7. Scary 🌪️

3 2 0
                                    

"Lomba melawan sahabat? Siapa takut?
Walaupun jika nanti kalah palingan hanya jadi musuh untuk sementara."

"Nih Ann, hasil dari pendaftaran kemarin buat tujuh belasan nanti" Ujar Windy

"Apa itu?" Tanyaku

"Tema cerita yang harus kita buat..
Lo mau yang mana?, Pilih."

"Terserah lo deh Win. Apa aja.."

"Ngga ih. Lo harus pilih" Tegas Windy

"Yaudah yaudah, nih gw yang ini ya." Aku menunjuk amplop di tangan kanan Windy

"Oke.. lo dapet tema apa?"

"Kemerdekaan berawal dari Kebersamaan. Ya Tuhan formal benggets ni judul" ucapku

"Hahaha serius?. Gw dapet perpecahan berawal dari ketidakpercayaan. Astaga sama aja!"
Ujar Windy

"Lah punya kita kayak bertolak belakang gitu?"

"Iya juga. Bodo amat lah kantin yuk!?" Ajak Windy

"Yuk."

Ini aneh!

   Tepat 20 hari sebelum 17 Agustus, kami bertiga yaitu aku, Windy juga Winata kumpul bersama untuk membuat skenario untuk lomba. Meskipun Winata tidak ikut lomba tersebut, tetapi ia turut membatu kami. Karena sebenarnya ia lebih memilih lomba permainan yang memainkan bola dibandingkan seni.

"Mau bahas yang mana dulu nih? Lo Win apa lo Ann?.." Tanya Winata

"Bebas" Ujar Windy

"Nah yaudah berarti lo dulu ya An"

"Lo udah baca-baca kan buat inspirasi lo, semalam?" Tanya Windy

"Udah" Jawabku

"Yaudah, lo mau ngangkat cerita yang mana?" Tanya Windy

"Yang gak terlalu lebay dan meaningful pokoknya!. Kayak yang ini.." Ujarku sembari memberi blog dari internet sebagai inspirasi untuk ceritaku untuk dilombakan

   Setelah lama menghabiskan waktu di cafée menyelesaikan skenario penulisan. Aku tak langsung pulang. Aku mampir ke rumah sakit untuk melihat ayah. Mami juga sedang On The Way ke rumah sakit.

   Ayah sudah dimasa pemulihan, sudah sadar sejak beberapa hari lalu. Tapi masih belum bisa bekerja. Butik-butik mami-pun sedang sepi pelanggan.

   Pekerjaanku setiap hari hanya bersabar, menangis dan mengunggu. Pekerjaan yang tak sehat untuk fisik, mental, pikiran, jiwa maupun raga dan psikis.

   Sampai sekarang sahabat-sahabatku pun masih belum tahu. Tapi aku memang tak ingin sahabatku tahu tentang itu sedikitpun. Aku tak tahu apa reaksi mereka saat mereka tahu akan hal itu, apakah positif atau negatif. Yang ku takutkan adalah hal negatif. Mentalku sedang lemah. Aku takut aku menjadi wanita muda yang mengidap gangguan jiwa. Yang ada mami dan ayah akan lebih sedih, lebih marah, saudara-saudaraku akan mengecapku wanita gila, wanita dengan mental illness.

Takut!. Hanya itu.

  ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dear Reader.. Jangan lupa tekan votenya ya!..
thank U (^^)

IG : @rayny_ie

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang