PROLOG

30 5 3
                                    

"Reza, reza. Udah lah lupain aja, lagian juga mereka pengecut bisanya cuma nyari ribut doang,"

"Senior boleh, tapi jangan gila hormat juga. Contohin yang baik, apa-apaan tadi dia narik kerah gue," cibir Firez.

Firez Mahardika Pradana, akrab dipanggil Reza oleh Sam sahabatnya yang sudah menemaninya dari orok. Seringkali menjadi junior yang harus di hindari seniornya sendiri, karena Firez mampu menyudutkan seniornya dengan kata-katanya yang selalu tidak bisa ditolak mentah.

Sedangkan Sam, nama aslinya adalah Samsyul, katanya biar keren dan kekinian, jadi ya dipanggil Sam. Sahabat sekaligus teman satu tongkrongan juga dengan Firez.

"Nanti malem lo bisa nongkrong kan?"

"Ga tau juga, liat sikon nanti aja." jawab Firez yang langsung di jawab anggukan oleh Sam.

Kelas memang sedang sepi sekarang, karena banyak yang memilih pergi ke kantin meskipun ramai. Hanya tinggal dua orang yang ada di dalam kelas.

Siapa lagi kalau bukan Firez dan Sam. Ditambah lagi jam pelajaran setelah istirahat pun kosong, karena semua guru sedang mengadakan rapat untuk Festival seni nanti.

"Rez, lo masih sama Nadia kan? Ldr annya gimana? Betah ga?" tanya Sam sembari menyeruput minumannya.

"Betah lah, lagian juga dia kan sibuk ngurus kuliah disana." Sam hanya mengangguk mengerti.

"Kalo adek lo Rez? Tambah cakep pasti ya? Buat gue aja sini, mumpung jomblo nih,"

"Yee bangsat, mana mau adek gue sama spesies jones macem lo," cibir Firez yang kini sibuk mengutak-atik hpnya.

Ah, rasanya ldr memang berat. Apa lagi sama yang lebih tua 4 tahun. Yogyakarta-Bandung, Nadia yang merupakan senior Firez sekaligus pacar Firez mengambil jurusan kedokteran di UGM.

Firez dengan segera membuka kembali hpnya yang tadi sempat ia matikan, karena terdengar ada pesan masuk, ia segera menyalakan kembali. Melihat dari siapa pengirimnya, Firez menghela nafas kasar.

"Dari siapa?"

"Anca."

"Oh, gue tau nih mau kencan pasti," ucap Sam ngawur yang langsung diberi tatapan tajam dari Firez.

Ya, adeknya sering kali mengirim pesan hanya untuk meminta saldo gopay. Firez sekarang hanya bisa memaklumi karena ini belum begitu parah. Pernah waktu itu, Anca menghubunginya saat jam pelajaran matematika hanya untuk memintanya mengisi saldo gopay. Bu Dian yang saat itu mengajar pun langsung memberi hukuman membersihkan toilet sepulang sekolah.

"Nih orang kapan tobat, njir!" Firez menggeleng pasrah, lalu menjawab pesannya.

Suara derap langkah kaki yang memasuki kelas, membuat keduanya refleks menoleh dan mendapati seorang perempuan tengah jalan ke arah mereka. Dengan senyuman yang mengembang di setiap sudut bibirnya, ia duduk di depan Firez.

"Hai," sapanya. Firez membuang muka acuh.

"Disapa tuh bang," sahut  Sam yang langsung membuat Firez mendelik tajam.

Firez menghela nafas kasar. "Lo kan tau Rev kalo gue udah punya pacar."

"Ya terus? Emangnya kalo lo udah punya pacar, gue ga boleh deket sama Sam?"

"Eh?"

Mendengar ucapan Reva, sontak membuat Firez menatap bingung.

"Wahahaha, Kepedean banget lo Rez! Reva kesini itu buat kerkom bareng gue, aduh hahaha," Sam tidak henti-hentinya tertawa, bahkan sampai cipratan yang keluar dari mulutnya mendarat ke meja.

"Ih Sam jorok banget sih," gerutu Reva.

"Aduh, lo sering nyuruh gue buat evaluasi diri tapi lo sendiri belum evaluasi soal kepedean lo."




HEY HOOO READERS WATTPAD! Salam netral dari Evji (Singkatan dari evaluasi jiwa), kenapa salamnya netral? Karena kalo hangat atau dingin rasanya udah biasa.

Gimana prolognya? Masih biasa² aja ya? Hoho gpp kan baru pertama kali buat cerita.

Kalo kamu suka, jangan lupa komen dan kasih bintang.

Aku tunggu :)

-Satu kata yang mampu menyebarkan ribuan rasa kosong yang singgah disebut, rindu-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EVALUASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang