CHAP 2

4 1 1
                                    


Aisyah ....

Nama Perempuan berjilbab ungu cantik manis cak ulat bulu yang kini berada tepat dihadapannya.
Ian sama sekali tak bisa mengalihkan pandangannya dari mahakarya tuhan yang indah ini,kulit kuning langsat, matanya yang lebar,hidungnya yang mancung,senyumnya yang manis ditambah dengan kedua lesung pipi pelengkap sempurna wajahnya yang cantik.
Walaupun aisyah tak mengenakan make up pun baginya aisyah terlihat seperti seorang bidadari.
Kini ia hanya merasa bahwa mungkin dia benar benar jatuh cinta.

Karna terlalu terlarut dengan kecantikan aisyah,ian tak sadar bahwa kini 5 pasang mata kini sedang mengamatinya dengan heran.
Pak prambudi yang melihat tingkah aneh ian pun akhirnya menepuk bahu anaknya agar bisa kembali dari genjutsu tersebut.
karna tindakan pak rambudi tadi spontan ian mengangkat bahu,mengedipkan matanya dan menoleh kearah ayahnya.

" kenapa kamu liatin aisyah terus ? " tanya pak prambudi penasaran 

"Emmm....ngga kok...." jawab ian sembari mengalihkan pandangannya dari sang ayah

" kamu suka sama aisyah ? "

Pertanyaan tak terduga yang kini ayahnya lontarkan kepadanya membuat ian terkejud dan berhasil membuat mukanya memerah karna malu.

" e e enggak kok!! Siapa juga yang suka sama perempuan tepos begitu! "  jawab ian sembari menatap wajah sang ayah dengan sedikit terbata dan muka memerah.

Semua yang berada dalam ruangan pun tertegun mendengar ucapan tak sopan yang keluar dari mulut rian.

Pak prambudi dan ibu ayudia pun segera meminta maaf atas perkataan tak sopan anaknya itu kepada kedua orang tua aisyah.

" astagfirullah ian!! "

" ya allah maaf ya rim anakku memang seperti itu ceplas ceplos seperti tak diajarkan sopan santun "

" ian cepat minta maaf sama aisyah!! " bentak sang ayah.

Bentakan sang ayah sama sekali tak memberikan demage pada rian.Rian tetap terdiam dan sama sekali tak merasa bersalah.

" IAN!! " bentak sang ayah kembali dengan 1 tingkat oktaf lebih tinggi

" sudahlah bud aisyah juga ngga marah " ucap pak karim

" tapi rim dia itu ngga sopan...."

Tanpa menjawab lagi ucapan pak prambudi pak karim pun segera memegang bahu kanan sahabatnya itu tanda agar jangan memperpanjang lagi masalah ini.

" kalian pasti cape banget kan,ini kunci rumah mu yu, tenang aja aku sudah bersihin rumah mu."

" ya allah makasih ulfa maaf ya aku ngrepoti kamu terus, pasti kamu cape tiap hari bersihin rumah aku "

" ngga kok yu udah seharusnya aku ngelakuin ini kan kita sahabat "

" makasih banyak ulfa, kalo gitu aku pulang dulu ya "

.
.
.
.        Akhirnya Keluarga pak prambudi pergi menuju rumah        mereka
.
.
.

Rian yang telah lama bergelut dengan rasa capeknya akhirnya pun menyerah dan langsung merebahkan diri keatas kasur.

Bukkk....

" akhhh... "

Bukan kasur empuk yang ian dapatkan setelah perjalanan berjam jam tapi hanya kasur kapuk keras yang ian dapatkan.
Tubuhnya sakit karna tadi ia langsung menjatuhkan badanya ke kasur keras menyebalkan ini.

Persetan dengan kasur ini lah ian sudah sangat lelah dengan terpaksa ian tetap tidur diatas kasur itu.

.
.
.
.
.
.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 The sweetest giftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang