Prolog

17 1 0
                                    

Jogja sore itu kelihatan mendung. Tidak seperti biasanya yang selalu panas dan memanggang perut bumi. Kali ini Jogja terlihat suram. Awan berarak gelisah, menyelimuti sebagian gedung pancakar langit. Membuat payung hitam di atas Kota Jogja.

Aku berdiri di sudut kamar dan membuka gorden kamar gue, seakan menatap jauh sudut kota Jogja Indonesia. Merasakan angin yang menghembus badan yang semakin cepat dan melihat awan hitam yang semakin gelap. Mendung, dan sebentar lagi pasti akan turun hujan. Aku sangat menginginkan hari ini cerah, dan penuh bintang di angkasa. Seperti keinginan ku pada seorang lelaki yang menyentuh hati ku. Aku ingin sekali memetik bintang itu di angkasa. Menaburkannya pada dinding dinding hati yang suram, agar terlihat bersinar terang seperti bintang. Aku kembali memperhatikan langit yang tidak bersahabat. Kemudian aku menghembuskan nafas pelan yang semakin berat, "Huhhh....hujan lagi hujan lagi...".

Aku berjalan menuju kasurku yang terihat enak dibaringkan, dan mengambil handphone ku yang menunggu pesan darinya.Mulai lah aku berbaring di kasurku dan membuka chat line di handphone ku. Melihat kontak lelaki itu dan menunggu pesan dari lelaki itu. Aku seolah olah mengeluh, "Kapan sihh..dia chat?". Setelah itu aku memulai melamun cukup lama sih...sampai membuat kelopak mataku tertutup.

"RHENAAAA!!!"tiba tiba saja suara mengagetkanku

Langsung ku cepat cepat membuka kan pintu kamar ku.

"Apaan sii maa.."sahutku dengan suara berat plus lambat karena menahan rasa mengantuk.

"Kamu sudah makan..?"kata mamaku sambal mengelus rambutku.

"Udah kok maa..."

"Ya sudah kalau gitu, kamu tidur aja gih. Mama mau pergi dulu..."

"Iya iya, hati hati ya maa dijalan. Bye..."kataku sambil menutup pintu kamar ku begitu saja. Tak lama kemudian mamaku menuruni anak tangga di samping kamar ku.

To Grab Your HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang