sesekali melirik ke kursi depan yang di duduki oleh wanita berumur yang terlihat lelah karena berita yang ia terima 10hari yang lalu.

Dan aku lebih memilih untuk tidur daripada aku malah jadi tambah pusing dengan semua ini.
'penerbangan yang panjang' gumamku yang ternyata didengar oleh jaebeom dan membuatnya menoleh lagi kearahku dan bertanya.
Akupun hanya memberi gestur tangan seperti 'tidak apa,lanjutkan' karena ia terlihat sedang asik dengan tabnya.

Kadang aku heran kenapa di saat yang tidak penting jaebeom menjadi peka,dan di saat penting malah Kakaknya yang ini menjadi lemot.
Aku tahu dia mengkhawatirkan reaksiku saat mendengar kabar itu,tapi asli sejujurnya aku sendiri tidak tau harus bagaimana.
Saat kabar itu sampai di telingaku aku hanya merasa tidak percaya saja,bukan marah atau apapun.

Seharusnya aku marah karena tidak di beritahu hal sebenarnya tapi seperti biasa sebelum aku mulai bicara aku memikirkan terlebih dahulu apa itu penting, apa itu tidak menyakiti orang lain. Secara aku bahkan tidak tau jika ia ada,maka sikapku hanya pasif dan ya disinilah aku di penerbangan berjam-jam menuju New York untuk melihat yang sesungguhnya.

🌠~~~~~~~~~~🌠

Setelah belasan jam di atas awan akhirnya mendarat juga,Semua orang berpakaian tebal khas musim dingin bandara sangat ramai.
Sejujurnya aku tidak terlalu suka musim dingin yang beku lebih suka suasana musim gugur meski ada angin dingin yang bertiup tapi tidak terlalu dingin mengigit seperti ini.

Sambil menunggu taksi kami ber-3(aku, jaebeom,dan ibuku) berdiri hampir berdepetan karena udara dingin di luar bandara.

Setelah mendapatkan taksi kami pun pergi menuju hotel tempat kami akan menginap.Suasana kota yang tidak pernah tidur ini masih gemerlap meski sudah lewat tengah malam.

Sesampainya di hotel aku benar-benar sudah tidak ada niatan untuk apapun hanya ingin tidur,meski pada akhirnya harus memaksa kaki ini setidaknya untuk berganti baju tidur yang nyaman dan sekedar menyikat gigi. Karena mama terus memaksa untuk setidaknya bersih-bersih badan sebelum tidur,karena kalian tau pesawat adalah tempat terbaik untuk kuman/bakteri tumbuh karena siklus udara yang hanya berpusat di sana saat terbang.

Begitu juga jaebeom yang sepertinya sudah benar-benar akan langsung terlelap di tempat tidur. Kami tinggal di kamar yang sama kamar superior yang besar dengan 2 bed(1king size&1queen size) juga ruangan yang luas ya tentu saja sangat cukup untuk kami ber 3.

Dan pada akhirnya kami semua terlelap beristirahat dengan baik di hotel yang nyaman.

Sebelumnya,Namaku Sujeong di umurku yang ke 25 tahun aku disini untuk melihat dan menemukan jawaban(jika ada) di kota ini!!

🌠🌠🌠

To be continued...

Hello..!!
Balik lagi sama elania dengan kisah lainnya.

Kali ini di adaptasi dari sebuah novel dengan akhir yang sad ending,nah di sini aku mau ngelanjutin dengan Versi aku ya!!
Mungkin nanti ada yang tau judul novelnya tapi ini aku cuman minjem karakternya aja soalnya ide cerita ini uda muter-muter di aku.

Jadi Terus diikutin aja ya!!
Vote& comment!!

Elania

Different StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang