"Maaf, aku terlambat," kata gadis itu disela-sela kegiatannya mengambil napas. Dia baru saja berlari dari halte yang jaraknya 30 meter. Senyumnya mengembang kala melihat laki-laki di hadapannya mengangguk kecil.
"Belum pesan? Biar aku yang pesan, seperti biasa kan?"
"Gak usah," cegah laki-laki itu sebelum sang gadis memanggil pelayan.
"Huh? Kenapa?"
"Aku cuma mau ngomong, bukan mau makan."
"Tapi ini sudah jam makan siang, Yoongi, sekalian saja ya."
"Aku bilang gak usah."
"O-oke."
Gadis itu memilih menuruti permintaan Yoongi. Dia tidak ingin merusak pertemuan pertama setelah 1 bulan lamanya tak saling jumpa. Terlalu sibuk dengan urusan kuliah, dan Yoongi sedang sibuk menjalani skripsi.
Yoongi menatap gadis di hadapannya lama, kemudian helaan napas berat keluar dari mulutnya.
"Ayo akhiri ini."
"Hah? Akhiri apa?" tanya gadis itu tak paham. Ia baru sampai dan tak melakukan apapun, lalu apa yang harus diakhiri?
"Hubungan kita."
Gadis itu mengerjapkan mata indahnya. Menatap Yoongi dengan pandangan bertanya.
"Kamu gak salah dengar. Aku ingin hubungan kita berakhir."
"T-tapi... kenapa?"
Seharusnya Yoongi bilang rindu karena satu bulan tidak bertemu, bukannya malah mengajak putus. Gadis itu benar-benar bingung, mereka tak ada masalah belakangan ini. Kenapa tiba-tiba kekasihnya itu meminta hubungan mereka berakhir?
"Aku sudah berpikir. Kita tidak bisa terus-terusan seperti ini, Jung. Aku lelah memberitahumu untuk menjauh dari teman laki-lakimu. Ya, saat ini memang gak ada apa-apa, tapi kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Magnet tak akan bisa bersatu jika dua kutub nya sama. Seperti kamu dan aku."
Gadis itu menunduk, kedua tangannya meremas ujung baju. Pada akhirnya ini mengacu pada masalah yang sama, yaitu kecemburuan Yoongi pada teman-teman pria gadis itu.
"Selama ini, hanya pertengkaran yang ada di antara kita. Aku dengan keegoisanku dan kamu dengan sifat keras kepalamu. Aku rasa kita tidak bisa berjalan bersama-sama, jadi mari akhiri saja."
Gadis itu mendongak, menatap Yoongi lamat. Kemudian seulas senyum terbit di bibirnya, senyum yang tentu saja dipaksakan.
"Baiklah, kalau memang itu mau kamu. Aku gak punya pilihan lain 'kan?" katanya lirih."Semoga kamu bisa menemukan yang lebih baik dari aku, Eunjung."
Yoongi berdiri, dia menatap gadis itu sejenak sebelum akhirnya melangkahkan kaki meninggalkan kafe. Beberapa detik setelah Yoongi melewatinya, Eunjung kembali menunduk. Bahunya bergetar, air mata yang sejak tadi ia tahan pun mengalir begitu saja.
Tadinya Eunjung tidak setuju dan punya keinginan menolak pernyataan putus Yoongi, tapi hatinya berucap jika tak ada gunanya menahan seseorang yang tak lagi punya keinginan bersama, akhirnya akan sama saja yaitu perpisahan. Maka dari itu, dengan berat hati Eunjung mengiyakan saja.
"Eunjung...." panggil seseorang disusul dengan sentuhan lembut di bahu gadis itu. Eunjung menoleh dan mendapati wajah Jimin yang menatap khawatir padanya.
"Ada apa? Kenapa menangis?"
Eunjung tak menjawab, sebagai ganti dia langsung memeluk Jimin dan menangis sesenggukan. Tak peduli dengan orang-orang yang mulai memperhatikan, Eunjung hanya ingin menumpahkan semua sakit hatinya lewat air mata.
Jimin tak bertanya lagi meski rasa ingin tahu mendesak hati kecilnya untuk mengetahui alasan dari tangis sahabatnya ini. Dia cukup tahu situasi dan hanya membiarkan gadis itu menangis tanpa gangguan.
Setengah jam berlalu, Eunjung sudah tak lagi menangis. Namun, gadis itu masih enggan bercerita. Matanya hanya memandang keluar jendela sejak tadi.
"Ayo pulang saja," saran Jimin. Dia mendorong kursinya lalu berdiri. Gadis itu pun mengikuti. Dia berjalan di belakang Jimin tanpa banyak bicara.
"Jung, aku gak bisa membantu kalau kamu hanya diam seperti itu."
Gemas akan kediaman Eunjung, akhirnya Jimin mengutarakan apa yang ia pikirkan.
"Gak ada yang perlu dibantu, Jim. Semuanya sudah selesai."
"Selesai bagaimana?"
"Aku dan Yoongi sudah putus."
Jimin tersedak ludahnya.
"Kenapa?"
"Masih tentang masalah yang sama."
💜💜💜
Setelah menempuh waktu setengah jam, Eunjung dan Jimin sampai di rumah Eunjung. Mereka disambut oleh Ahra, Seokjin, dan Jungkook yang sedang menonton film bersama.
"Kok kamu baru dateng sih, Jim? Makanannya mana? Eh, sama Eunjung? Sini, Jung, ikut nonton bareng."
Eunjung tak menanggapi ucapan Seokjin. Dia melirik mereka sekilas kemudian berlalu menuju kamarnya.
"Ada apa, Jim?" tanya Seokjin penasaran. Tak biasanya Eunjung mengabaikan.
"Sedang dalam kondisi yang tidak baik," jawab Jimin sambil menghampiri mereka bertiga. Dia meletakkan bungkusan dari kafe di atas meja lalu menghempaskan tubuhnya di sebelah Jungkook.
"Terjadi sesuatu?"
"Kak Yoongi mutusin Eunjung."
Ahra dan Jungkook yang sedang minum tersedak. Keduanya beradu pandang lalu menoleh serempak ke arah Jimin.
"SERIUS?" tanya keduanya kompak, tapi sedetik kemudian mereka berdua saling melempar tatapan tajam."Memangnya wajahku tampak sedang bercanda ya? Kalian juga lihat sendiri bagaimana Eunjung barusan."
"Kenapa lagi?" tanya Seokjin seraya mengambil kentang goreng dari atas meja.
"Masalahnya masih sama."
"Memangnya gak bisa diselesaikan ya?"
"Sulit kalau urusannya sama Kak Yoongi," sahut Jungkook. Dia tahu betul bagaimana sifat pacar kakaknya itu karena cukup lama mengenal Yoongi. Seokjin dan Jimin mengangguk menyetujui.
Ahra mendengus. Dia juga sedikit paham karena Eunjung sering cerita tentang Yoongi padanya. Hanya saja dia tak mengerti kenapa Yoongi memilih mengakhiri hubungannya dengan Eunjung.
Sementara itu di kamarnya, Eunjung menatap potret dirinya dengan Yoongi yang terbingkai di atas nakas. Air matanya kembali mengalir. Dia tidak menyangka jika hubungannya dengan Yoongi akan berakhir secepat ini.
Hampir satu tahun bersama, tapi selalu meributkan masalah yang sama. Yoongi tidak pernah mau mendengarkan penjelasannya. Dia hanya terus meminta Eunjung menjauh dari semua teman laki-lakinya. Yoongi bilang tidak suka melihat Eunjung terlalu akrab dengan mereka. Yoongi juga bilang kalau dia tidak suka melihat Eunjung tersenyum pada mereka.
"Aku harus bagaimana, Yoon?" tanyanya sambil memeluk foto Yoongi.
To Be Continued
29 Januari 2020
© BMSnail
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (New Version)
FanfictionIni cerita dengan segala kerumitan. Tentang bagaimana tangis tercipta dari orang yang disayang. Dan tawa bahagia bersama dia yang dicinta.